Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penjelasan Kenapa Orang Bisa Mimpi Saat Tidur

Kompas.com - 30/01/2020, 20:31 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Ketika tertidur, seseorang terkadang bisa bermimpi. Kondisi itu termasuk wajar.

Mimpi adalah cerita atau gambar yang diciptakan pikiran saat seseorang tertidur.

Kadang-kadang, mimpi bisa memiliki sifat menghibur, menyenangkan, atau romantis.

Namun tidak jarang mimpi juga bisa mengganggu, menakutkan, dan terasa aneh.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Tidur Pakai Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan soal asal usul mimpi.

Apakah mimpi hanyalah bagian dari siklus tidur atau punya tujuan lain?

Melansir Medical News Today, ada beberapa penjelasan yang mungkin bisa menjawab asal usul mimpi.

Di antaranya, yakni:

  • Mewakili harapan dan keinginan bawah sadar
  • Menafsirkan sinyal acak dari otak dan tubuh selama tidur
  • Mengkonsolidasikan dan memproses informasi yang dikumpulkan pada siang hari atau waktu-waktu sebelum tidur
  • Bekerja sebagai bentuk psikoterapi

Dari studi, para peneliti berspekulasi bahwa bermimpi melayani fungsi-fungsi berikut:

  • Pemrosesan ulang memori secara offline, di mana otak mengkonsolidasikan tugas-tugas memori dan mencatat kesadaran yang terbangun
  • Mempersiapkan kemungkinan ancaman di masa depan
  • Simulasi kognitif pengalaman kehidupan nyata
  • Membantu mengembangkan kemampuan kognitif
  • Mencerminkan fungsi mental bawah sadar dengan cara psikoanalitik
  • Sebuah kondisi kesadaran unik yang menggabungkan pengalaman masa kini, pemrosesan masa lalu, dan persiapan untuk masa depan

Banyak hal yang belum diketahui tentang mimpi.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Tidur di Lantai Sebabkan Paru-paru Basah?

Untungnya, teknologi dan teknik penelitian baru dapat ditemukan untuk membantu meningkatkan pemahaman tentang mimpi.

Fase tidur

Ada lima fase tidur dalam siklus tidur. Berikut penjelasan dan karakteristiknya:

Tahap 1

Tidur ringan, gerakan mata lambat, dan aktivitas otot berkurang.

Tahap ini membentuk 4 hingga 5 persen dari total tidur.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau