Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/10/2021, 11:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Alergi telur merupakan reaksi sistem kekebalan yang tidak normal sehingga menganggap telur sebagai zat yang mengancam tubuh.

Telur menjadi salah satu makanan penyebab alergi yang umum bagi anak-anak termasuk orang dewasa dan dapat menyebabkan berbagai gejala dari ringan hingga kronis.

Baca juga: 5 Gejala Alergi Telur yang Perlu Diwaspadai

Penyebab

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, alergi telur disebabkan oleh reaksi abnormal atau berlebihan dari sistem kekebalan tubuh.

Mengutip Healthline, Anda dapat bereaksi terhadap protein yang ditemukan dalam putih telur atau kuning telur.

Sistem kekebalan tubuh secara keliru mengidentifikasi protein telur sebagai suatu zat yang berbahaya. Sehingga tubuh akan melepaskan histamin dan bahan kimia lain yang menyebabkan tanda dan gejala alergi.

Faktor risiko

Selain itu, juga terdapat faktor-faktor tertentu yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami alergi telur, yaitu:

  • Memiliki dermatitis atopik atau sejenis reaksi pada kulit
  • Riwayat keluarga atau genetika
  • Usia muda atau anak-anak

Gejala

Menurut Healthline, gejala alergi telur akan mirip dengan jenis alergi lainnya, seperti:

  • Reaksi kulit seperti eksim, gatal-gatal, atau bengkak
  • Sakit perut, mual, diare, atau muntah
  • Kesulitan bernapas
  • Hidung tersumbat
  • Detak jantung cepat

Baca juga: Alergi Makanan

Perlu diketahui bahwa alergi telur juga dapat menyebabkan syok anafilaksis yang merupakan kondisi emergensi.

Oleh karena itu, segera temui dokter jika Anda mengalami gejala di atas untuk pemeriksaan dan perawatan yang lebih lanjut.

Diagnosis

Melansir Mayo Clinic, untuk mendiagnosis alergi telur, dokter Anda akan menggunakan beberapa pendekatan seperti:

  • Pemeriksaan fisik dan riwayat medis
  • Tes kulit, mendeteksi alergi telur dengan menyuntikan sejumlah kecil protein dalam telur
  • Tes darah, mengukur respon sistem kekebalan tubuh terhadap telur dengan mengukur jumlah antibodi imunoglobulin dalam darah
  • Tantangan makanan, Anda akan diminta mengonsumsi sejumlah kecil telur untuk mendeteksi reaksi alergi
  • Diet, dokter mungkin akan meminta Anda untuk menghilangkan telur atau jenis makanan lain untuk memantau gejala

Perawatan

Berdasarkan Mayo Clinic, berikut jenis perawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi alergi telur, antara lain:

  • Obat antihistamin,mengurangi gejala alergi telur yang ringan
  • Penggunaan auto injector epinephrine, sebagai pertolongan pertama dalam perjalanan ke ruang gawat darurat

Baca juga: Alergi

Pencegahan

Satu-satunya cara untuk mencegah gejala alergi telur adalah dengan menghindari telur atau produk olahan telur lainnya.

Oleh karena itu, konsultasikan dengan dokter untuk membantu Anda mengetahui jenis produk yang harus dihindari.

Selain itu, dilansir dari Mayo Clinic, berikut beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menghindari reaksi alergi telur dan mencegahnya menjadi lebih buruk, yaitu:

  • Baca label makanan dengan cermat
  • Berhati-hati saat makan di luar dengan memberi tahu pelayan atau juru masak kondisi alergi Anda
  • Kenakan gelang atau kalung alergi sebagai penjaga jika Anda mengalami reaksi alergi yang parah
  • Membawa auto injector epinephrine
  • Hindari mengonsumsi telur jika Anda sedang menyusui untuk menghindari reaksi pada anak
  • Lakukan pemeriksaan dan tes alergi secara rutin
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Terkini Lainnya
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Dokter Bagikan Cara Menghindari Kerusakan Pendengaran Permanen Karena Pakai Headset
Health
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Kenali HFRS, Tipe Virus Hanta yang Ada di Indonesia
Health
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Masa Libur Sekolah, Penyaluran MBG Fokus pada Siswa Hadir dan Kelompok Rentan
Health
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
356 Ribu Kasus HIV Ditemukan, Kemenkes Fokus Capai Target Penanganan hingga 2030
Health
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Kylian Mbappe Keluar Rumah Sakit Setelah Alami Gastroenteritis Akut
Health
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Terapi Pengapuran Lutut Bukan Sekadar Obat, Tapi Gaya Hidup dan Fisioterapi
Health
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Dokter Ortopedi: Pengapuran Lutut Tak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Diperlambat
Health
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Health
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Health
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Health
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Health
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Health
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Health
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Health
Pengapuran Lutut Tidak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Dikendalikan Sebelum Memburuk
Pengapuran Lutut Tidak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Dikendalikan Sebelum Memburuk
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau