KOMPAS.com - Kaki merupakan bagian tubuh manusia yang berfungsi sebagai alat gerak, yaitu untuk berjalan, berlari, serta menopang tubuh agar tetap berdiri saat beraktivitas.
Setiap manusia memiliki bentuk kaki yang berbeda karena bentuk kaki dipengaruhi oleh faktor genetik. Hal ini kadang kala menyebabkan gangguan pada bentuk kaki.
Salah satunya, terdapat kelainan tulang kaki yang menyebabkan ibu jari kaki condong ke arah jari kaki kedua.
Seiring berjalannya waktu, kondisi ini akan mengubah struktur tulang yang normal dan membentuk tonjolan, yang disebut bunion.
Baca juga: Bunion (Benjolan Pada Kaki): Penyebab, Cara Mencegah, dan Mengatasi
Pada tahap awal, benjolan bunion tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, jika dibiarkan maka bunion akan menyebabkan jari-jari kaki berdesakan sehingga timbul rasa sakit.
Bunion dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada wanita terutama yang menggunakan sepatu ketat dan sempit sehingga bunion dapat berkembang.
Bunion yang semakin parah dapat menyebabkan penderita sulit menggunakan alas kaki dan berjalan karena benjolan menjadi lebih besar dan terasa menyakitkan.
Mengutip dari Mayo Clinic, gejala bunion di antaranya:
Ibu jari kaki terdiri dari dua sendi, sendi terbesar dari keduanya adalah sendi metatarsophalangeal (MTP).
Sendi metatarsophalangeal terletak di antara tulang metatarsal (tulang panjang pertama kaki) dengan tulang phalanx (tulang pertama jari kaki).
Baca juga: Gangguan Kaki Pada Penderita Diabetes dan Cara Mencegahnya
Melansir OrthoInfo, bunion terjadi ketika tulang yang membentuk sendi MTP bergerak keluar dari keselarasan.
Kondisi ini menyebabkan sendi MTP menjadi lebih besar dan menonjol dari bagian dalam kaki depan sehingga ibu jari kaki tampak masuk mengarah ke jari kaki kedua.
Bunion awalnya berukuran kecil, tetapi seiring waktu akan semakin parah jika penderita terus menggunakan alas kaki yang ketat dan sempit.
Dikarenakan sendi MTP melentur ketika kaki melangkah maka semakin besar bunion akan semakin menyakitkan dan sulit berjalan.
Dikutip dari Cleveland Clinic, berikut beberapa kondisi yang meningkatkan risiko mengalami bunion:
Dirangkum dari Mayo Clinic dan OrthoInfo, sendi MTP yang membesar dapat menyebabkan bursitis, yaitu peradangan pada bursa.
Bursa merupakan kantung berisi cairan pelumas yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antara tulang, tendon, dan otot saat melakukan gerakan.
Baca juga: 5 Penyebab Telapak Kaki Sakit Saat Bangun Tidur pada Pagi Hari
Peradangan ini menyebabkan nyeri kronis dan radang sendi jika tulang rawan yang menutupi sendi mengalami kerusakan akibat gesekan sendi.
Selain itu, bunion juga dapat menyebabkan hammertoe, yaitu lengkungan abnormal pada sendi tengah jari kaki yang disertai nyeri, dan metatarsalgia.
Metatarsalgia merupakan peradangan atau pembengkakan disertai rasa sakit pada bagian metatarsal (telapak kaki).
Melansir Healthline, bunion biasanya dapat didiagnosis dengan pemeriksaan fisik, yaitu melihat langsung benjolan pada ibu jari kaki.
Dokter juga akan menggerakkan ibu jari kaki ke depan dan ke belakang untuk mengetahui rentang gerak jari yang terkena bunion.
Dokter mungkin akan melakukan rontgen jika bunion dicurigai terjadi karena cedera atau kelainan bentuk jari.
Rontgen dapat memeriksa keselarasan jari-jari kaki dan mencari kerusakan pada sendi MTP, serta membantu dokter menentukan tingkat keparahan bunion.
Jika diperlukan, dokter akan melakukan tes darah untuk memastikan apakah benjolan disebabkan oleh arthritis atau radang sendi.
Dikutip dari Mayo Clinic, bunion dapat ditangani secara bedah dan nonbedah. Berikut penanganan nonbedah untuk mengobati bunion:
Baca juga: Hammer Toe
Jika penanganan nonbedah tidak membantu mengatasi bunion maka terdapat beberapa prosedur bedah yang dapat dilakukan untuk mengobati bunion, di antaranya:
Penderita bisa saja kembali berjalan dengan kakinya setelah melakukan operasi.
Namun, pemulihan penuh pascaoperasi dapat berlangsung selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.
Untuk mencegah bunion kembali kambuh, penderita disarankan untuk menggunakan alas kaki dengan ukuran dan bentuk yang tepat.
Hindari penggunaan alas kaki yang sempit dan runcing, atau tinggi setelah melakukan prosedur operasi.
Baca juga: 4 Cara Menjaga Kesehatan dan Kekuatan Tulang
Menggunakan alas kaki yang tepat dapat membantu mengurangi risiko terjadi bunion. Gunakan alas kaki dengan ukuran yang tidak terlalu sempit dan sol lembut.
Hindari penggunaan alas kaki yang runcing pada bagian ujungnya, serta alas kaki dengan hak tinggi untuk menghindari tekanan berlebihan pada bagian depan kaki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.