Sementara, ketika perokok berhenti merokok, maka akan muncul gejala putus nikotin yang menyebabkan tubuh merasa tidak nyaman.Hal itu dikarenakan neurotransmitter yang selama ini memberikan efek nyaman pada perokok jadi berdampak sebaliknya, seperti batuk-batuk, tak enak badan, sakit kepala, sulit tidur, dan lain-lain.
Maka dari itu, orang akan semakin sulit untuk berhenti merokok.
Baca juga: 3 Jenis Rokok Elektrik dan Bahayanya bagi Saluran Pernapasan
2. Harga rokok terjangkau
Yayi menilai orang sulit berhenti merokok juga karena harga rokok di Indonesia yang masih terjangkau.
Kondisi tersebut berbeda dengan yang terjadi di beberapa negara lain. Di mana, harga rokok di luar negeri sengaja dibuat mahal sehingga hanya bisa dibeli oleh kalangan tertentu.
3. Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) belum jalan optimal
Dosen Departemen Perilaku, Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial FKKMK UGM ini, melihat kebijakan KTR belum diterapkan oleh semua lapisan atau semua daerah.
Dengan demikian, aktivitas rokok masih bisa dilakukan secara bebas.
Baca juga: 5 Bahaya Nikotin dalam Rokok Elektrik
4. Pemahaman tentang bahaya merokok belum maksimal
Yayi melihat, yang terjadi sekarang, sosialisasi bahaya merokok “tidak seimbang” dengan iklan rokok.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.