KOMPAS.com - Vitamin A adalah vitamin yang larut dalam lemak yang penting untuk banyak fungsi tubuh.
Manfaat vitamin A di antaranya, yakni:
Baca juga: 13 Makanan yang Mengandung Vitamin A Tinggi
Karena tubuh manusia tidak dapat memproduksi vitamin A, maka nutrisi ini harus diasup dari dari makanan atau suplemen.
Terdapat dua jenis vitamin A yang dapat ditemukan dalam makanan, yakni preformed vitamin A dan provitamin A.
Preformed vitamin A yang juga dikenal sebagai retinol ini biasanya ditemukan dalam daging, ikan, telur, dan produk susu.
Di sisi lain, tubuh dapat mengubah karotenoid dalam makanan nabati, seperti buah dan sayuran berwarna merah, hijau, kuning, dan oranye, menjadi vitamin A.
Meskipun kekurangan vitamin A jarang terjadi di negara maju, banyak orang di negara berkembang tidak mendapatkan cukup vitamin A.
Di negara-negara berkembang, kekurangan vitamin A dapat menjadi penyebab utama kebutaan.
Baca juga: 14 Makanan yang Mengandung Vitamin C Tinggi
Kelompok orang yang berisiko paling tinggi mengalami defisiensi vitamin A adalah ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan anak.
Penyakit fibrosis kistik (penyakit yang menyebabkan lendir-lendir di dalam tubuh menjadi kental dan lengket) dan diare kronis juga bisa meningkatkan risiko kekurangan vitamin A.
Berikut ini adalah tanda dan gejala kekurangan vitamin A yang perlu diwaspadai:
1. Kulit kering
Vitamin A pada kenyataannya bukan hanya penting untuk fungsi penglihatan.
Melansir Health Line, vitamin A juga penting untuk pembentukan dan perbaikan sel kulit. Vitamin ini juga bisa membantu melawan peradangan karena masalah kulit tertentu.
Oleh sebab itu, tidak mendapatkan cukup vitamin A mungkin menjadi penyebab perkembangan eksim dan masalah kulit lainnya.
Eksim adalah suatu kondisi yang menyebabkan kulit menjadi kering, gatal, dan meradang.
Baca juga: 10 Cara Mengatasi Kulit Kering secara Alami
Beberapa studi klinis telah menunjukkan alitretinoin, obat resep dengan aktivitas vitamin A, efektif dalam mengobati eksim.
Dalam satu studi 12 minggu, orang dengan eksim kronis yang mengonsumsi 10-40 mg alitretinoin per hari mengalami penurunan gejala hingga 53 persen.
Ingatlah bahwa kulit kering dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi kekurangan vitamin A kronis mungkin menjadi penyebabnya.
2. Mata kering
Masalah mata adalah masalah paling terkenal yang terkait dengan kekurangan vitamin A.
Dalam kasus yang ekstrim, tidak mendapatkan cukup vitamin A bisa menyebabkan kebutaan total atau kerusakan kornea yang ditandai dengan jaringan kornea mata melepuh atau disebut dengan bintik Bitot.
Mata kering atau ketidakmampuan untuk mengeluarkan air mata menjadi salah satu tanda pertama kekurangan vitamin A.
Untungnya, menambah asupan vitamin A kiranya dapat memperbaiki kondisi tersebut.
Sebuah studi menemukan bahwa vitamin A dosis tinggi dapat menurunkan prevalensi mata kering sebesar 63 persen di antara bayi dan anak-anak yang mengonsumsi suplemen selama 16 bulan.
Baca juga: 15 Penyebab Mata Kering dan Cara Mengatasinya
3. Rabun senja
Kekurangan vitamin A yang parah dapat menyebabkan rabun senja.
Beberapa penelitian observasi melaporkan prevalensi rabun senja yang tinggi di negara berkembang.
Karena luasnya masalah ini, ahli kesehatan telah bekerja untuk meningkatkan kadar vitamin A pada orang yang berisiko mengalami buta senja.
Dalam sebuah penelitian, wanita rabun senja diberi vitamin A dalam bentuk makanan atau suplemen.
Kedua bentuk vitamin A diketahui dapat memperbaiki kondisi tersebut. Kemampuan wanita untuk beradaptasi dengan kegelapan dilaporkan meningkat lebih dari 50 persen selama enam minggu pengobatan.
Baca juga: Glaukoma: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, dan Cara Mencegah
4. Infertilitas dan sulit mengandung
Vitamin A diperlukan untuk reproduksi pria dan wanita, serta perkembangan yang tepat pada bayi.
Jika Anda mengalami kesulitan untuk hamil, kekurangan vitamin A mungkin bisa menjadi salah satu penyebabnya.
Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan kemandulan baik pada pria maupun wanita.
Studi menunjukkan bahwa tikus betina dengan kekurangan vitamin A mengalami kesulitan hamil dan mungkin memiliki embrio dengan cacat lahir.
Penelitian lain menunjukkan bahwa pria yang tidak subur mungkin memiliki kebutuhan antioksidan yang lebih besar karena tingkat stres oksidatif yang lebih tinggi dalam tubuh mereka.
