Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/03/2022, 11:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kontraktur adalah kelainan akibat dari kekakuan atau penyempitan pada jaringan ikat tubuh.

Kontraktur sebagian besar terjadi di kulit, jaringan di bawahnya, otot, tendon, dan ligamen yang mengelilingi sendi.

Kelainan ini memengaruhi rentang gerak dan fungsi di bagian tubuh tertentu. Seringkali, kontraktur menyebabkan rasa sakit.

Baca juga: Mengenal Fibroma, Benjolan Jinak yang Tumbuh di Jaringan Ikat

Penyebab

Kontraktur dapat disebabkan oleh salah satu dari faktor berikut:

  • Gangguan otak dan sistem saraf, seperti cerebral palsy atau stroke
  • Kelainan bawaan, seperti distrofi otot
  • Kerusakan saraf
  • Kurang gerak
  • Cedera otot dan tulang yang parah
  • Bekas luka setelah cedera traumatis atau luka bakar.

Gejala

Kontraktur membuat rentang gerak pengidapnya terbatas, seperti sulit untuk:

  • Menggerakkan tangan
  • Meregangkan kaki
  • Meluruskan jari-jari
  • Memanjangkan bagian lain dari tubuh.

Kontraktur dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, seperti:

  • Otot
  • Sendi
  • Kulit.

Gejala utama kontraktur adalah berkurangnya kemampuan untuk menggerakkan suatu area tubuh.

Rasa sakit juga bisa timbul, tergantung pada lokasi dan penyebab masalahnya.

Baca juga: Jari Tangan Kaku

Diagnosis

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan.

Dokter akan memeriksa hal berikut:

  • Lokasi spesifik dari masalah
  • Intensitas gejala
  • Jangkauan gerakan
  • Lama pergerakan.

Dokter dapat melakukan pemeriksaan sinar-X atau tes lain untuk mendiagnosis kondisi untuk memastikan diagnosis.

Perawatan

Kontraktur dapat diobati di rumah.

Ikuti instruksi dokter untuk mengobati kontraktur di rumah. Perawatannya cukup sederhana, yakni dengan:

  • Melakukan latihan dan peregangan
  • Menggunakan kawat gigi dan belat

Dokter juga dapat meresepkan obat untuk mengurangi peradangan dan rasa sakit.

Untuk pasien yang mengidap cerebral palsy, toksin botulinum (Botox) terkadang disuntikkan ke otot untuk mengurangi ketegangan dan meminimalkan kejang.

Pembedahan mungkin diperlukan untuk memperpanjang otot atau memperbaiki ligamen, tendon, atau tulang yang rusak karena kecelakaan.

Baca juga: Otot Kaku

Hubungi dokter segera jika:

  • Kontraktur mulai mengganggu
  • Merasakam penurunan kemampuan untuk menggerakkan sendi.

Komplikasi

Menunda atau membiarkan kontraktur tanpa perawatan dapat mempersulit rentang gerak dan bahkan menyebabkan kelumpuhan.

Otot, persendian, dan kulit yang kaku dapat mengganggu aktivitas sehari-hari di rumah dan di tempat kerja.

Bagi pengidap cerebral palsy, distrofi otot, dan sklerosis ganda, perawatan medis yang berkelanjutan dianjurkan untuk memaksimalkan perawatan.

Pencegahan

Olahraga teratur dan gaya hidup aktif dapat membantu mencegah kekakuan otot dan sendi.

Tanyakan kepada penyedia layanan kesehatan, terapis okupasi, atau terapis fisik untuk program latihan terbaik yang bisa dilakukan.

Saat berolahraga, atau mengangkat benda berat, berhati-hatilah untuk mencegah cedera.

Jika terluka, segera temui penyedia layanan kesehatan. Ikuti rekomendasi perawatan mereka untuk membantu mencegah kontraktur.

Terapi fisik, terapi okupasi, dan perangkat yang secara pasif menggerakkan persendian juga dapat membantu mencegah area yang bermasalah menjadi kaku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Terkini Lainnya
Hari Bidan Nasional: Mengenal Perjuangan dan Peran Bidan dalam Menjaga Kesehatan Ibu dan Anak
Hari Bidan Nasional: Mengenal Perjuangan dan Peran Bidan dalam Menjaga Kesehatan Ibu dan Anak
Health
BGN Bikin Sistem Pengawasan Berlapis untuk Cegah Dana MBG Diselewengkan
BGN Bikin Sistem Pengawasan Berlapis untuk Cegah Dana MBG Diselewengkan
Health
Ini Tanggapan Dirut BPJS Kesehatan Soal 7,3 Juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan
Ini Tanggapan Dirut BPJS Kesehatan Soal 7,3 Juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan
Health
Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya 3M Plus
Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya 3M Plus
Health
Adam Suseno Alami Sobek Pembuluh Darah Vena, Ini Bahayanya…
Adam Suseno Alami Sobek Pembuluh Darah Vena, Ini Bahayanya…
Health
Rutin Jalan Kaki 100 Menit per Hari Bisa Turunkan Risiko Nyeri Punggung Kronis
Rutin Jalan Kaki 100 Menit per Hari Bisa Turunkan Risiko Nyeri Punggung Kronis
Health
Tanpa Riwayat Keluarga, Remaja Ini Kena Alzheimer di Usia 19 Tahun
Tanpa Riwayat Keluarga, Remaja Ini Kena Alzheimer di Usia 19 Tahun
Health
Demam Berdarah Tak Sama dengan Demam Biasa, Waspadai Perdarahan hingga Serangan ke Organ Vital
Demam Berdarah Tak Sama dengan Demam Biasa, Waspadai Perdarahan hingga Serangan ke Organ Vital
Health
Dari Hengki Kawilarang Meninggal, Ketahui Ini Hubungan Diabetes dan Penyakit Ginjal
Dari Hengki Kawilarang Meninggal, Ketahui Ini Hubungan Diabetes dan Penyakit Ginjal
Health
Waspadai Nyeri Lutut, Bisa Jadi Tanda Awal Pengapuran Sendi Lutut
Waspadai Nyeri Lutut, Bisa Jadi Tanda Awal Pengapuran Sendi Lutut
Health
Virus Hanta Menyebar Tanpa Disadari, Kenali Cara Penularannya Sebelum Terlambat
Virus Hanta Menyebar Tanpa Disadari, Kenali Cara Penularannya Sebelum Terlambat
Health
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ketahui Ini Penyebabnya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ketahui Ini Penyebabnya…
Health
Adam Suseno Robek Pembuluh Darah Besar di Kaki, Ini Bahaya Luka Terbuka dan Pendarahan Arteri
Adam Suseno Robek Pembuluh Darah Besar di Kaki, Ini Bahaya Luka Terbuka dan Pendarahan Arteri
Health
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Health
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau