Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/12/2021, 12:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sistem pencernaan, atau juga disebut sistem gastrointestinal, merupakan sistem yang sangat penting untuk dijaga kesehatannya agar dapat bekerja dengan baik.

Sistem gastrointestinal yang sehat akan membantu tubuh berfungsi dengan normal dan mempertahankan kesehatan secara keseluruhan.

Namun, terdapat masalah kesehatan yang dapat menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan yang disebut dengan Crohn's disease.

Baca juga: 9 Gejala Radang Usus Buntu dan Cara Mengobatinya

Crohn's disease atau penyakit Crohn adalah masalah kesehatan kronis yang memicu peradangan pada saluran cerna.

Penyakit ini dapat terjadi pada bagian apa pun dari saluran pencernaan, mulai dari mulut hingga anus,

Namun, pada sebagian kasus kondisi ini lebih sering menyerang usus halus (ileum) atau usus besar (kolon).

Penyakit Crohn dapat menimbulkan rasa sakit pada bagian perut dan menyebabkan tubuh terasa lemah.

Pada kasus yang parah, penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi yang mengancam nyawa penderitanya.

Gejala

Mengutip Healthline, gejala penyakit Crohn kerap terjadi secara bertahap mulai dari ringan dan seiring waktu akan semakin parah.

Meskipun demikian, penyakit ini juga dapat timbul secara tiba-tiba. Gejala awal penyakit Crohn, di antaranya:

  • Diare
  • Kram atau nyeri perut
  • Darah pada feses tinja akibat perdarahan saluran gastrointestinal
  • Demam
  • Kelelahan atau fatigue
  • Penurunan nafsu makan
  • Penurunan berat badan akibat nafsu makan berkurang
  • Perut terasa penuh setelah buang air besar (BAB)
  • Perasaan untuk segera buang air besar.

Baca juga: 6 Faktor Risiko Penyakit Radang Usus yang Tidak Boleh Disepelekan

Selain itu, penyakit Crohn juga dapat menimbulkan gejala yang berat, seperti:

  • Bisul yang dapat muncul di mana saja, mulai dari daerah mulut hingga anus
  • Peradangan pada kulit dan persendian
  • Sesak napas
  • Gejala anemia.

Penyebab

Dilansir dari Mayo Clinic, hingga saat ini penyebab penyakit Crohn masih belum diketahui secara pasti.

Namun, terdapat beberapa faktor yang diduga memicu munculnya kondisi ini, seperti:

  • Gangguan pada sistem kekebalan tubuh

Gangguan pada sistem kekebalan tubuh atau reaksi autoimun diduga dapat menyebabkan penyakit Crohn.

Beberapa ahli berpendapat bahwa mikroorganisme yang ada di saluran pencernaan akan mengaktifkan sistem imun.

Respons kekebalan tubuh yang abnormal akan menyebabkan penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat pada saluran pencernaan.

Pada akhirnya, respons sistem imun yang abnormal akan memicu peradangan pada saluran pencernaan dan menimbulkan gejala Crohn’s disease.

  • Genetik

Penyakit Crohn lebih sering dialami oleh seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan penyakit ini.

Baca juga: 4 Makanan yang Buruk untuk Kesehatan Usus

Maka dari itu, penyakit ini diduga dapat diturunkan dalam keluarga dan seseorang dengan gen tertentu berpeluang besar terkena penyakit Crohn.

Faktor risiko

Menurut Mayo Clinic, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terkena penyakit Crohn, yaitu:

  1. Berusia muda atau sebelum berusia 30 tahun
  2. Etnis tertentu, seperti orang berkulit tinggi (orang-orang dari Eropa Timur keturunan Yahudi), serta orang berkulit hitam yang hidup di Amerika Utara dan Inggris
  3. Memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit Crohn
  4. Memiliki kebiasaan merokok
  5. Mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen, naproxen, dan natrium diklofenak.

Diagnosis

Melansir Cleveland Clinic, terdapat beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis penyakit Crohn, seperti:

  • Tes darah

Dilakukan untuk mendeteksi peningkatan jumlah sel darah putih yang dapat menjadi tanda adanya peradangan atau infeksi di dalam tubuh.

Selain itu, tes darah juga dilakukan untuk mendeteksi gejala anemia yang ditandai dengan jumlah sel darah merah lebih rendah daripada sel darah putih.

Baca juga: Sering Disepelekan, 8 Kebiasaan Ini Dapat Mengganggu Kesehatan Usus

  • Pemeriksaan feses

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya infeksi yang disebabkan bakteri, parasit, atau jamur dengan menggunakan sampel feses.

Pemeriksaan ini juga dapat membantu dokter mendiagnosis masalah kesehatan lain yang menyebabkan keluhan gastrointestinal.

  • Kolonoskopi

Pada pemeriksaan ini, dokter akan memasukkan endoskop, yaitu tabung fleksibel yang dilengkapi dengan lampu dan kamera, ke dalam rektum melalui anus.

Penggunaan alat khusus tersebut pada pemeriksaan kolonoskopi dilakukan untuk membantu dokter melihat bagian dalam usus besar secara jelas.

Dokter mungkin akan melakukan biopsi atau mengambil sampel jaringan dari usus besar untuk memastikan adanya peradangan.

  • CT scan

Pemeriksaan ini dapat menghasilkan gambar dari saluran pencernaan dan membantu dokter menentukan tingkat keparahan peradangan di dalam usus.

