Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/10/2021, 20:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Parafimosis adalah kondisi yang hanya menyerang pria yang tidak disunat.

Konsisi ini terjadi ketika kulup tidak bisa lagi ditarik ke depan melewati ujung penis.

Hal ini menyebabkan kulup menjadi bengkak dan macet, yang dapat memperlambat atau menghentikan aliran darah ke ujung penis.

Baca juga: Ini Usia Terbaik untuk Anak Laki-laki Sunat

Parafimosis dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak diobati.

Penyebab

Melansir Healthline, parafimosis paling sering terjadi ketika tenaga medis lupa untuk menarik kulup kembali ke posisi normalnya setelah pemeriksaan atau prosedur medis.

Penyebab lain parafimosis meliputi:

  • Mengalami infeksi
  • Mengalami trauma fisik pada area genital
  • Menarik kulup ke belakang terlalu kuat
  • Memiliki kulup yang lebih kencang dari biasanya
  • Memiliki kulup yang ditarik ke belakang untuk waktu yang lama.

Gejala

Parafimosis ditandai dengan gejala berikut:

  • Ketidakmampuan untuk menarik kulup ke atas kepala penis
  • Pembengkakan ujung penis
  • Ketidaknyamanan dan rasa sakit.

Gejala lain yang bisa terjadi adalah:

  • Kemerahan dan nyeri
  • Ketidakmampuan untuk buang air kecil
  • Jaringan biru tua atau hitam di ujung penis

Baca juga: 5 Manfaat Sunat untuk Kesehatan Laki-laki

Diagnosis

Hubungi dokter segera jika menemukan gejala-gejala paramifosis.

Keterlambatan penanganan bisa mengakibatkan komplikasi lebih serius.

Dokter dapat mendiagnosis parafimosis hanya dengan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penis.

Dokter juga akan menanyakan gejala dan masalah lain yang dialami dengan penis atau kulup.

Perawatan

Perawatan akan bervariasi tergantung pada usia dan tingkat keparahan kondisi.

Secara umum, langkah pertama dalam mengobati paraphimosis adalah mengurangi pembengkakan, seperti:

  • Mengoleskan es ke area tersebut
  • Bungkus perban dengan erat di sekitar penis
  • Menggunakan jarum untuk mengalirkan nanah atau darah
  • Menyuntikkan hyaluronidase, yang merupakan enzim yang membantu mengurangi pembengkakan.

Pada kasus yang lebih parah, sayatan kecil di kulup diperlukan untuk menghilangkan pembatasan dan membuat pembengkakan mereda.

Prosedur ini membutuhkan anestesi lokal.

Dalam beberapa kasus, sunat pada akhirnya dapat diperlukan.

Baca juga: Mengenal Manfaat dan Risiko Sunat pada Bayi

Komplikasi

Parafimosis dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan cepat.

Kondisi ini dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah di penis, yang membuat jaringan kekurangan oksigen.

Ketika hal tersebut terjadi, parafimosis dapat mengakibatkan:

  • Infeksi parah
  • Kerusakan pada ujung penis
  • Gangren atau  kematian jaringan penis.

Pencegahan

Sunat dapat mencegah parafimosis.

Jika tidak disunat, parafimosis dapat dicegah dengan:

  • Mempraktikkan kebersihan yang baik dan membersihkan ujung penis secara teratur
  • Selalu menempatkan kulup kembali ke ujung penis setelah ditarik kembali untuk dibersihkan, setelah berhubungan seksual, atau buang air kecil
  • Memastikan penyedia layanan kesehatan telah menarik kulup kembali ke posisi normalnya setelah pemeriksaan atau prosedur
  • Jangan biarkan kulup di belakang ujung penis untuk waktu yang lama.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com