Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/05/2021, 08:03 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Hati adalah salah satu organ paling penting bagi tubuh.

Organ seberat 1,3 kg ini bahkan diperlukan untuk melakukan lebih dari 500 fungsi penunjang kehidupan.

Merangkum Medical News Today, organ hati di antaranya memiliki beragam fungsi berikut:

  • Menyaring racun dari darah
  • Menghasilkan enzim pencernaan yang disebut empedu
  • Menyimpan vitamin dan mineral
  • Mengatur hormon dan respons imun
  • Membantu pembekuan darah

Baca juga: 3 Penyebab Perlemakan Hati yang Perlu Diwaspadai

Di dalam tubuh manusia, organ hati atau lever ini terletak di bagian kanan atas perut.

Berbeda dengan organ dalam lainnya, hati adalah satu-satunya organ yang dapat tumbuh kembali setelah bagian-bagiannya diangkat atau rusak.

Faktanya, hati bahkan dapat tumbuh kembali ke ukuran penuhnya hanya dalam hitungan bulan.

Yang menjadi pertanyaan selanjutnya, dapatkan manusia hidup tanpa organ hati untuk jangka waktu tertentu selama proses regenerasi?

Dilansir dari Health Line, manusia masih mungkin bisa bertahan hidup dengan sebagian organ hati.

Tapi, tanpa organ hati sama sekali, manusia tidak akan bisa bertahan hidup.

Tanpa hati, manusia diproyeksi bakal mengalami kejadian berikut:

  • Darah tidak akan menggumpal dengan benar, menyebabkan pendarahan yang tidak terkontrol
  • Racun dan produk sampingan kimia dan pencernaan akan menumpuk di dalam darah
  • Akan memiliki lebih sedikit pertahanan terhadap infeksi bakteri dan jamur
  • Bisa mengalami pembengkakan, termasuk pembengkakan otak yang mematikan
  • Kematian akan terjadi dalam hitungan hari

Baca juga: 11 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Hati

Tetapi bagaimana jika manusia mengalami gagal hati?

Gagal hati bisa terjadi karena sejumlah alasan.

Gagal hati akut atau disebut gagal hati fulminan dapat menyebabkan kerusakan hati yang cepat, sering kali ketika hati sebelumnya dalam keadaan sehat sempurna.

Menurut penelitian, gagal hati akut merupakan kejadian yang sangat jarang, diperkirakan terjadi setiap tahun pada kurang dari 10 orang per juta.

Penyebab paling umum gagal hati akut adalah:

  • Infeksi virus
  • Toksisitas obat, sering kali karena overdosis acetaminophen (Tylenol)

Baca juga: 13 Gejala Perlemakan Hati yang Perlu Diwaspadai

Gejala gagal hati akut bisa meliputi:

  • Penyakit kuning yang menyebabkan kulit menguning dan bagian putih mata
  • Sakit perut dan bengkak
  • Mual
  • Disorientasi mental

Jenis gagal hati lainnya dikenal sebagai gagal hati kronis.

Kondisi ini disebabkan oleh peradangan dan jaringan parut yang terjadi selama beberapa bulan atau tahun.

Kerusakan hati secara keseluruhan ini sering kali disebabkan oleh hal-hal seperti:

  • Penyalahgunaan alkohol
  • Infeksi, termasuk hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis C.
  • Kanker hati
  • Penyakit genetik, seperti penyakit Wilson
  • Penyakit perlemakan hati nonalkohol

Gejala gagal hati kronis di antaranya bisa meliputi:

  • Perut bengkak
  • Penyakit kuning
  • Mual
  • Muntah darah
  • Mudah memar
  • Kehilangan otot

Baca juga: 11 Faktor Risiko Kanker Hati yang Perlu Diwaspadai

Pada dasarnya, gagal hati bukanlah "hukuman mati". 

Tergantung pada kesehatan Anda dan kesehatan hati Anda, Anda masih bisa menjadi kandidat untuk mendapat transplantasi hati.

Transplantasi hati adalah operasi di mana hati yang sakit diangkat dan diganti dengan sebagian atau seluruhnya yang sehat dari donor.

Ada dua jenis transplantasi donor hati, yakni:

1. Transplantasi donor yang sudah meninggal

Artinya hati diambil dari orang yang baru saja meninggal dunia.

Orang tersebut akan menandatangani kartu organ donor sebelum kematiannya.

Organ tersebut juga dapat disumbangkan dengan persetujuan keluarga.

Baca juga: 12 Gejala Kanker Hati yang Perlu Diwaspadai

The National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK) AS melaporkan bahwa sebagian besar hati yang didonasikan berasal dari donor yang sudah meninggal.

2. Transplantasi donor masih hidup

Dalam proses transplantasi donor hidup, seseorang yang masih hidup, sering kali anggota keluarga atau teman dekat setuju untuk menyumbangkan sebagian dari organ hati yang sehat.

Sebuah studi menemukan bahwa dari 6.455 transplantasi hati yang dilakukan pada 2013, hanya 4 persen dari donor yang masih hidup.

Dokter mungkin merekomendasikan transplantasi ortotopik atau heterotopik.

Pada transplantasi ortotopik, hati yang sakit diangkat seluruhnya dan diganti dengan hati donor yang sehat atau segmen hati.

Sementara dalam transplantasi heterotopic, hati yang rusak dibiarkan di tempatnya dan hati yang sehat atau segmen hati dimasukkan.

Meskipun transplantasi ortotopik adalah yang paling umum dipilih atau dilakukan, transplantasi heterotopik mungkin disarankan jika:

  • Kesehatan Anda sangat buruk sehingga mungkin tidak dapat menahan operasi pengangkatan hati lengkap
  • Penyakit hati memiliki penyebab genetik

Baca juga: 14 Makanan yang Mengandung Vitamin C Tinggi

Seorang dokter dapat memilih transplantasi heterotopic jika gagal hati pasien disebabkan oleh kondisi genetik.

Meskipun Anda mungkin hanya menerima sebagian hati dalam prosedur transplantasi, dokter biasanya akan memastikannya cukup besar untuk melakukan semua fungsi yang diperlukan.

Faktanya, ahli bedah transplantasi di University of Pittsburgh memperkirakan bahwa Anda hanya membutuhkan 25 hingga 30 persen hati Anda untuk mempertahankan fungsi normal.

Seiring waktu, hati akan tumbuh ke ukuran normalnya.

Pengangkatan sebagian organ hati pada transplantasi donor hidup

Dilansir WebMD, orang yang menerima hati dari donor yang sudah meninggal cenderung melakukan transplantasi dengan seluruh organ.

Sementara orang yang menerima hati dari donor hidup hanya akan mendapat sebagian organ hati.

Beberapa orang memilih opsi ini karena mereka tidak ingin mengambil risiko semakin sakit saat mereka harus menunggu dalam daftar penerima sumbangan hati dari donor.

Meskipun belum begitu umum, donasi hati dari donor hidup terlihat semakin banyak dilakukan sekarang.

Manfaat utama dari donor hati hidup adalah bahwa operasi dapat dijadwalkan pada waktu yang sesuai bagi kedua belah pihak.

Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Omega 3 Tinggi

Terlebih lagi, hati dapat didonasikan sebelum penerimanya menjadi sakit parah. Ini dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup.

  • Untuk bisa menjadi donor hati hidup, Anda perlu memenuhi syarat berikut:
  • Berusia antara 18 dan 60 tahun
  • Memiliki golongan darah yang sesuai dengan penerima
  • Menjalani tes fisik dan psikologis yang ekstensif
  • Memiliki berat badan yang sehat, karena obesitas merupakan faktor risiko terjadinya penyakit perlemakan hati yang merusak hati
  • Berada dalam kesehatan umum yang baik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau