KOMPAS.com - Sklera yang sehat dan normal berwarna putih. Namun terkadang, sklera dapat mengalami perubahan warna.
Misalnya ketika sklera berubah menjadi kekuningan akibat peningkatan kadar bilirubin yang disebut dengan penyakit kuning atau jaundice.
Bilirubin merupakan zat berwarna kuning kecokelatan yang ditemukan di empedu.
Baca juga: 7 Penyebab Penyakit Kuning yang Bisa Terjadi
Senyawa ini terbentuk saat hati memecah sel darah merah dan dikeluarkan dari tubuh melalui feses.
Penyakit kuning atau jaundice bukanlah suatu penyakit, melainkan tanda atau gejala dari suatu penyakit yang mendasarinya.
Dilansir dari Medicine Net, gejala penyakit kuning biasanya akan terlihat ketika kadar bilirubin darah lebih dari 2,5 sampai 3 mg/dL (milligram per desiliter).
Penyakit ini merupakan kondisi yang kerap dialami oleh bayi yang baru lahir. Gejala penyakit kuning muncul ketika bayi berusia dua hingga tiga hari setelah dilahirkan.
Hal ini dikarenakan organ hati pada bayi baru lahir belum dapat berfungsi secara maksimal layaknya orang dewasa.
Namun, penyakit kuning pada bayi dapat menghilang dengan sendirinya setelah bayi berusia sekitar 14 hari.
Sementara itu, penyakit kuning pada orang dewasa dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis dan beberapa di antaranya bersifat serius hingga mengancam jiwa.
Dikutip dari Medicine Net, penyakit kuning akan menyebabkan penderitanya mengalami perubahan warna menjadi kuning pada kulit, selaput lendir, dan sklera.
Namun, gejala tersebut dapat bervariasi dan berbeda pada setiap penderita. Berikut beberapa gejalanya:
Baca juga: 18 Gejala Penyakit Kuning yang Perlu Dikenali
Merangkum Mayo Clinic dan Healthdirect, penyakit kuning disebabkan oleh penumpukan bilirubin dalam tubuh.
Kondisi ini terjadi akibat hati tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Penyakit kuning juga dapat terjadi ketika bilirubin tidak dapat mencapai saluran pencernaan sehingga tidak dapat dikeluarkan dari tubuh melalui feses.
Bayi yang baru lahir kerap mengalami penyakit ini karena organ hati yang belum sepenuhnya matang.
Baca juga: Kapan Penyakit Kuning pada Bayi Hilang?
Akibatnya, terjadi gangguan pada pembentukan dan pembuangan zat bilirubin.
Sementara penyakit kuning pada orang dewasa dapat disebabkan oleh berbagai masalah kesehatan, seperti:
Dikutip dari laman Mayo Clinic, berikut beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko penyakit kuning pada bayi yang baru lahir:
Baca juga: Penyakit Kuning pada Bayi: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati
Melansir situs Patient Info, diagnosis penyakit kuning bertujuan untuk mendeteksi penyebab yang mendasarinya.
Dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala dan riwayat kesehatan pasien secara keseluruhan.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari gejala yang berkaitan dengan penyakit kuning.
Guna memastikan diagnosis dan kondisi yang mendasari penyakit kuning, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:
Dapat mengukur kadar bilirubin yang telah diolah dan membantu menemukan penyebab penyakit kuning.
Dilakukan untuk mengetahui kondisi organ hati, saluran empedu, dan pankreas, serta mendeteksi adanya sumbatan pada saluran empedu.
Baca juga: Mengenal Penyebab Mata Kuning yang Tidak Boleh Disepelekan
Dokter akan mengambil sampel jaringan organ hati untuk diperiksa lebih lanjut menggunakan mikroskop.
Dirangkum dari Medicine Net dan Mayo Clinic, penanganan penyakit kuning akan disesuaikan dengan kondisi yang mendasarinya.
Berikut beberapa metode penanganan berdasarkan kondisi pasien:
Penyakit kuning dapat diatasi dengan perawatan suportif yang dapat dilakukan secara mandiri di rumah.
Contohnya pada kasus hepatitis virus ringan pasien dapat menjadi perawatan di rumah, tetapi dengan pemantauan ketat dari dokter.
Metode ini dapat dilakukan pada pasien yang menderita penyakit kuning akibat sirosis, hepatitis alkoholik, atau pankreatitis akut sekunder akibat penggunaan alkohol.
Penyakit kuning yang muncul akibat reaksi terhadap obat-obatan tertentu dapat diatasi dengan berhenti mengonsumsi obat-obatan tersebut.
Baca juga: 6 Penyebab Kuning pada Bayi Baru Lahir
Pada kasus overdosis asetaminofen, baik disengaja ataupun tidak, dokter akan memberikan antidotum yang disebut N-asetil sistein.
Dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan untuk mengatasi kondisi yang menyebabkan penyakit kuning.
Misalnya, dokter akan memberikan diuretik dan laktulosa jika penyakit kuning disebabkan oleh sirosis.
Pemberian antibiotik bertujuan untuk mengatasi infeksi yang menyebabkan penyakit kuning atau komplikasi dari kondisi tertentu yang memicu penyakit kuning, misalnya kolangitis.
Transfusi darah mungkin diperlukan bagi penderita anemia akibat hemolisis atau karena perdarahan.
Pasien dengan kanker yang mengarah ke penyakit kuning mungkin memerlukan konsultasi dengan spesialis onkologi
Metode perawatan cukup bervariasi, tergantung pada jenis kanker dan tahap penyebaran (stadium) kanker.
Penyakit kuning mungkin memerlukan tindakan operasi untuk mengatasinya. Misalnya, penyakit kuning yang disebabkan oleh batu empedu.
Baca juga: 5 Cara Menghilangkan Kuning Pada Bayi
Selain itu, seseorang yang mengalami penyakit kuning dengan gagal hati atau sirosis mungkin juga memerlukan prosedur operasi untuk melakukan transplantasi hati.
Penyakit kuning yang dialami bayi baru lahir, umumnya bersifat ringan dan akan hilang dengan sendirinya dalam dua hingga tiga minggu.
Namun pada kasus lebih parah, bayi mungkin memerlukan perawatan lebih lama di rumah sakit untuk mendapat beberapa penanganan berikut:
Menurut Medicine Net, penyakit kuning dapat menimbulkan komplikasi yang bervariasi sesuai dengan penyebab yang mendasarinya.
Berikut beberapa komplikasi yang dapat terjadi:
Baca juga: Demam Kuning
Dikutip dari situs Medicine Net, penyakit kuning dapat dicegah dengan mencegah penyebab penyakit kuning. Berikut beberapa tindakan yang dapat dilakukan:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.