Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/09/2021, 10:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bakteri merupakan mikroorganisme bersel tunggal yang hidup di berbagai kondisi lingkungan.

Terdapat beragam jenis bakteri dengan berbagai bentuk dan ukuran yang berbeda. Bakteri dapat ditemukan di tanah, air, bahkan di dalam tubuh manusia.

Salah satu bakteri yang ada di dalam tubuh manusia hidup di saluran pencernaan, khususnya usus, untuk membantu mencerna makanan.

Namun, terkadang bakteri dapat masuk ke dalam tubuh manusia dan menyebabkan infeksi.

Infeksi bakteri merupakan gangguan kesehatan akibat bakteri, serta dapat menyerang seluruh organ tubuh.

Baca juga: Awas, Kamar Mandi Bisa Jadi Sarang Bakteri Jika Jarang Dibersihkan

Infeksi bakteri juga dapat menyebabkan berkurangnya atau berubahnya fungsi organ atau bagian tubuh yang terinfeksi.

Penyebab

Merangkum Verywell Health dan Healthline, infeksi bakteri terjadi ketika bakteri masuk ke dalam tubuh, berkembang biak, dan menimbulkan reaksi di dalam tubuh.

Bakteri dapat masuk ke dalam tubuh melalui beberapa cara, di antaranya:

  1. Menghirup droplet seseorang yang terinfeksi
  2. Mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri
  3. Melakukan kontak dekat, seperti sentuhan dan ciuman dengan orang yang terinfeksi
  4. Melakukan kontak seksual dengan orang yang terinfeksi bakteri menular seksual
  5. Penularan dari ibu ke anak selama kehamilan atau saat persalinan
  6. Menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi bakteri
  7. Melalui gigitan hewan, seperti kutu yang menyebabkan penyakit Lyme

Berikut beberapa penyakit akibat infeksi bakteri disertai dengan penyebabnya:

  • Radang tenggorokan, disebabkan infeksi bakteri Streptococcus grup A
  • Infeksi saluran kemih, disebabkan bakteri Escherichia coli yang biasanya hidup di dalam usus besar
  • Keracunan makanan akibat bakteri, sering disebabkan oleh E. coli, Salmonella, atau Shigella
  • Selulitis, disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus (MRSA) dan Streptococcus
  • Vaginosis bakterialis, disebabkan pertumbuhan bakteri alami (flora normal) yang berlebihan pada vagina
  • Gonore, infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae
  • Klamidia, infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis
  • Sifilis, disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yang umumnya ditularkan melalui hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi
  • Tuberkulosis, disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menginfeksi paru-paru
  • Batuk rejan, disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis di saluran pernapasan
  • Pneumonia, disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae atau Mycoplasma pneumoniae
  • Meningitis, disebabkan oleh beberapa jenis bakteri, di antaranya:
    - Streptococcus tipe B
    - Neisseria meningitidis
    - Listeria monocytogenes
  • Penyakit Lyme, disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi
  • Kolera, disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae dan Vibrio eltor
  • Tetanus, disebabkan oleh bakteri tetanus atau Clostridium tetani
  • Antrax, disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis
  • Demam reumatik, disebabkan oleh bakteri Streptococcus tipe A
  • Tipes atau demam tifoid, disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi
  • Demam Q, disebabkan oleh bakteri Coxiella burnetii

Baca juga: 10 Bakteri yang Bisa Kontaminasi Kulit Telur dan Cara Mengatasinya

Faktor Risiko

Terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terinfeksi bakteri, yaitu:

  1. Mengonsumsi obat kortikosteroid
  2. Mengidap HIV/AIDS
  3. Mengidap kanker yang mengganggu imunitas tubuh
  4. Menggunakan alat medis yang ditanam atau dipasang di tubuh
  5. Kekurangan nutrisi
  6. Berusia lanjut

Gejala

Melansir Medical News Today, gejala infeksi bakteri cukup bervariasi karena tergantung pada bagian tubuh mana yang terinfeksi.

