KOMPAS.com - Tiroid adalah kelenjar kecil berbentuk seperti kupu-kupu yang terletak di pangkal leher, tepat di bawah jakun.
Tiroid adalah bagian dari jaringan kelenjar yang rumit yang disebut sistem endokrin.
Sistem endokrin bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan banyak aktivitas tubuh.
Baca juga: 5 Gejala Gondok yang Perlu Diwaspadai
Kelenjar tiroid memproduksi hormon yang mengatur metabolisme tubuh.
Beberapa gangguan berbeda dapat muncul ketika tiroid Anda memproduksi terlalu banyak hormon (hipertiroidisme) atau tidak cukup (hipotiroidisme).
Empat kelainan tiroid yang umum adalah tiroiditis Hashimoto, penyakit Graves, gondok, dan nodul tiroid.
Berikut ini penjelasannya:
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid terlalu aktif.
Kondisi ini menghasilkan terlalu banyak hormon.
Hipertiroidisme dilaporkan mempengaruhi sekitar 1 persen wanita dan lebih jarang terjadi pada pria.
Penyakit Graves adalah penyebab paling umum dari hipertiroidisme, memengaruhi sekitar 70 persen orang dengan tiroid yang terlalu aktif.
Nodul pada tiroid, suatu kondisi yang disebut gondok multinodular juga dapat menyebabkan kelenjar memproduksi hormon secara berlebihan.
Baca juga: 9 Penyebab Gondok yang Perlu Diwaspadai
Produksi hormon tiroid yang berlebihan dapat menyebabkan gejala seperti:
Baca juga: 3 Gejala Gondongan yang Perlu Diwaspadai
Diagnosis dan pengobatan hipertiroidisme:
Tes darah dapat dilakukan untuk mengukur kadar hormon tiroid (tiroksin atau T4) dan hormon perangsang tiroid (TSH) dalam darah.
Kelenjar pituitari melepaskan TSH untuk merangsang tiroid menghasilkan hormonnya.
Tingkat tiroksin yang tinggi dan TSH yang rendah dapat menunjukkan bahwa kelenjar tiroid terlalu aktif.
Dokter Anda mungkin juga memberi Anda yodium radioaktif melalui mulut atau sebagai suntikan, dan kemudian mengukur berapa banyak yang dibutuhkan kelenjar tiroid Anda.
Tiroid Anda mengambil yodium untuk menghasilkan hormonnya.
Mengambil banyak yodium radioaktif adalah tanda bahwa tiroid Anda terlalu aktif.
Tingkat rendah radioaktivitas dapat sembuh dengan cepat dan tidak berbahaya bagi kebanyakan orang.
Perawatan untuk hipertiroidisme sendiri perlu menghancurkan kelenjar tiroid atau memblokirnya untuk memproduksi hormonnya.
Baca juga: 3 Penyebab Gondongan yang Perlu Diwaspadai
Bagaimana saja caranya?
Jika Anda menjalani perawatan atau operasi yodium radioaktif yang menghancurkan kelenjar tiroid Anda, Anda akan mengembangkan hipotiroidisme dan perlu mengonsumsi hormon tiroid setiap hari.
Hipotiroidisme adalah kebalikan dari hipertiroidisme. Di mana, kelenjar tiroid kurang aktif, dan tidak dapat menghasilkan cukup hormon.
Hipotiroidisme sering kali disebabkan oleh tiroiditis Hashimoto, pembedahan untuk mengangkat kelenjar tiroid, atau kerusakan akibat pengobatan radiasi.
Baca juga: Makanan yang Boleh dan Tidak Boleh Dikonsumsi saat Sakit Tenggorokan
Produksi hormon tiroid yang terlalu sedikit di antaranya dapat menyebabkan gejala seperti:
Diagnosis dan pengobatan hipotiroidisme:
Dokter Anda akan melakukan tes darah untuk mengukur TSH dan kadar hormon tiroid Anda.
Tingkat TSH yang tinggi dan tingkat tiroksin yang rendah dapat berarti tiroid Anda kurang aktif.
Tingkat ini juga dapat menunjukkan bahwa kelenjar pituitari Anda melepaskan lebih banyak TSH untuk mencoba merangsang kelenjar tiroid untuk membuat hormonnya.
Pengobatan utama untuk hipotiroidisme adalah minum pil hormon tiroid.
Penting untuk memberikan dosis yang tepat, karena mengonsumsi terlalu banyak hormon tiroid dapat menyebabkan gejala hipertiroidisme.
Baca juga: 10 Cara Mengobati Sakit Tenggorokan Secara Alami
Tiroiditis Hashimoto juga dikenal sebagai tiroiditis limfositik kronis.
Tiroiditis Hashimoto adalah penyebab hipotiroidisme paling umum pada orang-orang.
Tiroiditis Hashimoto dapat terjadi pada semua usia, tetapi paling sering terjadi pada wanita paruh baya.
Penyakit ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang dan perlahan-lahan menghancurkan kelenjar tiroid dan kemampuannya untuk menghasilkan hormon.
Beberapa orang dengan kasus tiroiditis Hashimoto ringan mungkin tidak memiliki gejala yang jelas.
Penyakit ini bisa tetap stabil selama bertahun-tahun, dan gejalanya sering kali tidak kentara.