KOMPAS.com – Tekanan darah tinggi adalah kondisi yang tak boleh dibiarkan begitu saja.
Ini karena darah tinggi atau hipertensi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan banyak masalah kesehatan lainnya.
Seseorang bisa didiagnosis mengalami darah tinggi jika memiliki tekanan darah lebih dari atau sama dengan 140/90 mmHg.
Baca juga: Berapa Tekanan Darah Normal pada Orang Dewasa?
Angka 140 mmHg menunjukkan tekanan sistolik, yakni tekanan saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh.
Sedangkan angka 90 mmHg menunjukkan tekanan diastolik, yaitu tekanan saat jantung relaksasi dan menerima darah yang kembali dari seluruh tubuh.
Sebagai upaya mencegah komplikasi darah tinggi yang berbahaya, para penderita hipertensi sangat dianjurkan untuk mengatur pola makan.
Menjaga pola makan bahkan wajib hukumnya dilakukan oleh penderita hipertensi untuk mendapatkan atau mempertahankan tekanan darah yang sehat.
Dalam menjaga pola makan ini, ada beberapa makanan yang perlu dihindari penderita tinggi demi kesehatan.
Apa saja?
1. Makanan asin
Makanan asin yang mengandung garam atau lebih tepatnya natrium atau sodium dapat meningkatkan tekanan darah.
Garam bisa menyebabkan darah tinggi karena natrium dapat memengaruhi keseimbangan cairan dalam darah.
Baca juga: Berapa Tekanan Darah Normal pada Anak-anak dan Remaja?
Sayangnya, banyak orang makan terlalu banyak mengonsumsi natrium tanpa menyadarinya.
Makanan olahan dan cepat saji biasanya mengandung natrium dalam jumlah berlebihan, sering kali lebih dari 2.300 miligram (mg) yang harus dikonsumsi seseorang per hari.
Bagi penderita darah tinggi, sangat dianjurkan untuk memeriksa label nutrisi dan menyadari bahwa makanan yang cenderung dianggap sehat mungkin mengandung natrium tinggi.
Contoh makanan dengan kadar natrium tinggi meliputi:
Demi kesehatan, penderita darah tinggi direkomendasikan untuk tidak mengonsumsi natrium lebih dari 2.300 mg atau setara dengan 1 sendok the garam per hari.
Baca juga: Berapa Tekanan Darah Normal pada Ibu Hamil?
2. Makanan manis
Kebanyakan makanan manis menawarkan sedikit manfaat kesehatan dan meningkatkan risiko kenaikan berat badan yang tidak disengaja.
Makanan manis juga dapat berkontribusi pada tekanan darah tinggi.
Sebuah studi pada 2014 menunjukkan bahwa makanan manis dapat meningkatkan tekanan darah lebih dari garam.
Penelitian tersebut menyebutkan makanan yang mengandung pemanis buatan sirup jagung fruktosa tinggi atau high fructose corn syrup (HFCS) sebagai faktor yang dapat meningkatkan tekanan darah.
Berikut ini adalah contoh makanan yang mungkin mengandung sirup jagung fruktosa tinggi:
Seseorang harus memeriksa kemasan pada makanan ini untuk memastikan mereka memilih produk yang bebas dari sirup jagung fruktosa tinggi.
Baca juga: 11 Alasan Konsumsi Gula Berlebihan Buruk untuk Kesehatan
3. Daging merah
Daging merah dapat meningkatkan tekanan darah seseorang.
Proses metabolisme daging merah dalam tubuh juga dapat melepaskan senyawa yang lebih meningkatkan tekanan darah.
Berikut ini beberapa jenis daging merah yang patut diwaspadai:
Baca juga: 17 Makanan yang Mengandung Protein Tinggi
Penderita darah tinggi harus mencoba membatasi daging merah sebanyak mungkin atau memilih potongan yang lebih sedikit.
Untuk diketahui, semakin merah warna daging yang hendak diolah, kian besar juga kemungkinannya untuk meningkatkan tingkat tekanan darah.
4. Minuman manis
Bagi penderita hipertensi, sesekali minum minuman manis sering kali tidak menjadi persoalan.
Tapi lain cerita jika penderita darah tinggi memilih sering atau banyak minum minuman manis, hal itu dapat membahayakan diri karena dapat meningkatkan tekanan darah.
Selain itu, banyak minuman manis juga mengandung kafein di dalamnya, yang dapat meningkatkan tekanan darah lebih tinggi lagi.
Minuman manis yang mungkin mengandung kafein atau sirup jagung fruktosa tinggi dapat mencakup soda dan jus buah.
5. Alkohol
Menurut American Heart Association (AHA), minum terlalu banyak alkohol dapat meningkatkan tekanan darah seseorang.
Minum alkohol berlebihan juga bisa menjadi faktor risiko tersendiri untuk penyakit jantung.
Baca juga: 9 Makanan Pantangan Darah Tinggi yang Perlu Dihindari
Alkohol juga mengandung banyak kalori kosong. Mengkonsumsinya dapat menyebabkan penambahan berat badan atau mengganti pilihan makanan yang lebih sehat.
6. Makanan sumber lemak jenuh
Seseorang yang ingin menurunkan tekanan darah atau mengurangi risiko tekanan darah tinggi harus membatasi asupan lemak jenuhnya.
Bagi kebanyakan orang, ini berarti tidak boleh mengasup lebih dari 5–6 persen kalori harian dari lemak jenuh.
Contoh makanan yang mengandung lemak jenuh meliputi:
Salah satu cara untuk mengurangi asupan lemak jenuh adalah dengan mengganti beberapa makanan hewani dengan alternatif nabati yang menyehatkan.
Baca juga: Mengenal Lemak Jenuh, Jenis Lemak yang Dianggap Jahat untuk Tubuh
Banyak makanan nabati mengandung asam lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda yang menyehatkan.
Contoh makanan nabati meliputi:
7. Makanan olahan dan kemasan
Makanan kemasan yang mungkin tampak sehat, seperti makanan berbahan dasar nabati dan daging, mungkin mendapatkan banyak rasa dari kadar natrium yang tinggi.
Maka bagi penderita darah tinggi dianjurkan untuk menghindari makanan ini sebanyak mungkin atau periksa label nutrisi dan pilih hanya produk yang memiliki kandungan natrium yang relatif rendah.
8. Penambah rasa
Seseorang dengan tekanan darah tinggi tidak perlu menghindari semua bumbu atau penambah rasa.
Namun, penting untuk memeriksa labelnya, karena beberapa produk mungkin mengandung gula atau natrium dalam jumlah tinggi.
Baca juga: 14 Makanan yang Mengandung Natrium Tinggi
Penting juga untuk tidak mengandalkan rasa, karena bahkan bumbu yang tidak terasa asin mungkin mengandung natrium tinggi.
Contoh bumbu atau penambah rasa yang mungkin mengandung garam atau gula dalam jumlah tinggi meliputi:
Seseorang dapat memeriksa kemasan dan mengganti bumbu yang sering mereka gunakan dengan produk yang rendah garam, gula, atau keduanya.
9. Sumber kafein
Kafein dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara, menyebabkan pembacaan tekanan darah sangat tinggi.
Orang yang mencoba membatasi konsumsi kafein dapat memilih untuk mengurangi minum kopi atau menggantinya dengan kopi tanpa kafein.
Sementara, orang dengan riwayat tekanan darah tinggi yang berbahaya mungkin perlu menghubungi dokter untuk mendiskusikan penurunan atau penghilangan asupan kafein mereka.
Baca juga: Benarkah Minum Kopi Bisa Sebabkan Asam Urat?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.