Vitamin A adalah salah satu nutrisi yang bertindak sebagai antioksidan dalam tubuh.
Kekurangan vitamin A juga terkait dengan keguguran.
Sebuah studi yang menganalisis tingkat darah dari nutrisi yang berbeda pada wanita yang mengalami keguguran berulang menemukan bahwa mereka memiliki tingkat vitamin A yang rendah.
Baca juga: 4 Penyebab Umum Keguguran yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil
5. Pertumbuhan tertunda
Anak-anak yang tidak mendapatkan cukup vitamin A mungkin mengalami pertumbuhan yang terhambat. Ini karena vitamin A diperlukan untuk perkembangan tubuh manusia.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa suplemen vitamin A sendiri atau bersama nutrisi lain, dapat meningkatkan pertumbuhan.
Sebagian besar penelitian ini dilakukan pada anak-anak di negara berkembang.
Faktanya, sebuah penelitian pada lebih dari 1.000 anak di Indonesia menemukan bahwa mereka yang kekurangan vitamin A yang mengonsumsi suplemen dosis tinggi selama empat bulan, tumbuh 0,39 cm lebih banyak daripada anak-anak yang menggunakan placebo.
Namun, tinjauan penelitian menemukan bahwa melengkapi dengan vitamin A yang dikombinasikan dengan nutrisi lain mungkin memiliki dampak yang lebih besar pada pertumbuhan daripada melengkapi dengan vitamin A saja.
Baca juga: 3 Penyebab Obesitas pada Anak dan Cara Mengatasinya
6. Infeksi tenggorokan dan dada
Infeksi yang sering terjadi, terutama di tenggorokan atau dada bisa juga menjadi tanda kekurangan vitamin A.
Suplemen vitamin A dapat membantu infeksi saluran pernapasan, tetapi hasil penelitian beragam.
Sebuah penelitian pada anak-anak di Ekuador menunjukkan bahwa anak-anak dengan berat badan kurang yang mengonsumsi 10.000 IU vitamin A per minggu memiliki lebih sedikit infeksi saluran pernapasan daripada mereka yang menerima obat placebo.
Di sisi lain, tinjauan studi pada anak-anak menemukan bahwa suplemen vitamin A dapat meningkatkan risiko infeksi tenggorokan dan dada sebesar 8 persen.
Para peneliti menyarankan bahwa suplemen sebaiknya hanya diberikan kepada mereka yang benar-benar mengalami defisiensi vitamin A.
Lebih lanjut, menurut sebuah penelitian pada orang tua, kadar provitamin A karotenoid beta-karoten dalam darah yang tinggi dapat melindungi dari infeksi saluran pernapasan.
Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Antioksidan Tinggi
7. Penyembuhan luka yang buruk
Luka yang tidak sembuh dengan baik setelah cedera atau pembedahan mungkin terkait dengan rendahnya kadar vitamin A.
Ini karena vitamin A dapat mendorong pembentukan kolagen, komponen penting dari kulit yang sehat.
Penelitian menunjukkan bahwa vitamin A oral dan topikal dapat memperkuat kulit.
Sebuah studi pada tikus menemukan bahwa vitamin A oral bisa meningkatkan produksi kolagen.
Vitamin memiliki efek ini meskipun tikus mengonsumsi steroid, yang dapat menghambat penyembuhan luka.
Penelitian tambahan pada tikus menemukan bahwa merawat kulit dengan vitamin A topikal tampaknya mencegah luka yang terkait dengan diabetes.
Penelitian pada manusia menunjukkan hasil yang serupa.
Pria lansia yang merawat luka dengan vitamin A topikal mengalami penurunan ukuran luka sebesar 50 persen, dibandingkan dengan pria yang tidak menggunakan krim.
Baca juga: 5 Cara Mencegah Nefropati Diabetik, Komplikasi Diabetes yang Perlu Diwaspadai
8. Jerawat
Merangkum NDTV, karena vitamin A meningkatkan perkembangan kulit dan melawan peradangan, ini dapat membantu mencegah atau mengobati jerawat.
Berbagai penelitian telah mengaitkan kadar vitamin A yang rendah dengan munculnya jerawat.
Dalam sebuah penelitian pada 200 orang dewasa, kadar vitamin A pada responden yang berjerawat lebih dari 80 mcg lebih rendah daripada responden yang tidak memiliki kondisi tersebut.
Vitamin A topikal dan oral dapat mengobati jerawat.
Penelitian menunjukkan bahwa krim yang mengandung vitamin A dapat mengurangi jumlah lesi jerawat hingga 50 persen.
Bentuk vitamin A oral yang paling terkenal yang digunakan untuk mengobati jerawat adalah isotretinoin atau Accutane.
Obat ini dilaporkan bisa sangat efektif dalam mengobati jerawat, tetapi mungkin memiliki sejumlah efek samping, termasuk perubahan suasana hati dan cacat lahir.
Baca juga: 17 Cara Menghilangkan Jerawat Secara Alami
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.