Namun, terdapat beberapa gejala umum infeksi bakteri, di antaranya:

  • Demam
  • Menggigil dan berkeringat
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Muncul nyeri baru atau nyeri yang sudah ada terasa memburuk
  • Malaise, yaitu perasaan lelah, tidak nyaman, dan kurang enak badan tanpa diketahui penyebabnya
  • Sakit kepala
  • Kulit memerah, bengkak, atau terasa nyeri
  • Gejala gastrointestinal, seperti:
    - mual
    - muntah
    - diare
    - perut atau anus terasa sakit

Baca juga: Mengenal Infeksi Listeria akibat Kontaminasi Bakteri di Jamur Enoki

Diagnosis

Terdapat beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis infeksi bakteri, di antaranya:

  1. Pemeriksaan fisik dan melihat riwayat kesehatan
  2. Tes pewarnaan gram, menggunakan sampel dahak, nanah, atau cairan pada bagian tubuh yang terinfeksi untuk mengidentifikasi bakteri
  3. Tes kultur darah, untuk mendeteksi adanya mikroorganisme di dalam darah
  4. Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA), untuk mendeteksi bakteri penyebab penyakit tuberkulosis (TB)
  5. Tes urine, untuk mendiagnosis infeksi saluran kemih
  6. Tes feses, untuk mengetahui mikroorganisme penyebab infeksi
  7. Tes serologi, untuk mencari antibodi dalam darah, antibodi merupakan respons imun terhadap infeksi

Perawatan

Mengutip Medical News Today, sebagian besar infeksi bakteri menggunakan antibiotik untuk mengobatinya.

Antibiotik tersedia dalam berbagai bentuk, seperti pil, krim, atau salep. Dokter memberikan antibiotik yang sesuai dengan gejala, riwayat kesehatan, dan hasi tes pasien.

Berikut beberapa jenis antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri:

Baca juga: Cara Terbaik Cuci Buah dan Sayur untuk Hilangkan Bakteri

  1. Penisilin, untuk mengobati:
    - anthrax
    - sifilis
    - infeksi Streptococcus beta-hemolitik grup A
    - infeksi Staphylococcus
  2. Sefalosporin, untuk mengobati:
    - pneumonia
    - meningitis
    - infeksi kulit
    - infeksi ginjal
    - infeksi tulang
    - infeksi tenggorokan
    - infeksi menular seksual, seperti gonore
  3. Aminoglikosida, untuk mengatasi bakteri aerob gram negatif
  4. Tetrasiklin, dapat mengobati:
    - anthrax
    - sifilis
    - gonore
    - infeksi saluran kemih
    - infeksi kulit
    - infeksi saluran pencernaan
  5. Makrolid, dapat mengobati:
    - infeksi telinga
    - radang panggul
    - pneumonia
  6. Quinolone, untuk membunuh berbagai jenis bakteri, baik bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif

Dokter mungkin akan memberikan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), untuk meredakan rasa sakit, menurunkan demam, dan pembengkakan akibat infeksi bakteri.

Baca juga: Memahami Cara Kerja Antibiotik dalam Membasmi Infeksi Bakteri

Terdapat kondisi dimana bakteri tidak dapat dilemahkan atau dihilangkan dengan antibiotik atau disebut bakteri resisten terhadap antibiotik.

Hal ini memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui jenis antibiotik lain yang lebih sesuai. Namun, kondisi ini bukanlah hal yang mudah.

Penggunaan antibiotik sebaiknya dikonsumsi sesuai anjuran dokter untuk mencegah mengalami infeksi kembali dan menurunkan risiko terjadinya resisten antibiotik.

Pencegahan

Dikutip dari Healthline, terdapat beberapa tips untuk membantu mencegah infeksi virus, di antaranya:

  1. Menerapkan gaya hidup sehat, seperti:
    a. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah atau saat ingin melakukan sesuatu
    b. Hindari menyentuh wajah, mulut, atau hidung jika belum cuci tangan
    c. Tidak berbagi peralatan pribadi, seperti peralatan makanan, gelas, handuk, baju, dan sikat gigi
    d. Memasak makanan hingga matang sempurna
    e. Konsumsi makanan bernutrisi
  2. Lakukan vaksinasi untuk mencegah terinfeksi bakteri
  3. Tidak keluar rumah ketika sedang sakit
    Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan infeksi kepada orang lain
  4. Melakukan hubungan seksual yang aman, seperti:
    a. Menggunakan kondom untuk mencegah penyakit menular seksual (PMS)
    b. Membatasi jumlah pasangan seksual
    c. Tidak berganti-ganti pasangan seksual
    d. Tidak melakukan seks bebas
  5. Menggunakan masker ketika berada di tempat umum atau menemui orang yang sedang sakit

Baca juga: Penting untuk Kesehatan, Bagaimana Cara Menjaga Bakteri Baik di Tubuh?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau