KOMPAS.com - Parasomnia adalah gangguan tidur yang melibatkan peristiwa atau pengalaman fisik yang mengganggu tidur seseorang.
Kondisi ini dapat terjadi sebelum, selama, atau saat akan bangun dari tidur.
Seseorang yang menderita parasomnia mungkin akan melakukan gerakan yang tidak normal, berbicara, mengekspresikan emosi, atau melakukan hal-hal yang tidak biasa (mengingau).
Baca juga: Gangguan Tidur
Orang lain mungkin mengira penderita sudah bangun, tapi sebenarnya penderita tidak sadar dan bahkan tidak ingat apa yang tidak dilakukan,
Parasomnia cukup umum terjadi, tapi dapat membuat penderitanya sulit untuk tidur nyenyak. Perilaku ini juga dapat mengganggu tidur orang lain yang tidur bersama.
Beberapa perilaku parasomnia juga bisa berbahaya karena penderitanya tidak menyadari lingkungan sekitar saat hal itu terjadi.
Efek samping dari parasomnia dapat berkaitan dengan kesehatan, seperti stres psikologis.
Parasomnia dikelompokkan berdasarkan di tahap tidur mana aktivitas terjadi. Terdapat dua tahap tidur utama:
Namun, terdapat parasomnia lain yang termasuk ke dalam kategori "lain".
Berikut beberapa jenis parasomnia, dilansir dari Cleveland Clinic.
Jenis parasomnia yang terjadi pada kategori ini adalah sebagai berikut.
Baca juga: Gangguan Tidur Berjalan
Ciri lain dari gangguan ini adalah detak jantung yang berdebar, mata terbuka dengan pupil melebar, pernapasan cepat dan berkeringat.
Baca juga: Sulit Tidur Nyenyak, Waspadai 5 Jenis Gangguan Tidur Ini
Mimpi buruk biasanya terjadi saat penderitanya sedang stres atau mengalami peristiwa traumatis, sakit/demam, kelelahan ekstrem atau setelah mengkonsumsi alkohol.
Kondisi ini dapat terjadi baik sebelum tertidur atau saat bangun dan berlangsung dalam hitungan detik hingga menit. RISP juga dapat menyebabkan kecemasan atau ketakutan.
Kelumpuhan tidur dapat berhenti jika seseorang berbicara atau menyentuh tubuh penderita.
Gangguan tidur ini lebih sering terjadi pada orang lanjut usia. Banyak orang dengan gangguan ini menderita penyakit neurodegeneratif, seperti Parkinson, demensia, tubuh Lewy, atrofi sistem ganda atau stroke.
Baca juga: Stres Kerja dan Gangguan Tidur Tingkatkan Risiko Kematian
Parasomnia lain termasuk di bawah ini.
Selain perilaku abnormal saat tidur, parasomnia juga dapat menimbulkan gejala lain, seperti:
Baca juga: Mengigau saat Tidur? Kenali Penyebab dan Efek Sampingnya
Terdapat beberapa hal yang dapat menimbulkan parasomnia. Gangguan ini juga terkait dengan beberapa pemicu, seperti:
Jika merasa mengalami masalah saat tidur atau dilaporkan oleh orang lain bahwa mengalami kejadian aneh saat tidur, cobalah untuk memeriksakan diri ke dokter.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik serta bertanya riwayat medis pribadi dan keluarga.
Beberapa tes lain yang mungkin dilakukan, yaitu:
Baca juga: 3 Manfaat Tidur Cukup di Malam Hari
Parasomnia dapat ditangani tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Dokter mungkin akan memberikan obat-obatan tertentu dan menyarankan terapi perilaku kognitif (CBT).
CBT adalah salah satu penanganan parasomnia yang umum dilakukan. Hal ini disebabkan keterkaitan parasomnia dengan masalah kesehatan mental, seperti stres dan kecemasan.
Metode lain yang dapat dilakukan bersama CBT, yaitu:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.