KOMPAS.com - Banyak orang pernah mengalami pusing sebelum makan.
Glukosa darah yang rendah bisa membuat seseorang merasa pusing atau kelelahan, apalagi jika belum makan dalam waktu yang lama.
Sementara, pusing setelah makan jarang terjadi, tetapi gangguan ini tetap saja bisa menyerang.
Baca juga: 12 Makanan yang Baik untuk Pencernaan
Beberapa kondisi medis dan kepekaan terhadap makanan dapat memicu pusing setelah makan.
Dokter terkadang menyebut pusing setelah makan sebagai vertigo postprandial.
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan orang untuk meminimalkan gejala ini.
Berikut ini adalah beragam penyebab pusing setelah makan dan cara mencegahnya:
1. Hipotensi postprandial
Melansir Health Line, hipotensi postprandial adalah penurunan tekanan darah setelah makan.
Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan aliran darah ke perut dan usus, yang membuat aliran darah menjauh dari bagian tubuh lainnya.
Akibatnya, detak jantung bertambah cepat untuk memompa lebih banyak darah ke seluruh tubuh.
Pembuluh darah juga mengencang.
Kedua faktor tersebut dapat menyebabkan seseorang merasa pusing setelah makan.
Sekitar sepertiga dari wanita maupun pria lanjut usia (lansia) pada umumnya mengalami kondisi ini.
Baca juga: Berapa Kadar Gula Darah Normal dalam Tubuh?
Selain pusing, seseorang dengan hipotensi postprandial mungkin mengalami gejala berikut:
Dalam kasus yang jarang terjadi, hipotensi postprandial dapat menyebabkan stroke ringan. Ini juga dikenal sebagai serangan iskemik transien.
Orang dengan tekanan darah tinggi berisiko mengalami hipotensi postprandial.
Dokter belum menemukan obat untuk hipotensi postprandial, tetapi dapat merekomendasikan perubahan pola makan dan gaya hidup yang dapat membantu mengurangi kejadian kondisi tersebut.
2. Hipoglikemia nondiabetes
Hipoglikemia nondiabetes adalah kondisi langka yang dapat menyebabkan pusing setelah makan karena penurunan gula darah secara tiba-tiba.
Seseorang dengan hipoglikemia nondiabetes dapat mengalami hipoglikemia reaktif, di mana gula darah turun bukannya meningkat setelah makan.
Baca juga: 6 Penyebab Urine Jernih, Bisa Jadi Gejala Diabetes hingga Sakit Ginjal
Dokter tidak sepenuhnya mengetahui penyebab dari kondisi ini, tetapi mereka menduga bahwa makanan menyebabkan tubuh melepaskan terlalu banyak insulin.
Insulin adalah hormon yang bertanggung jawab untuk memproses gula darah dan menurunkan kadar glukosa.
Akibatnya, kadar gula darah seseorang turun terlalu cepat dan merasa pusing.
Gejala lain yang terkait dengan hipoglikemia nondiabetes, meliputi:
Dalam beberapa kasus, kondisi hipoglikemia nondiabetes dapat ditangani dengan pembedahan dan disembuhkan.
Baca juga: 7 Penyebab Urine Berwarna Gelap yang Perlu Diketahui
Jika tidak dapat diobati, perubahan pola makan dapat membantu mengelola gejala dengan mengurangi kemungkinan penurunan gula darah yang signifikan.
Seorang dokter mungkin juga mendorong Anda untuk memeriksa kadar gula darah Anda setelah Anda makan sehingga Anda bisa makan camilan untuk meningkatkan kadar gula darah Anda sebelum turun.
3. Dipicu oleh makanan tertentu
Terkadang sesuatu yang Anda makan dapat memicu suatu kondisi akut (sementara) atau kronis yang membuat Anda merasa pusing.
Misalnya, makan makanan tertentu telah dikaitkan dengan migrain, salah satu gejalanya adalah pusing.
Contoh makanan yang diketahui menyebabkan sakit kepala migrain meliputi:
Baca juga: 10 Makanan Penyebab Diare yang Perlu Diwaspadai
Minum produk yang mengandung kafein seperti kopi atau soda juga dapat menyebabkan pusing pada beberapa orang. Kepekaan terhadap kafein sangat bervariasi.
Kafein adalah stimulan dan dapat meningkatkan detak jantung Anda.
Seseorang dengan riwayat masalah terkait jantung dan kelompok lansia mungkin tidak dapat mentolerir perubahan detak jantung ini. Hasilnya mungkin pusing.
Beberapa orang dengan kondisi seperti vertigo atau penyakit Meniere mungkin juga merasa pusing mereka semakin parah setelah makan makanan tertentu.
Kondisi ini melibatkan telinga bagian dalam dan dapat memengaruhi keseimbangan tubuh.
Makanan pemicu mungkin termasuk makanan dengan kandungan garam tinggi, alkohol, dan makanan yang diketahui memicu migrain.
4. Berdiri setelah duduk
Dalam banyak kasus, penyebab pusing setelah makan hanyalah masalah sederhana.
Melansir Medical News Today, kebanyakan orang duduk untuk makan dan kemudian berdiri tidak lama kemudian.
Baca juga: Normalkah Merasa Pusing Setelah Berdiri dari Duduk?
Beberapa orang mengalami penurunan tekanan darah secara tiba-tiba saat berdiri.
Jika ini terjadi, masalahnya bukan pada makanannya, tetapi perubahan mendadak dari posisi duduk ke berdiri.
Hipotensi ortostatik adalah istilah medis untuk penurunan tekanan darah yang terjadi ketika seseorang berpindah dari duduk menjadi berdiri, tetapi kebanyakan orang menyebutnya sebagai head rush.
Beberapa penyebab potensial meliputi:
Pada orang yang hanya mengalami penurunan tekanan darah sesekali, minum lebih banyak air dapat membantu.
Jika tidak, penting untuk menemui dokter untuk memastikan bahwa tidak ada kondisi medis serius yang mendasarinya.
Baca juga: 9 Gejala Diabetes yang Sering Tak Disadari
Segera cari perawatan medis jika Anda mengalami gejala yang menyertai pusing setelah makan Anda, seperti:
Jika Anda mengalami insiden pusing yang lebih besar setelah makan, Anda juga perlu membuat janji dengan dokter.
Anda tidak boleh mengabaikan pusing sebagai gejala karena banyak penyebab yang dapat diobati.
Selain itu, karena pusing dapat menyebabkan jatuh dan kecelakaan lainnya, sebaiknya gejala ini ditangani untuk mencegah kemungkinan cedera.
Perawatan untuk pusing setelah makan biasanya tergantung pada penyebab yang mendasari.
Misalnya, jika hipotensi postprandial yang menyebabkan masalah, beberapa perawatan dapat mencakup opsi berikut:
Baca juga: Jenis-jenis Obat Diabetes Tipe 1 dan Obat Diabetes Tipe 2
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.