Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/10/2021, 21:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Klamidia adalah penyakit menular seksual yang umum. Kondisi ini disebabkan oleh bakteri yang disebut Chlamydia trachomatis.

Klamidia dapat menginfeksi pria dan wanita.

Wanita bisa terkena klamidia di leher rahim, rektum, atau tenggorokan.

Sementara pria bisa terkena klamidia di uretra (di dalam penis), rektum, atau tenggorokan.

Baca juga: Klamidia: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, dan Cara Mencegah

Penyebab

Siapa pun bisa terkena klamidia selama seks oral, vagina, atau anal dengan seseorang yang memiliki infeksi.

Seorang ibu juga dapat menularkan klamidia kepada bayinya saat melahirkan.

Jika pernah menderita klamidia dan pernah dirawat, seseorang bisa terinfeksi kembali jika melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan seseorang yang mengidapnya.

Klamidia lebih sering terjadi pada orang muda, terutama wanita.

Risiko tertinggi yakni ketika berhubungan seksual tidak menggunakan kondom secara konsisten atau memiliki banyak pasangan seksual.

Gejala

Infeksi klamidia tahap awal seringkali tidak memunculkan gejala.

Bahkan ketika tanda dan gejala muncul, seringkali ringan, sehingga terkadang diabaikan.

Tanda dan gejala infeksi klamidia dapat meliputi:

  • Buang air kecil yang menyakitkan
  • Keputihan pada wanita
  • Keluarnya cairan dari penis pada pria
  • Hubungan seksual yang menyakitkan pada wanita
  • Pendarahan antara periode dan setelah berhubungan seks pada wanita
  • Nyeri testis pada pria.

Baca juga: Gejala Infeksi Menular Seksual pada Pria dan Wanita

Klamidia juga dapat menginfeksi rektum.

Gejala lain klamidia adalah infeksi mata (konjungtivitis) melalui kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi.

Diagnosis

Terdapat tes laboratorium untuk mendiagnosis klamidia. Sampel urine biasanya diperlukan untuk pengujian.

Untuk wanita, dokter terkadang meminta pasien menggunakan kapas untuk mengambil sampel dari vagina guna menguji klamidia.

Temui dokter segera jika terdapat cairan yang keluar dari vagina, penis atau rektum. Hal yang sama juga berlaku jika Anda merasa sakit saat buang air kecil.

Jika pasangan seksual didiagnosis klamidia, penting untuk segera periksakan diri ke dokter.

Dokter biasanya akan meresepkan antibiotik bahkan jika tidak memiliki gejala.

Perawatan

Antibiotik akan menyembuhkan infeksi.

Pasien biasanya mendapatkan dosis antibiotik satu kali setiap hari selama tujuh hari.

Meski begitu, perlu diketahui, antibiotik tidak dapat memperbaiki kerusakan permanen yang disebabkan oleh penyakit.

Baca juga: Apakah Infeksi Menular Seksual Bisa Disembuhkan?

Untuk mencegah penyebaran penyakit ke pasangan, pasien tidak boleh berhubungan seks sampai infeksi sembuh.

Lazim jika terjadi infeksi berulang, jadi seseorang yang terkena harus diuji lagi sekitar tiga bulan setelah perawatan.

Komplikasi

Klamidia berisiko menyebabkan komplikasi berikut:

  • Penyakit radang panggul (PID)
  • Infeksi di dekat testis (epididimitis)
  • Infeksi kelenjar prostat
  • Infeksi pada bayi baru lahir
  • Kehamilan ektopik
  • Infertilitas
  • Artritis reaktif.

Pencegahan

Cara paling pasti untuk mencegah infeksi klamidia adalah dengan seks yang aman, seperti:

  • Gunakan kondom
  • Batasi jumlah pasangan seks 
  • Lakukan pemeriksaan rutin
  • Hindari douching.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau