Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/12/2020, 12:02 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

Bahkan, ada sejumlah penderita yang sampai susah makan atau minum saking tak enaknya kondisi mulut.

5. Menopause

Wanita yang mengalami menopause kerap merasakan lidahnya terasa pahit. Hal itu dipengaruhi penurunan hormon estrogen di dalam tubuh.

Imbas dari perubahan hormon ini tak jarang menyebabkan mulut kering sampai sindrom mulut terbakar.

Baca juga: Kenapa Payudara Sebelah Kiri dan Kanan Ukurannya Tidak Sama?

6. Asam lambung naik

Alasan kenapa mulut terasa pahit yang cukup umum yakni asam lambung naik atau penyakit gastroesophageal reflux (GERD).

Kondisi ini bisa terjadi saat otot atau klep di bagian atas lambung melemah, sehingga asam lambung dari pencernaan naik ke kerongkongan.

GERD yang mengiritasi pipa makanan dapat menyebabkan rasa panas atau nyeri di perut atas sampai ke dada. Selain itu, asam lambung naik juga memicu rasa pahit di mulut.

7. Sariawan

Seriawan atau sariawan juga menyebabkan mulut terasa pahit. Penyebab gangguan kesehatan mulut ini bisa berasal dari infeksi jamur.

Mulut terasa pahit karena sariawan bisa bertahan lama apabila infeksinya belum diobati.

8. Stres dan cemas

Tingkat stres dan kecemasan yang tinggi dapat merangsang renspons stres di dalam tubuh.

Hal itu tak jarang memengaruhi indra perasa seseorang. Selain itu, rasa cemas juga menyebabkan mulut kering dan terasa pahit.

Baca juga: 4 Alasan Kenapa Kita Bisa Merinding

9. Kerusakan saraf

Ilustrasi bells palsyShutterstock/jaojormami Ilustrasi bells palsy
Penyebab mulut terasa pahit berkepanjangan atau kronis lainnya yakni kerusakan saraf.

Kondisi ini bisa disebabkan cedera kepala, epilepsi, penyakit multiple sclerosis, tumor otak, bell’s palsy, sampai demensia.

Seperti bagian indra lainnya, indra perasa langsung terhubung ke pusat saraf di otak.

Kerusakan saraf dapat memicu perubahan cita rasa termasuk munculnya rasa pahit di lidah atau mulut.

10. Efek samping obat dan suplemen tertentu

Mulut terasa pahit dapat muncul setelah seseorang mengonsumsi obat atau suplemen tertentu. Hal itu dipengaruhi kandungan atau bahan di dalam obat.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau