Sejumlah antibiotik seperti makrolida, sefalosporin, penisilin, dan fluoroquinolon dapat memicu gangguan pencernaan.
Cara mengatasi efek antibiotik terkait gangguan pencernaan ini biasanya dengan mengonsumsi makanan tertentu.
Tanyakan kepada dokter atau apoteker terkait rekomendasi makanan khusus, atau cara tertentu untuk meringankan gejala efek antibiotik sebelum minum obat ini.
Anda perlu waspada apabila efek samping antibiotik sampai menyebabkan gangguan pencernaan parah seperti diare parah, sakit perut hebat, atau ada darah di dalam kotoran buang air besar.
Baca juga: Awas, Ini Bahaya Minum Obat Pil Tanpa Air Putih
Antibiotik jenis tetrasiklin terkadang menimbulkan efek samping tubuh jadi lebih sensitif pada cahaya.
Efek antibiotik ini membuat orang jadi lebih gampang merasa silau dan kulit lebih sensitif saat terkena cahaya.
Cara mengatasi efek antibiotik terkait cahaya ini bisa dengan menggunakan tabir surya, kacamata hitam, atau topi saat berada di luar ruangan.
Banyak obat yang memiliki efek samping demam, termasuk antibiotik. Demam terjadi akibat reaksi alergi terhadap suatu obat.
Beberapa jenis antibiotik yang bisa menyebabkan efek demam di antaranya beta-laktam, cephalexin, minocycline, dan sulfonamida.
Jika Anda demam setelah minum obat antibiotik, tanyakan kepada dokter boleh tidaknya mengonsumsi obat penurun demam atau pereda nyeri.
Baca juga: Minum Obat Hipertensi Pagi atau Malam Hari, Mana yang Lebih Baik?
Efek antibiotik terkadang bisa menyebabkan infeksi jamur pada vagina. Obat ini dapat menekan pertumbuhan bakteri, termasuk bakteri baik di dalam vagina.
Bakteri baik di dalam vagina dapat membantu melawan jamur biang penyakit seperti candida.
Gejala infeksi jamur pada vagina di antaranya vagina gatal, ada rasa sakit saat kencing atau berhubungan seks, vagina merah, dan muncul cairan berwarna serta berbau tak sedap dari vagina.
Untuk meringankan efek antibiotik terkait infeksi jamur, gunakan obat antijamur.