Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/05/2021, 12:01 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Risiko amputasi meningkat ketika gumpalan darah terbentuk di dalam tubuh.

Mengapa demikian?

Gumpalan darah pada dasarnya bisa mencegah aliran darah.

Ketika bagian tubuh kekurangan darah dan oksigen dalam jangka panjang, jaringan tubuh mulai mati.

Terkadang, kerusakan bisa diperbaiki.

Ketika terlalu banyak jaringan tubuh yang mati, satu-satunya pilihan adalah membuang jaringan yang mati. Ini mungkin melibatkan pengangkatan jari, jari kaki, kaki, lengan, atau tungkai.

Bahkan jika seseorang pulih dari syok septik, dia mungkin hidup dengan gejala pasca-sepsis selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Gejala pasca-sepsis dapat berupa insomnia, kelelahan, depresi, dan penurunan kognitif.

Oleh sebab itu, jika Anda mencurigai memiliki gejala sepsis, penting bagi Anda untuk bisa segera pergi ke dokter atau rumah sakit.

Baca juga: 4 Tahapan dan Gejala Syok Hipovolemik, Saat Volume Darah Turun

Semakin lama Anda menunggu atau menunda pergi ke dokter, maka kian besar pula risiko infeksi berkembang menjadi keadaan darurat yang mengancam jiwa.

Perlu dipahami bahwa banyak orang yang didiagnosis mengalami syok septik tidak dapat bertahan hidup.

Karena kondisi ini membebani sistem kekebalan, ada juga risiko infeksi berulang setelah perawatan.

Oleh karena itu, mempelajari gejala sepsis dan mendapatkan pengobatan dini adalah kesempatan terbaik untuk bisa bertahan hidup.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com