  • Endoskopi saluran cerna bagian atas

Dokter akan memasukkan alat khusus berbentuk tabung panjang, tipis, dan fleksibel yang disebut endoskop, melalui mulut lalu turun ke tenggorokan.

Alat khusus tersebut dilengkapi dengan kamera agar dokter dapat melihat bagian dalam saluran pencernaan bagian atas, yaitu kerongkongan, perut, dan usus dua belas jari.

Baca juga: 7 Tanda Usus Tidak Sehat yang Perlu Diwaspadai

Perawatan

Dikutip dari WebMD, penanganan tidak dapat sepenuhnya menyembuhkan Crohn’s disease.

Akan tetapi, penanganan diberikan untuk meredakan gejala dan membantu meningkatkan kualitas hidup penderita.

Beberapa metode penanganan yang dapat diberikan untuk membantu mengatasi Crohn’s disease, di antaranya:

  • Obat-obatan

Obat-obatan yang dapat membantu mengatasi Crohn’s disease, antara lain:

    1. Kortikosteroid atau obat antiperadangan, seperti budesonide dan prednison
    2. Imunosupresan atau obat penekan sistem imun, seperti azathioprine dan methotrexate
    3. Antibiotik, seperti ciprofloxacin dan metronidazole untuk mengobati infeksi pada area peradangan
    4. Obat-obatan lain, seperti obat antidiare, pereda nyeri, dan suplemen nutrisi
  • Operasi

Sebagian besar penderita penyakit Crohn memerlukan prosedur operasi apabila obat-obatan tidak mampu meredakan gejala.

Prosedur operasi untuk mengatasi penyakit Crohn, meliputi:

Baca juga: 15 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Usus

    1. Anastomosis
      Pada prosedur ini, dokter akan mengangkat bagian saluran pencernaan yang rusak, kemudian menyambungkan kedua ujung atau bagian yang masih sehat.

      Meskipun demikian, penyakit Crohn dapat kembali kambuh dan biasanya terjadi pada lokasi anastomosis atau sambungan yang dibuat setelah pengangkatan.

    2. Ileostomi
      Merupakan operasi yang dilakukan dengan membuat stoma pada dinding perut, lalu akan dihubungkan dengan bagian akhir dari usus halus (ileum).

      Prosedur ini dilakukan jika rektum penderita terasa sakit sehingga dokter tidak dapat melakukan operasi anastomosis.

  • Perubahan gaya hidup

Terdapat beberapa perubahan gaya hidup yang dapat diterapkan untuk meringankan gejala, seperti:

    1. Mengelola stres dengan cara yang tepat agar tidak memperburuk gejala, seperti meditasi, teknik relaksasi, yoga, dan olahraga
    2. Mengonsumsi makanan atau suplemen yang mengandung kurkumin untuk berfungsi sebagai antiperadangan
    3. Hindari konsumsi OAINS secara berlebihan, gunakan parasetamol untuk mengatasi nyeri atau demam
    4. Berhenti merokok untuk mencegah kekambuhan.
  • Perubahan pola makan

Dokter mungkin akan memberikan rekomendasi diet khusus untuk meredakan gejala, mengurangi peradangan, dan memperbaiki nutrisi.

Baca juga: 10 Fakta dan Mitos Penyakit Usus Buntu yang perlu Anda Ketahui

Beberapa perubahan pola makan yang dapat membantu mengatasi penyakit Crohn, di antaranya:

    1. Hindari makanan berminyak atau gorengan
    2. Batasi konsumsi produk dairy, seperti susu, keju, dan yoghurt
    3. Hindari minuman berkarbonasi
    4. Hindari atau batasi asupan kafein
    5. Batasi makanan tinggi serat, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran mentah
    6. Kurangi makanan yang dapat menimbulkan gas berlebih, seperti kacang-kacangan dan sayuran tertentu.

Komplikasi

Menurut Cleveland Clinic, terdapat beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat Crohn’s disease, antara lain:

  • Abses yang terbentuk pada saluran pencernaan
  • Fisura ani, yaitu robekan kecil pada anus atau yang ditandai dengan gejala berupa rasa sakit atau nyeri, gatal, dan perdarahan
  • Obstruksi usus, yaitu penyumbatan yang terjadi di dalam usus, baik usus halus maupun usus besar.

    Peradangan, fistula, atau usus yang menyempit dapat menyebabkan terbentuknya jaringan parut yang memicu penyumbatan di dalam usus.

  • Kanker usus besar, penyakit ini meningkatkan risiko seseorang terkena kanker usus besar.
  • Fistula, yaitu terbentuknya saluran seperti terowongan abnormal pada dinding usus yang dapat terinfeksi dan memicu terbentuknya abses
  • Malnutrisi atau kurang gizi. diare atau nyeri perut menyebabkan usus besar sulit menyerap nutrisi sehingga tubuh kekurangan zat besi dan mengalami anemia .
  • Bisul, peradangan pada sistem gastrointestinal dapat menyebabkan terbentuknya bisul atau luka terbuka pada mulut, perut, hingga rektum.

Baca juga: Apa Penyebab Tumor Usus Besar?

Pencegahan

Dikutip dari Cleveland Clinic, tidak ada cara yang efektif mencegah penyakit Crohn akibat penyebab penyakit yang masih tidak diketahui secara pasti.

Namun, beberapa perubahan gaya hidup berikut dapat diterapkan untuk meredakan gejala dan mengurangi kekambuhan:

  1. Berhenti merokok
  2. Konsumsi makanan sehat dan bergizi, serta rendah lemak
  3. Rutin berolahraga
  4. Kelola stres dengan cara yang tepat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com