Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Asal Pakai, Kenali 7 Jenis Plastik dan Bahaya Kesehatannya

Kompas.com - 15/07/2020, 10:28 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Secara umum pastik dapat dibedakan menjadi 7 jenis tingkatan mulai dari 1 hingga 7.

Masing-masing jenis plastik tersebut memiliki kandungan dan bahaya kesehatan yang berbeda.

Jadi, siapa saja dianjurkan untuk tidak sembarangan dalam memanfaatkan berbagai barang keperluan dari bahan plastik.

Baca juga: Jangan Ragu Mencoba, Ini 3 Cara Mengencangkan Payudara yang Kendur

Perbedaan jenis plastik biasanya ditandai dengan anak panah berbentuk segitiga dan nomor simbolnya.

Anak panah berbentuk segitiga menjadi tanda bahwa produk plastik bisa didaur ulang.

Melansir Buku Anti Stres Menyusui (2018) oleh dr. Asti Praborini Sp.A., IBCLC & dr. Ratih Ayu Wulandari, IBCLC, bagi para orangtua yang memiliki anak khususnya, perlu tahu berbagai jenis plastik demi kesehatan.

Misalnya, pada orangtua yang memilih memberikan susu dalam botol kepada anak.

Botol susu diketahui pada umumnya dibuat dari plastik yang bahan bakunya adalah minyak bumi, sehingga apabila plastik dipanaskan dapat mengeluarkan bahan yang berbahaya bagi manusia apalagi pada bayi.

Padahal botol susu dan dot harus dipanaskan atau direbus agar steril. Maka, otomatis racun yang berasal dari plastik yang dipanaskan akan terminum oleh sang buah hati.

Berikut ini adalah 7 jenis plastik yang perlu dikenali:

1. Polyethylene terephthalate (PET atau PETE)

Bahan plastik ini biasanya digunakan sebagai kemasan minuman, minyak goreng, sambal, dan sebagainya, yang berwarna bening atau tembus pandang.

Baca juga: 8 Jenis Tanaman untuk Pelancar ASI yang Mudah Ditemui

Plastik PET direkomendasikan hanya untuk sekali pakai saja.

Apabila dipakai berulang kali, apalagi untuk menyimpan air panas, lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogen yang dapat menyebabkan kanker.

2. High density poluethylene (HDPE)

Bahan plastik ini memiliki sifat bahan yang keras dan merupakan salah satu bahan plastik yang aman digunakan karena memiliki kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara makanan atau minuman dengan wadah plastiknya.

HDPE biasanya dipakai sebagai bahan pembuatan botol susu atau jus yang berwarna putih, galon air minum, dan plastik belanja.

Namun, untuk pemakaiannya, HDPE direkomendasikan untuk satu kali pemakaian saja karena pelepasan senyawa antimony trioksida terus meningkat seiring waktu.

Senyawa tersebut dilaporkan dapat menimbulkan beragam masalah, seperti:

  • Mengakibatkan iritasi kulit
  • Menimbulkan gangguan pernapasan
  • Gangguan siklus menstruasi
  • Menyebabkan keguguran

Baca juga: 12 Cara Mencegah Kanker Secara Alami

3. Polyvinyl chloride (PVC atau V)

PVC biasanya dipakai dalam pembuatan botol detergen, botol sabun, botol sampo, pipa saluran, dan sebagainya.

Bahan plastik ini tidak boleh digunakan untuk menyimpan makanan dan minuman karena mengandung zat Diethylhydroxylamine (DEHA) yang dapat merusak ginjal dan hati.

4. Low density polyethylene (LDPE)

LDPE sering dipakai sebagai kantong belanja, plastik kemasan, pembungkus makan segar, dan botol-botol lembek.

Bahan atau jenis plastik ini memiliki daya resistensi atau perlindungan yang baik terhadap reaksi kimia.

Oleh karena itu, LPDE menjadi salah satu jenis plastik yang dapat dipakai sebagai pembungkus makanan dan minuman.

Baca juga: 6 Gejala Kanker Payudara yang Paling Sering Terjadi

5. Polypropylene (PP)

Jenis plastik PP biasanya digunakan dalam pembuatan botol minuman, kotak makanan, dan wadah penyimpanan makanan lainnya yang dapat dipakai berulang-ulang.

Bahan ini adalah jenis plastik terbaik yang bisa digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman karena mampu mencegah terjadinya reaksi kimia dan tahan terhadap panas.

6. Polystyrene (PS)

Jenis plastik PS banyak dipakai sebagai bahan pembuatan Styrofoam, wadah makanan beku dan siap saji, piring, garpu, dan sendok plastik.

Meski jamak dibuat piring, garpu, dan sendiok, jenis plastik ini snagat tidak dianjurkan untuk pembungkus makanan.

Hal itu dikarenakan, plastik PS dapat mengeluarkan zat styrene jika bersentuhan dengan makanan dan minuman apalagi dalam kondisi panas.

Zat styrene dilaporkan dapat menimbulkan banyak masalah kesehatan, di antaranya:

  • Kerusakan otak
  • Mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi
  • Mengganggu pertumbuhan dan sistem saraf

Selain itu, bahan ini juga mengandung benzene yang menjadi salah satu penyebab timbulnya kanker.

Baca juga: Kenali Pusing yang Bisa Jadi Gejala Kanker Otak

Plastik polystyrene juga kurang lama lingkungan. Meski bisa didaur ulang, tapi membutuhkan proses yang sangat panjang dan waktu lama.

7. Other (O)

Terdapat 4 jenis plastik yang tegolong jenis Other, yakni:

  • Styrene acrylonitrile (SAN)
  • Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS)
  • Polycarbonate (PC)
  • Nylon

Plastik jenis SAN dan ABS adalah jenis plastik yag baik digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman karena memiliki perlindungan yang baik terhadap reaksi kimia.

Sementara, untuk jenis PC, sangat tidak dianjurkan untuk dipakai sebagai tempat menyimpan makanan dan minuman karena mengandung Bisphenol-A.

Senyawa ini antara lain dapat merugikan kesehatan, seperti:

  • Merusak sistem hormon
  • Merusak kromosom pada ovarium
  • Menurunkan kualitas sperma
  • Mengganggu sistem imun

Tapi sayangnya, PC dilaporkan biasa digunakan pada pembuatan botol susu bayi, gelas anak balita (sippy cup) kaleng kemasan makanan dan minuman, serta kaleng susu formula.

Jadi, jika Anda hendak memanfaatkan produk plastik untuk menyimpan atau makanan maupun minuman, akan lebih aman jika memilih plastik nomor 4 dan 5, meski harganya relatif lebih mahal daripada jenis plastik lainnya.

Baca juga: Cara Penggunaan Tanaman untuk Pelancar ASI di Sekitar Kita

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com