KOMPAS.com - Nyeri sendi sering kali muncul sebagai efek kelelahan atau setelah persendian melakukan pekerjaan yang lebih berat dari biasanya.
Nyeri sendi menyebabkan orang tidak nyaman dalam beraktivitas sehingga banyak orang menggunakan berbagai obat dan salep yang tersedia untuk meredakan nyeri sendi.
Namun, nyeri sendi dapat terjadi bukan hanya karena efek kelelahan atau sekadar melakukan pekerjaan berat.
Nyeri pada persendian dapat terjadi akibat infeksi bakteri pada pembuluh darah yang mengakibatkan penyakit, yang disebut reactive arthritis.
Baca juga: 4 Jenis Makanan untuk Mengatasi Nyeri Sendi (Arthritis)
Reactive arthritis adalah bentuk kronis radang sendi yang menunjukkan tiga kondisi berikut:
Bentuk peradangan sendi Ini disebut reactive arthritis karena sistem kekebalan tubuh akan bereaksi secara tidak wajar ketika terinfeksi bakteri tertentu.
Reaksi tidak wajar inilah yang menyebabkan peradangan spontan pada persendian dan bagian tubuh lain yang terinfeksi.
Reactive arthritis umumnya menyerang persendian pada lutut, kaki, tumit, pinggang dan pergelangan kaki.
Reactive arthritis menyebabkan persendian yang terinfeksi mengalami pembengkakan, terasa nyeri, kemerahan, dan terasa hangat saat disentuh.
Penyakit ini paling sering menyerang laki-laki yang aktif secara seksual antara usia 20 hingga 40 tetapi tidak menutup kemungkinan menyerang siapa pun.
Reactive arthritis dianggap sebagai penyakit rematik sistemik, yakni dapat memengaruhi organ lain selain sendi.
Reactive arthritis dapat menyebabkan peradangan pada jaringan, seperti mata, mulut, kulit, ginjal, jantung, dan paru-paru.
Baca juga: Rheumatoid arthritis: Gejala, Penyebab, Komplikasi, dan Cara Mengatasi
Penyakit ini dikenali dari berbagai gejala pada berbagai organ tubuh yang mungkin muncul secara bersamaan atau secara terpisah.
Pada beberapa kasus, reactive arthritis dapat pulih dengan sendirinya dalam beberapa bulan tanpa menyebabkan masalah jangka panjang.
Penyakit ini tidak menular tetapi bakteri yang menyebabkan penyakit ini dapat menyebar dari satu orang ke orang lainnya.
Reactive arthritis adalah penyakit yang cukup langka, dengan perbandingan kejadian hanya sekitar belasan kasus per 100.000 orang.
Dikutip dari Web MD, penyebab reactive arthritis masih belum diketahui tetapi muncul sebagai reaksi terhadap infeksi di tubuh manusia.
Namun, terdapat beberapa bakteri yang umumnya menyebabkan infeksi dan memicu reactive arthritis dalam tubuh, di antaranya:
Selain dipicu oleh bakteri penyakit ini juga dapat disebabkan faktor genetik (keturunan). Orang dengan gen HLA-B27 lebih berisiko terkena penyakit ini.
Melansir MSD Manuals, gejala reactive arthritis pada persendian adalah sebagai berikut:
Baca juga: 9 Cara Mengatasi Peradangan pada Kasus Radang Sendi (Arthritis)
Reactive arthritis yang terjadi pada sistem genital dapat terjadi sekitar tujuh sampai 14 hari setelah infeksi (kontak seksual), yang ditandai dengan gejala berikut:
Reactive arthritis yang terjadi pada mata ditandai dengan:
Baca juga: 7 Bumbu Dapur yang Bisa Jadi Obat Rematik Alami
Reactive arthritis yang berkembang di mulut dan lidah dapat ditandai dengan munculnya sariawan.
Reactive arthritis yang terjadi pada kulit ditandai dengan adanya ruam khas berupa bintik-bintik keras dan menebal pada kulit, terutama pada telapak tangan dan kaki, serta di sekitar kuku.
Peradangan akibat reactive arthritis yang terjadi pada usus besar dapat ditandai dengan diare atau munculnya nanah atau darah pada feses.
Meski jarang terjadi, reactive arthritis yang memengaruhi aorta dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur (aritmia), bahkan gagal jantung.
Dilansir dari Medicine Net, tidak ada tes laboratorium tunggal yang digunakan untuk mendiagnosis reactive arthritis.
Hal ini dikarenakan gejala yang dirasakan penderita reactive arthritis tidak muncul secara bersamaan.
Maka dari itu dokter akan melakukan beberapa tes untuk mendiagnosis penyakit ini, diantaranya:
Baca juga: Septic Arthritis
Berikut beberapa pengobatan medis untuk penderita reactive arthritis di antaranya:
Selain secara medis, pengobatan mandiri juga dapat dilakukan untuk meredakan gejala reactive arthritis, seperti:
Baca juga: 5 Makanan yang Pantang bagi Penderita Nyeri Sendi
Reactive arthritis dapat dicegah dengan beberapa cara berikut ini:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.