Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/01/2022, 19:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Limfoma hodgkin merupakan salah satu jenis kanker limfatik yang menjadi bagian dari sistem kekebalan Anda.

Jenis kanker ini termasuk kondisi umum yang dapat memengaruhi segala usia.

Baca juga: Perbedaan Kanker Limfoma Hodgkin dan Limfoma Non-hodgkin

Faktor risiko

Pada dasarnya, penyebab pasti limfoma hodgkin belum diketahui.

Akan tetapi terdapat keungkinan penyakit ini berkembang ketika terdapat perubahan pada DNA limfosit.

Berdasarkan Mayo Clinic, berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko limfoma hodgkin meliputi:

  • Berusia antara 20 dan 40 tahun atau di atas 50 tahun
  • Terinfeksi virus yang menyebabkan mononukleosis
  • Berjenis kelamin laki-laki
  • Genetika atau riwayat keluarga
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat kondisi medis atau penggunaan obat tertentu.

Gejala

Berdasarkan Mayo Clinic, gejala limfoma hodgkin termasuk:

  • Pembengkakan kelenjar getah bening tanpa rasa sakit di leher, ketiak, atau selangkangan
  • Kelelahan terus-menerus
  • Demam
  • Keringat malam
  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
  • Gatal parah
  • Peningkatan kepekaan terhadap efek alkohol atau nyeri pada kelenjar getah bening Anda setelah minum alkohol.

Baca juga: Kanker Limfoma: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Diagnosis

Berdasarkan Healthline, diagnosis limfoma hodgkin meliputi:

  • Pemeriksaan fisik termasuk pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, selangkangan, limpa, atau hati
  • Tes darah, mendeteksi kemungkinan penyebab kanker di dalam darah
  • Tes pencitraan, mencari tanda-tanda di area lain dari tubuh
  • Pengujian kelenjar getah bening untuk mendeteksi sel abnormal
  • Biopsi sumsum tulang untuk mencari sel limfoma hodgkin.

Stadium

Menurut Mayo Clinic, mengetahui stadium kanker akan membantu dokter menentukan pilihan perawatan Anda.

Tahapan limfoma hodgkin meliputi:

  • Stadium I, kanker terbatas pada satu daerah kelenjar getah bening atau satu organ
  • Tahap II, kanker berada di dua area kelenjar getah bening atau kanker telah menyerang satu organ dan kelenjar getah bening di dekatnya
  • Tahap III, kanker bergerak ke kelenjar getah bening baik di atas dan di bawah diafragma
  • Tahap IV, sel kanker tidak hanya mempengaruhi kelenjar getah bening tetapi juga bagian tubuh lainnya seperti hati, paru-paru atau tulang.

Perawatan

Perawatan limfoma hodgkin akan tergantung pada stadium atau tingkat keparahannya.

Dilansir dari Healthine, pilihan perawatan penyakit ini meliputi:

Baca juga: Mengenal Gejala dan Tahap Perkembangan Kanker Limfoma

  • Terapi radiasi, menggunakan sinar radiasi energi tinggi untuk menghancurkan sel-sel kanker di area tubuh tertentu
  • Kemoterapi, melibatkan penggunaan obat-obatan yang dapat membunuh sel kanker
  • Transplantasi sumsum tulang,memasukkan sel-sel punca yang sehat ke dalam tubuh untuk menggantikan sel-sel kanker di sumsum tulang
  • Terapi alternatif, membantu mengelola gejala limfoma.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Terkini Lainnya
Minum Air Putih Terlalu Banyak Bisa Berbahaya, Ini Rekomendasi Jumlah Aman Tiap Hari
Minum Air Putih Terlalu Banyak Bisa Berbahaya, Ini Rekomendasi Jumlah Aman Tiap Hari
Health
Pakar Gizi BGN: Menu MBG Wajib Sesuai AKG dan Keanekaragaman Pangan
Pakar Gizi BGN: Menu MBG Wajib Sesuai AKG dan Keanekaragaman Pangan
Health
5 Faktor Risiko Pengapuran Lutut: Bisa Terjadi Sebelum Tua jika Diabaikan
5 Faktor Risiko Pengapuran Lutut: Bisa Terjadi Sebelum Tua jika Diabaikan
Health
1 dari 3 Orang Dewasa di Indonesia Derita Hipertensi Tanpa Disadari
1 dari 3 Orang Dewasa di Indonesia Derita Hipertensi Tanpa Disadari
Health
Studi: Konsumsi Pornografi Berlebihan Bisa Ubah Fungsi Otak dan Ganggu Pikiran
Studi: Konsumsi Pornografi Berlebihan Bisa Ubah Fungsi Otak dan Ganggu Pikiran
Health
Anak 12 Tahun Peserta JKN Meninggal Setelah Ditolak RSUD, Ini Tanggapan BPJS…
Anak 12 Tahun Peserta JKN Meninggal Setelah Ditolak RSUD, Ini Tanggapan BPJS…
Health
Dokter: Cukup Tidur Bisa Jadi Cara untuk Mencegah Stroke
Dokter: Cukup Tidur Bisa Jadi Cara untuk Mencegah Stroke
Health
Sering Pakai Earbuds? Waspadai Risiko Iritasi, Infeksi, hingga Penumpukan Kotoran Telinga
Sering Pakai Earbuds? Waspadai Risiko Iritasi, Infeksi, hingga Penumpukan Kotoran Telinga
Health
6 Gejala Pengapuran Lutut yang Sering Diabaikan, Dampaknya Bisa Melumpuhkan
6 Gejala Pengapuran Lutut yang Sering Diabaikan, Dampaknya Bisa Melumpuhkan
Health
Ini Fakta Pentingnya Mengelola Stres dengan Baik
Ini Fakta Pentingnya Mengelola Stres dengan Baik
Health
5 Gejala Anemia pada Anak: IDAI Ingatkan Orang Tua untuk Cermat
5 Gejala Anemia pada Anak: IDAI Ingatkan Orang Tua untuk Cermat
Health
Studi: Paparan Nikel Picu Cacat Lahir dan Gangguan Otak pada Anak
Studi: Paparan Nikel Picu Cacat Lahir dan Gangguan Otak pada Anak
Health
6 Penyebab Anemia pada Anak: Kekurangan Zat Besi dan Pola Makan Buruk Jadi Faktor Utama
6 Penyebab Anemia pada Anak: Kekurangan Zat Besi dan Pola Makan Buruk Jadi Faktor Utama
Health
Cara Mencegah Cacar Api dengan Vaksinasi hingga Gaya Hidup
Cara Mencegah Cacar Api dengan Vaksinasi hingga Gaya Hidup
Health
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau