Adenomiosis adalah salah satu gangguan pada organ reproduksi wanita. Kenali fakta seputar kondisi ini lewat beberapa artikel berikut.
KOMPAS.com - Adenomiosis merupakan kondisi ketika jaringan yang biasanya melapisi rahim (jaringan endometrium) tumbuh ke dalam dinding otot rahim.
Jaringan yang dipindahkan terus bekerja secara normal selama setiap siklus menstruasi.
Rahim membesar serta menstruasi yang berat dan menyakitkan dapat terjadi.
Baca juga: Mengenal Pap Smear, Pemeriksaan Penting untuk Deteksi Kanker Rahim
Penyakit ini biasanya sembuh setelah menopause.
Para ahli tidak tahu pasti penyebab adenomiosis. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita yang telah memiliki anak.
Adenomiosis telah ditemukan pada remaja, tetapi biasanya terjadi pada wanita antara usia 35 dan 50 dengan faktor risiko berikut:
Adenomiosis biasanya tidak bergejala. Namun, beberapa pengidapnya bisa mengalami gejala berikut:
Hubungi dokter apabila mengalami pendarahan berat berkepanjangan atau kram parah selama menstruasi yang mengganggu aktivitas rutin.
Baca juga: Fibroid Rahim
Penyedia layanan kesehatan sering mendiagnosis adenomiosis berdasarkan gejala dan menggunakan salah satu tes di bawah ini:
Karena hormon estrogen wanita mendorong pertumbuhan jaringan endometrium, gejala adenomiosis sering hilang setelah menopause.
Sementara itu, perawatan berikut dapat meredakan rasa sakit, pendarahan hebat, dan gejala lainnya:
Pendarahan menstruasi yang berat dari adenomiosis meningkatkan risiko anemia.
Anemia terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah yang kaya zat besi.
Komplikasi ini bisa membuat pasien merasa sangat lelah atau kedinginan.
Baca juga: Endometriosis
Karena penyebabnya tidak diketahui, belum ditemukan cara pasti untuk mencegah adenomiosis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.