Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/11/2021, 19:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gigantisme adalah pertumbuhan abnormal karena kelebihan hormon pertumbuhan selama masa kanak-kanak.

Perubahan ini paling menonjol dalam hal tinggi badan, tetapi ketebalan badan juga terpengaruh.

Hal itu terjadi ketika kelenjar pituitari anak memproduksi terlalu banyak hormon pertumbuhan, yang dikenal sebagai somatotropin.

Baca juga: Dwarfisme

Diagnosis dini menjadi penting, perawatan yang tepat dapat menghentikan atau memperlambat perubahan abnormal.

Penyebab

Gigantisme sangat jarang terjadi. Penyebab paling umum dari pelepasan hormon pertumbuhan yang berlebih adalah tumor jinak nonkanker dari kelenjar pituitari.

Melansir Medicine Net, penyebab lainnya antara lain:

  • Penyakit genetik Carney complex
  • Penyakit genetik sindrom McCune-Albright
  • Penyakit genetik neoplasia endokrin multipel tipe 1 atau tipe 4
  • Penyakit genetik yang membentuk tumor hipofisis
  • Penyakit neurofibromatosis.

Gejala

Menurut Barrow Neorogical Institute, gejala dari gigantisme yang bisa terjadi adalah:

  • Perawakan yang sangat tinggi
  • Pertumbuhan abnormal pada wajah, tangan dan kaki
  • Fitur wajah menebal
  • Siklus haid tidak teratur
  • Keringat berlebihan dengan sedikit aktivitas
  • Pubertas tertunda
  • Penglihatan ganda
  • Ketulian
  • Sakit kepala.

Baca juga: Mengenal Dwarfisme, Kondisi yang Ganggu Pertumbuhan Manusia

Diagnosis

Hubungi dokter segera jika anak memiliki tanda-tanda pertumbuhan yang berlebihan.

Penyedia layanan kesehatan akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan gejala anak.

Tes laboratorium yang dapat digunakan untuk membantu diagnosis meliputi:

  • Kortisol
  • Estradiol (perempuan)
  • Tes penekanan GH
  • Prolaktin
  • Faktor pertumbuhan seperti insulin-I
  • Testosteron (anak laki-laki)
  • Hormon tiroid.

Tes pencitraan, seperti CT atau MRI scan kepala, juga dapat dilakukan untuk memeriksa tumor hipofisis.

Perawatan

Untuk tumor hipofisis, pembedahan atau operasi dapat menyembuhkan banyak kasus.

Ketika operasi tidak dapat mengangkat tumor sepenuhnya, obat-obatan digunakan untuk memblokir atau mengurangi pelepasan GH atau mencegah GH mencapai jaringan target.

Obat-obatan tersebut adalah:

  • Octreotide atau lanreotide 
  • Bromokriptin dan cabergoline
  • Pegvisomant.

Baca juga: 3 Asam Amino Esensial yang Paling Berperan untuk Pertumbuhan Otot

Selain itu, pengobatan dengan terapi radiasi juga terkadang digunakan untuk mengurangi ukuran tumor setelah operasi.

Komplikasi

Pembedahan dan pengobatan radiasi dapat menyebabkan rendahnya kadar hormon hipofisis lainnya.

Hal ini dapat menyebabkan salah satu kondisi berikut:

  • Insufisiensi adrenal
  • Diabetes insipidus
  • Hipogonadisme 
  • Hipotiroidisme.

Pencegahan

Gigantisme tidak dapat dicegah. Perawatan dini dapat mencegah penyakit menjadi lebih buruk dan membantu menghindari komplikasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Terkini Lainnya
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Health
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Health
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Health
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Health
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Health
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Health
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Health
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Health
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Health
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Health
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Health
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Health
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Health
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Health
Terapi Uap dari Rokok Obat Bisa Picu Gangguan Pernapasan, Ini Kata Dokter Paru
Terapi Uap dari Rokok Obat Bisa Picu Gangguan Pernapasan, Ini Kata Dokter Paru
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau