KOMPAS.com - Lektin adalah sejenis protein yang dapat ditemukan di semua bentuk kehidupan, termasuk makanan yang kita makan.
Dalam jumlah kecil, lektin mungkin bisa memberikan beberapa manfaat kesehatan.
Tapi, ketika kita mendapatkannya dalam jumlah besar, senyawa ini dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi.
Baca juga: 17 Makanan yang Mengandung Protein Tinggi
Melansir WebMD, lektin terkadang berbahaya karena cara senyawa ini mengikat karbohidrat seperti gula.
Lebih jauh, berikut ini adalah beberapa risiko yang bisa terjadi ketika kita mengonsumsi lektin tertentu dalam jumlah besar:
Jenis lektin tertentu dapat mencegah tubuh menyerap zat lain yang memiliki nilai gizi. Hal ini pun pada akhirnya dapat menyebabkan masalah serius seperti malnutrisi.
Beberapa sumber lektin dianggap sangat beracun. Kacang jarak misalnya, mengandung racun lektin kuat yang disebut risin.
Jenis lektin tertentu dapat mengikat dinding sistem pencernaan yang dapat menyebabkan masalah serius.
Makan satu lektin tertentu, seperti phytohemagglutinin diketahui dapat menyebabkan sakit perut yang parah, muntah, dan diare.
Baca juga: 7 Penyebab Diare dan Muntah Terjadi Bersamaan
Beberapa pendukung diet bebas lektin menyatakan bahwa lektin dapat menyebabkan gejala gangguan autoimun.
Namun, belum ada penelitian ilmiah yang mendukung gagasan bahwa lektin terkait dengan kondisi kesehatan apa pun di luar keracunan lektin akut.
Meski demikian, baik kiranya bagi kita untuk bisa menjaga asupan lektin tertentu jangan sampai berlebihan.
Melansir Health Line, konsentrasi lektin tertinggi pada kenyatannya terkandung dalam beberapa makanan sehat, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan kelompok sayuran nightshade.
Untungnya, ada beberapa cara untuk mengurangi kandungan lektin pada makanan sehat ini agar aman dikonsumsi.
Baca juga: 20 Makanan yang Mengandung Serat Tinggi
Penelitian menunjukkan bahwa dengan memasak, menyemai, atau memfermentasi makanan yang tinggi lektin dapat mengurangi kandungan lektinnya menjadi jumlah yang dapat diabaikan.
Untuk menjadi perhatian, berikut ini adalah beragam makanan yang mengandung lektin tinggi:
1. Kacang merah
Kacang merah adalah salah satu sumber protein nabati terkaya.
Kacang merah juga merupakan sumber karbohidrat yang rendah indeks glikemik (GI).
Ini berarti bahan makanan ini ketika dimakan akan melepaskan gula lebih lambat ke dalam darah kita, sehingga menyebabkan peningkatan gula darah secara bertahap bukan lonjakan tajam.
Selain itu, kacang merah telah terbukti mengandung pati resisten dan serat tidak larut tinggi yang dapat membantu menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan usus secara umum.
Kacang merah juga mengandung banyak vitamin dan mineral penting, seperti zat besi, kalium, folat, dan vitamin K1.
Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Vitamin K Tinggi
Tapi sayangnya, kacang merah memang termasuk bahan makanan yang mengandung lektin tinggi yang disebut phytohaemagglutinin.
Oleh sebab itu, jika Anda memakan kacang merah mentah atau setengah matang, bahan makanan ini dapat menyebabkan mual, muntah, dan diare yang ekstrim.
Sedikitnya mengonsumsi lima biji kacang merah saja mungkin sudah dapat menyebabkan respons tersebut.
Unit hemagglutinating (hau) adalah ukuran yang bisa digunakan untuk menunjukkan kandungan lektin dalam suatu makanan.
Dalam bentuk mentahnya, kacang merah bisa mengandung 20.000–70.000 hau. Sementara, setelah benar-benar matang, isinya diketahui berubah menjadi hanya 200–400 hau yang dianggap tingkat aman.
Jika dimasak dengan benar, kacang merah adalah makanan berharga dan bergizi yang tidak boleh dihindari.
Baca juga: 18 Makanan yang Mengandung Vitamin E Tinggi
2. Kedelai
Sudah banyak orang tahu bahwa kedelai adalah sumber protein yang luar biasa.