Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit Jantung Koroner Tak Harus Berujung Kematian

Kompas.com - 18/10/2016, 17:00 WIB

Sebelum 12 jam, biasanya trombus atau bekuan dalam pembuluh darah belum mengeras sehingga lebih mudah disedot. Trombus akan dihilangkan lebih dulu dengan penyedotan ataupun dicairkan dengan obat.

Selanjutnya, intervensi koroner perkutan primer (primary percutaneous coronary intervention/PCI) dilakukan. Intervensi itu jadi pilihan terbaik bagi pasien serangan jantung saat ini. Teknik itu disebut juga angioplasti koroner.

Tindakan PCI primer dilakukan dengan menyuntikkan anestesi lokal di pangkal paha atau tangan. Setelah melakukan sayatan minimal, dokter memasukkan selang kecil yang lentur (kateter) ke dalam pembuluh darah di kaki, pangkal paha, atau tangan. Dokter mengarahkan kateter ke lokasi sumbatan di jantung dengan bantuan tampilan bagian dalam pembuluh darah melalui layar komputer.

Setelah itu, kateter kedua yang lebih sempit dengan balon atau cincin di ujungnya dimasukkan ke kateter yang pertama. Ketika mencapai lokasi penyempitan, balon akan ditiup untuk melebarkan bagian pembuluh darah yang tersumbat. Setelah itu, stent dipasang untuk mempertahankan lebar pembuluh darah. Balon dikempiskan dan kateter ditarik sehingga stent ada di dalam pembuluh darah.

Jika penyumbatan terjadi di banyak tempat, operasi by pass jadi pilihan bagus. Pilihan dengan operasi besar itu mengambil pembuluh darah dari kaki atau tangan (pembuluh vena) untuk ditempatkan di jantung.

Menurut Eka, ke depan, terapi untuk serangan jantung akan terus berkembang. Salah satunya, memanfaatkan sel punca dari darah. Meski itu masih tahap riset, penanganan pasien serangan jantung dengan sel punca bisa dilakukan di RSCM.

Meski demikian, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia Ismoyo Sunu menekankan, daripada mengobati, mencegah penyakit jantung jauh lebih penting. Caranya, menghindari faktor risiko yang bisa dimodifikasi dan periksa kesehatan secara teratur.


Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 18 Oktober 2016, di halaman 14 dengan judul "Tak Harus Berujung Kematian".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com