Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/11/2021, 13:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Syringomyelia adalah kelainan langka yang menyebabkan cairan serebrospinal seperti kista terbentuk di sumsum tulang belakang.

Kista yang disebut syrinx ini akan menjadi lebih besar dan lebih lama dari waktu ke waktu hingga menghancurkan bagian dari sumsum tulang belakang.

Syringomyelia memiliki beberapa kemungkinan penyebab, meskipun sebagian besar kasus terkait dengan kondisi jaringan otak yang menonjol ke kanal tulang belakang.

Baca juga: Stenosis Spinal (Tulang Belakang)

Penyebab

Penumpukan cairan berupa kista di tulang belakang dapat disebabkan oleh:

  • Cacat lahir (terutama malformasi Chiari, kondisi ketika bagian otak menekan ke sumsum tulang belakang di dasar tengkorak)
  • Trauma medula spinalis
  • Tumor sumsum tulang belakang.

Kista biasanya dimulai di daerah leher yang kemudian berkembang secara perlahan, memberi tekanan pada sumsum tulang belakang dan menyebabkan kerusakan dari waktu ke waktu.

Gejala

Gejala syringomyelia biasanya berkembang perlahan seiring waktu.

Jika syringomyelia disebabkan oleh penonjolan jaringan otak ke dalam kanal tulang belakang (malformasi Chiari), gejala biasanyanya dimulai antara usia 25 sampai 40 tahun.

Dalam beberapa kasus, batuk atau mengejan dapat memicu gejala syringomyelia, meskipun keduanya tidak menyebabkan syringomyelia.

Tanda dan gejala syringomyelia yang mungkin memengaruhi punggung, bahu, lengan, atau kaki dapat meliputi:

  • Kelemahan dan pengecilan otot (atrofi)
  • Hilangnya refleks
  • Hilangnya kepekaan terhadap rasa sakit dan suhu
  • Sakit kepala
  • Kekakuan di punggung, bahu, lengan dan kaki
  • Sakit di leher, lengan dan punggung
  • Kelengkungan tulang belakang (skoliosis).

Baca juga: Rentan Alami Penuaan, Berikut 4 Cara Jaga Kesehatan Tulang Belakang

Diagnosis

Jika memiliki salah satu tanda atau gejala yang berhubungan dengan syringomyelia, segera temui dokter.

Juga jika pernah mengalami cedera tulang belakang, perhatikan tanda dan gejala syringomyelia.

Penyedia layanan kesehatan akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan gejalanya dengan fokus pada sistem saraf.

Tes yang umum dilakukan antara lain:

  • MRI kepala dan tulang belakang
  • CT scan tulang belakang dengan myelogram (dapat dilakukan ketika MRI tidak memungkinkan)

Perawatan

Tidak ada pengobatan efektif yang diketahui untuk syringomyelia.

Tujuan pengobatan adalah untuk menghentikan kerusakan sumsum tulang belakang menjadi lebih buruk dan untuk meningkatkan fungsi.

Pembedahan dapat diperlukan untuk mengurangi tekanan di sumsum tulang belakang.

Terapi fisik dan okupasi juga bisa diperlukan untuk meningkatkan fungsi otot.

Pirau ventrikuloperitoneal atau pirau syringosubarachnoid juga bisa digunakan.

Prosedur ini menggunakan kateter (tabung tipis dan fleksibel) yang dimasukkan untuk mengalirkan penumpukan cairan.

Baca juga: 4 Cara Jaga Menjaga Kesehatan Tulang Belakang

Komplikasi

Jika tidak diobati, syringomyelia ini dapat menyebabkan:

  • Hilangnya fungsi sistem saraf
  • Cacat permanen.

Kemungkinan komplikasi operasi meliputi:

  • Infeksi
  • Komplikasi lain dari operasi secara umum.

Pencegahan

Tidak ada cara yang diketahui untuk mencegah kondisi ini, selain menghindari cedera pada sumsum tulang belakang.

Mendapatkan perawatan dengan segera dapat memperlambat gangguan menjadi lebih buruk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com