KOMPAS.com - Sistem pencernaan, atau juga disebut sistem gastrointestinal, merupakan sistem yang sangat penting untuk dijaga kesehatannya agar dapat bekerja dengan baik.
Sistem gastrointestinal yang sehat akan membantu tubuh berfungsi dengan normal dan mempertahankan kesehatan secara keseluruhan.
Namun, terdapat masalah kesehatan yang dapat menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan yang disebut dengan Crohn's disease.
Baca juga: 9 Gejala Radang Usus Buntu dan Cara Mengobatinya
Crohn's disease atau penyakit Crohn adalah masalah kesehatan kronis yang memicu peradangan pada saluran cerna.
Penyakit ini dapat terjadi pada bagian apa pun dari saluran pencernaan, mulai dari mulut hingga anus,
Namun, pada sebagian kasus kondisi ini lebih sering menyerang usus halus (ileum) atau usus besar (kolon).
Penyakit Crohn dapat menimbulkan rasa sakit pada bagian perut dan menyebabkan tubuh terasa lemah.
Pada kasus yang parah, penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi yang mengancam nyawa penderitanya.
Mengutip Healthline, gejala penyakit Crohn kerap terjadi secara bertahap mulai dari ringan dan seiring waktu akan semakin parah.
Meskipun demikian, penyakit ini juga dapat timbul secara tiba-tiba. Gejala awal penyakit Crohn, di antaranya:
Baca juga: 6 Faktor Risiko Penyakit Radang Usus yang Tidak Boleh Disepelekan
Selain itu, penyakit Crohn juga dapat menimbulkan gejala yang berat, seperti:
Dilansir dari Mayo Clinic, hingga saat ini penyebab penyakit Crohn masih belum diketahui secara pasti.
Namun, terdapat beberapa faktor yang diduga memicu munculnya kondisi ini, seperti:
Gangguan pada sistem kekebalan tubuh atau reaksi autoimun diduga dapat menyebabkan penyakit Crohn.
Beberapa ahli berpendapat bahwa mikroorganisme yang ada di saluran pencernaan akan mengaktifkan sistem imun.
Respons kekebalan tubuh yang abnormal akan menyebabkan penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat pada saluran pencernaan.
Pada akhirnya, respons sistem imun yang abnormal akan memicu peradangan pada saluran pencernaan dan menimbulkan gejala Crohn’s disease.
Penyakit Crohn lebih sering dialami oleh seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan penyakit ini.
Baca juga: 4 Makanan yang Buruk untuk Kesehatan Usus
Maka dari itu, penyakit ini diduga dapat diturunkan dalam keluarga dan seseorang dengan gen tertentu berpeluang besar terkena penyakit Crohn.
Menurut Mayo Clinic, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terkena penyakit Crohn, yaitu:
Melansir Cleveland Clinic, terdapat beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis penyakit Crohn, seperti:
Dilakukan untuk mendeteksi peningkatan jumlah sel darah putih yang dapat menjadi tanda adanya peradangan atau infeksi di dalam tubuh.
Selain itu, tes darah juga dilakukan untuk mendeteksi gejala anemia yang ditandai dengan jumlah sel darah merah lebih rendah daripada sel darah putih.
Baca juga: Sering Disepelekan, 8 Kebiasaan Ini Dapat Mengganggu Kesehatan Usus
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya infeksi yang disebabkan bakteri, parasit, atau jamur dengan menggunakan sampel feses.
Pemeriksaan ini juga dapat membantu dokter mendiagnosis masalah kesehatan lain yang menyebabkan keluhan gastrointestinal.
Pada pemeriksaan ini, dokter akan memasukkan endoskop, yaitu tabung fleksibel yang dilengkapi dengan lampu dan kamera, ke dalam rektum melalui anus.
Penggunaan alat khusus tersebut pada pemeriksaan kolonoskopi dilakukan untuk membantu dokter melihat bagian dalam usus besar secara jelas.
Dokter mungkin akan melakukan biopsi atau mengambil sampel jaringan dari usus besar untuk memastikan adanya peradangan.
Pemeriksaan ini dapat menghasilkan gambar dari saluran pencernaan dan membantu dokter menentukan tingkat keparahan peradangan di dalam usus.
Dokter akan memasukkan alat khusus berbentuk tabung panjang, tipis, dan fleksibel yang disebut endoskop, melalui mulut lalu turun ke tenggorokan.
Alat khusus tersebut dilengkapi dengan kamera agar dokter dapat melihat bagian dalam saluran pencernaan bagian atas, yaitu kerongkongan, perut, dan usus dua belas jari.
Baca juga: 7 Tanda Usus Tidak Sehat yang Perlu Diwaspadai
Dikutip dari WebMD, penanganan tidak dapat sepenuhnya menyembuhkan Crohn’s disease.
Akan tetapi, penanganan diberikan untuk meredakan gejala dan membantu meningkatkan kualitas hidup penderita.
Beberapa metode penanganan yang dapat diberikan untuk membantu mengatasi Crohn’s disease, di antaranya:
Obat-obatan yang dapat membantu mengatasi Crohn’s disease, antara lain:
Sebagian besar penderita penyakit Crohn memerlukan prosedur operasi apabila obat-obatan tidak mampu meredakan gejala.
Prosedur operasi untuk mengatasi penyakit Crohn, meliputi:
Baca juga: 15 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Usus
Meskipun demikian, penyakit Crohn dapat kembali kambuh dan biasanya terjadi pada lokasi anastomosis atau sambungan yang dibuat setelah pengangkatan.
Prosedur ini dilakukan jika rektum penderita terasa sakit sehingga dokter tidak dapat melakukan operasi anastomosis.
Terdapat beberapa perubahan gaya hidup yang dapat diterapkan untuk meringankan gejala, seperti:
Dokter mungkin akan memberikan rekomendasi diet khusus untuk meredakan gejala, mengurangi peradangan, dan memperbaiki nutrisi.
Baca juga: 10 Fakta dan Mitos Penyakit Usus Buntu yang perlu Anda Ketahui
Beberapa perubahan pola makan yang dapat membantu mengatasi penyakit Crohn, di antaranya:
Menurut Cleveland Clinic, terdapat beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat Crohn’s disease, antara lain:
Peradangan, fistula, atau usus yang menyempit dapat menyebabkan terbentuknya jaringan parut yang memicu penyumbatan di dalam usus.
Baca juga: Apa Penyebab Tumor Usus Besar?
Dikutip dari Cleveland Clinic, tidak ada cara yang efektif mencegah penyakit Crohn akibat penyebab penyakit yang masih tidak diketahui secara pasti.
Namun, beberapa perubahan gaya hidup berikut dapat diterapkan untuk meredakan gejala dan mengurangi kekambuhan:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.