Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/02/2022, 17:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anemia hemolitik terjadi ketika penghancuran sel darah merah melebihi produksi sel dari sumsum tulang.

Sumsum tulang bertanggung jawab untuk memproduksi sel darah merah yang penting untuk membawa oksigen dari paru-paru ke jantung dan seluruh tubuh.

Baca juga: Mengenal 3 Jenis Anemia selama Kehamilan beserta Dampaknya

Tipe

Menurut Everyday Health, anemia hemolitik dapat dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu:

  • Hemolitik ekstrinsik, berkembang ketika limpa menjebak dan menghancurkan sel darah merah yang sehat atau terjadi reaksi autoimun
  • Hemolitik intrinsik, berkembang ketika sel darah merah yang diproduksi oleh tubuh tidak berfungsi dengan baik.

Penyebab

Pada dasarnya, beberapa penyakit dan obat dapat menyebabkan kondisi ini.

Berdasarkan Healthline, faktor penyebab anemia hemolitik meliputi:

Anemia hemolitik ekstrinsik

  • Pembesaran limpa
  • Hepatitis menular
  • Virus Epstein-Barr
  • Demam tifoid
  • Toksin E.coli
  • Leukemia
  • Limfoma
  • Tumor
  • Gangguan autoimun
  • Penggunaan obat tertentu seperti ibuprofen atau antibiotik
  • Transfusi sel darah merah dari golongan darah yang salah.

Baca juga: Anemia Defisiensi Besi

Anemia hemolitik intrinsik

Berkembang ketika sel darah merah yang diproduksi oleh tubuh Anda tidak berfungsi dengan baik.

Kondisi ini umumnya terjadi pada penderita anemia sel sabit atau talasemia, yang memiliki hemoglobin abnormal.

Selain itu tipe anemia ini juga dapat terjadi akibat:

  • Kelainan metabolisme yang diturunkan
  • Ketidakstabilan membran sel darah merah.

Gejala

Setiap orang dapat memiliki gejala yang berbeda tergantung dengan penyebab yang mendasarinya.

Namun, gejala yang dapat terjadi meliputi:

  • Kulit pucat
  • Kelelahan
  • Demam
  • Kebingungan
  • Pusing
  • Kelemahan atau ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas fisik
  • Urine gelap
  • Menguningnya kulit dan bagian putih mata
  • Peningkatan denyut jantung
  • Pembesaran limpa
  • Pembesaran hati.

Baca juga: Anemia Aplastik

Diagnosis 

Dilansir dari Healthline, diagnosis anemia hemolitik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • Diskusi mengenai gejala dan riwayat kesehatan
  • Pemeriksaan fisik
  • Bilirubin, mengukur tingkat hemoglobin sel darah merah yang telah dipecah dan diproses oleh hati
  • Hemoglobin, menunjukkan jumlah sel darah merah yang beredar dalam darah
  • Fungsi hati, mengukur kadar protein, enzim hati, dan bilirubin dalam darah
  • Hitung retikulosit, mengukur jumlah sel darah merah yang belum matang dan diproduksi tubuh
  • Pengambilan sampel darah untuk memeriksa bentuk dan ukurannya
  • Tes urine untuk mencari kerusakan pada sel darah merah.

Perawatan 

Pilihan perawatan akan berbeda tergantung pada penyebab, tingkat keparahan, usia, kesehatan, dan toleransi Anda terhadap obat tertentu.

Pilihan perawatan anemia hemolitik termasuk:

  • Transfusi sel darah merah untuk meningkatkan jumlah sel darah merah
  • IVIG, diberikan imunoglobulin intravena untuk menguatkan sistem kekebalan tubuh
  • Imunosupresan atau kortikosteroid untuk membantu mencegah sel darah merah dihancurkan
  • Pembedahan yang dilakukan pada kasus yang parah dengan mengangkat limpa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau