KOMPAS.com - Anoreksia nervosa merupakan gangguan makan yang berpotensi mengancam jiwa.
Penderita anoreksia memiliki ciri-ciri sengaja membuat diri kelaparan dan mengalami penurunan berat badan yang berlebihan.
Gangguan ini didiagnosis saat seseorang memiliki berat badan setidaknya 15 persen kurang dari berat badan idealnya.
Baca juga: 10 Gejala Anoreksia Nervosa, Gangguan Makan Serius yang Perlu Diwaspadai
Melansir Webmd, istilah anoreksia memiliki arti harafiah “hilangnya nafsu makan”.
Namun, definisi ini kurang tepat karena penderita anoreksia tetap merasa lapar, tetapi menolak untuk makan.
Penderita anoreksia memiliki ketakutan menjadi gemuk dan melihat diri sendiri kelebihan berat badan bahkan saat mereka sangat kurus.
Mereka mengatasi ketakutan itu dengan membatasi asupan makan secara ketat dan berolahraga secara berlebihan untuk menurunkan berat badan.
Selain itu, mereka juga mungkin sengaja muntah setelah makan untuk mengontrol asupan kalori atau menyalahgunakan obat pencahar, alat bantu diet, atau enema.
Tidak peduli berapa berat badan yang hilang, penderita anoreksia akan terus takut akan kenaikan berat badan.
Anoreksia dapat dialami oleh pria atau wanita dari segala usia. Namun, paling sering terjadi pada wanita muda dan dimulai saat pertengahan remaja,
Melansir nationaleatingdisorders.org, berikut beberapa gejala yang patut diwaspadai dari penderita anoreksia.
Secara emosi dan tingkah laku
Baca juga: 3 Penyebab Anoreksia Nervosa, Gangguan Makan Serius yang Perlu Diwaspadai
Secara fisik
Baca juga: 3 Cara Mengatasi Anoreksia Nervosa, Gangguan Makan Serius yang Perlu Diwaspadai
Tidak diketahui penyebab pasti dari anoreksia. Namun, dianggap sebagai kombinasi dari faktor biologis, psikologis, dan lingkungan.
Biologis
Meskipun belum jelas gen mana yang terlibat, terdapat kemungkinan adanya perubahan genetik yang membuat beberapa orang lebih rentan mengalami anoreksia.
Beberapa orang memiliki kecenderungan genetik terhadap perfeksionisme, kepekaan, dan ketekunan (sifat yang dialami penderita anoreksia).
Melansir medicalnewstoday, seseorang juga dapat memiliki risiko lebih tinggi mengalami anoreksia jika:
Psikologis
Beberapa penderita anoreksia memiliki ciri kepribadian obsesif-kompulsif yang membuatnya lebih gampang untuk mengikuti diet ketat dan tidak makan meskipun lapar.
Mereka mungkin memiliki dorongan ekstrim untuk perfeksionisme. Hal ini menyebabkan mereka tidak pernah cukup kurus.
Selain itu, penderita anoreksia juga tingkat kecemasan yang tinggi dan membatasi makanan.
Baca juga: Gangguan Makan: Penyebab dan Jenisnya
Lingkungan
Budaya barat modern menekankan wanita untuk menjadi kurus/langsing. Sukses dan dihargai seringkali disamaartikan dengan menjadi kurus.
Tekanan dari teman-teman sebaya juga dapat memicu keinginan memiliki tubuh yang kurus, terutama di kalangan gadis muda.
Diagnosis dini dan pengobatan akan memungkinkan hasil akhir yang lebih baik.
Selain mengecek tekanan darah dan detak jantung, dokter akan bertanya soal kebiasaan makan, berat badan, kesehatan mental dan fisik secara keseluruhan.
Dalam pemeriksaan, dokter akan mencari tanda-tanda yang menandakan:
Dokter juga mungkin melakukan beberapa tes untuk menyingkirkan dugaan kondisi medis mendasar lain dengan gejala serupa, seperti malabsorpsi, kanker, dan masalah hormonal.
Selain itu, dokter juga mungkin akan memeriksa kepadatan tulang dan mencari adanya kelainan jantung.
Terdapat berbagai komplikasi yang dapat timbul pada penderita anoreksia, bahkan kematian.
Kematian dapat terjadi secara tiba-tiba akibat irama jantung yang tidak normal (aritmia) atau kadar elektrolit yang tidak seimbang (mineral seperti natrium, kalium, dan kalsium yang menjaga keseimbangan cairan pada tubuh).
Baca juga: Gangguan Makan: Penyebab, Jenis dan Cara Mengatasinya
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita anoreksia, meliputi:
Penderita anoreksia juga rawan mengalami kurang gizi yang dapat menyebabkan rusaknya organ tubuh, termasuk otak, jantung, dan ginjal.
Kerusakan ini mungkin tidak sepenuhnya bersifat reversibel (sembuh seperti semula), bahkan saat anoreksia sudah terkendali.
Selain komplikasi fisik, penderita anoreksia juga umumnyamemiliki gangguan kesehatan mental, seperti:
Anoreksia dapat disembuhkan. Namun, diperlukan waktu untuk pemulihan dan dapat bervariasi bagi para penderitanya.
Baca juga: Gejala Bulimia, Gangguan Makan Karena Takut Gemuk
Dibutuhkan banyak dukungan bagi penderita anoreksia untuk sepenuhnya sembuh, apalagi jika memiliki gangguan kondisi mental seperti depresi atau kecemasan.
Kendala paling besar dalam menangani penderita anoreksia adalah penderitanya tidak percaya bahwa mereka sedang sakit.
Mereka menyangkal bahwa apa yang dilakukannya tidak sehat dan hal ini dapat menjadi hambatan dalam perawatan.
Beberapa terapi yang biasa digunakan untuk mengobati anoreksia pada orang dewasa (di atas 18 tahun), meliputi:
Jika berusia di bawah 18 tahun, terapi yang mungkin direkomendasikan adalah terapi keluarga, CBT, atau psikoterapi yang berfokus pada remaja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.