Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/12/2021, 17:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Batuk rejan adalah infeksi pernapasan kronis yang disebabkan oleh sejenis bakteri yang disebut Bordetella pertussis.

Infeksi tersebut menyebabkan batuk hebat dan tidak terkendali yang dapat membuat Anda kesulitan untuk bernapas.

Meskipun dapat menyerang pada segala usia, batuk rejan dapat mengancam keselamatan bagi bayi dan anak kecil.

Baca juga: Batuk Kronis: Gejala, Jenis, dan Cara Mengatasinya

Penyebab

Seperti yang sudah disebutkan, batuk rejan disebabkan oleh infeksi jenis bakteri Bordetella pertussis yang dapat tertular melalui bersin, tertawa, atau batuk.

Bakteri yang masuk ke saluran udara Anda akan menempel pada rambut-rambut kecil di lapisan paru-paru dan menyebabkan pembengkakan serta peradangan.

Kondisi tersebut yang menyebabkan batuk kering dengan durasi yang panjang seperti 3 sampai 6 minggu.

Gejala

Masa inkubasi atau waktu antara infeksi awal dan timbulnya gejala untuk batuk rejan adalah sekitar 5 hingga 10 hari. Namun, gejalanya mungkin tidak muncul selama 3 minggu.

Gejala awal batuk rejan akan menyerupai flu biasa seperti pilek, batuk, dan demam.

Setelah itu, dalam dua minggu Anda akan mengalami batuk kering terus-menerus yang dapat berkembang dan membuat kesulitan bernapas.

Selain itu, menurut Healthline, batuk rejan juga dapat disertai dengan gejala sebagai berikut:

  • Muntah
  • Kulit biru atau ungu di sekitar mulut
  • Dehidrasi
  • Demam ringan
  • Kesulitan bernapas.

Baca juga: Mengenal Jenis-Jenis Batuk dan Cara Mengatasinya

Diagnosis

Berdasarkan WebMD, diagnosis batuk rejan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • Kultur hidung atau tenggorokan untuk menguji bakteri yang menjadi penyebab batuk
  • Tes darah, mendeteksi kemungkinan infeksi
  • X-ray, mendeteksi peradangan atau cairan di paru-paru.

Perawatan

Menurut Healthline, terdapat beberapa pilihan perawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi batuk rejan, yaitu:

  • Observasi dan bantuan pernapasan kepada bayi dan anak dengan dirawat di rumah sakit
  • Pemberian cairan intravena (IV) untuk mengatasi dehidrasi
  • Resep antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri
  • Rekomendasi penggunaan pelembab udara untuk meringankan gejala batuk rejan.

Komplikasi

Batuk rejan memerlukan pemantauan ketat untuk menghindari komplikasi yang berpotensi berbahaya karena kekurangan oksigen.

Menurut Healthline, komplikasi batuk rejan dapat meliputi:

Komplikasi pada bayi

  • Kerusakan otak
  • Radang paru-paru
  • Kejang
  • Pendarahan di otak
  • Apnea, perlambatan atau berhenti bernapas
  • Kejang-kejang yang tak terkendali, atau gemetar dengan cepat
  • Kematian.

Baca juga: Batuk

Komplikasi pada anak dan orang dewasa

  • Kesulitan tidur
  • Inkontinensia urine atau kehilangan kontrol kandung kemih
  • Radang paru-paru
  • Patah tulang rusuk.

Pencegahan

Mengutip WebMD, pencegahan utama pada batuk rejan adalah dengan melakukan vaksinasi.

Bayi harus mendapatkan dosis setiap bulan selama 6 bulan pertama, yang lain antara 15 dan 18 bulan, lalu untuk terakhir kalinya antara usia 4 dan 6 tahun.

Anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa membutuhkan vaksin dan booster setiap 10 tahun karena vaksin dapat melemah seiring waktu.

Usia terbaik bagi anak-anak untuk mendapatkan vaksin adalah antara 11 dan 12 tahun. Sedangkan orang dewasa dapat mendapatkannya kapan saja.

Wanita hamil harus mendapatkan booster untuk membantu melindungi bayi di dalam kandungan hingga lahir.

Kunci penting lainnya untuk mencegah batuk rejan adalah dengan melindungi orang-orang di sekitar Anda, seperti:

  • Pastikan menutup mulut atau batuk ke siku untuk mencegah penyebaran bakteri
  • Sering mencuci tangan
  • Pertimbangkan untuk mengenakan masker saat berada di dekat orang lain.

Baca juga: 8 Obat Batuk Alami yang Terbukti Ampuh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com