KOMPAS.com - Sindrom tourette (Tourette Syndrome) adalah jenis gangguan neurologis yang ditandai dengan tic fisik maupun suara secara berulang.
Mengutip Medical News Today, tic adalah gerakan atau suara yang tidak biasa yang tidak dapat dikendalikan oleh seseorang, kadang juga bisa dikendalikan, tetapi hanya sementara.
Tic ini bisa berupa:
Baca juga: Sindrom Sheehan
Menurut Asosiasi Tourette of America, 1 dari setiap 160 anak di Amerika Serikat mungkin mengalami sindrom tourette.
Mengutip Better Health, penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 1 dari setiap 100 anak sekolah di Australia mungkin engalami sindrom tourette.
Mayoritas kasus Tourette Syndrome ini terjadi dari anak-anak berusia 4-12 tahun.
Lebih banyak anak laki-laki dari pada anak perempuan yang terkena.
Kondisi ini biasanya muncul pertama kali saat anak usia antara 2-12 tahun.
Untuk beberapa orang dengan sindrom tourette, mungkin ada pengurangan gejala pada akhir masa remaja.
Namun, sindrom ini adalah kondisi seumur hidup yang tidak degeneratif.
Bentuk sindrom tourette yang lebih ringan dapat salah didiagnosis, karena sering terjadi bersamaan dengan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), gangguan obsesif kompulsif, dan gangguan perilaku.
Ada cukup banyak orang dengan sindrom tourette dapat melakukan kontrol sementara atas tics dan vokalisasi mereka, yang lain mungkin memerlukan kombinasi obat-obatan.
Baca juga: Sindrom Moebius
Ada sejumlah tokoh terkenal dunia termasuk penderita sindrom tourette, tetapi mampu mencapai kesuksesan.
Mengutip Pesau.net.au, berikut contoh para tokoh tersebut:
Penyanyi Amerika Billie Eilish berbicara kepada para penggemarnya bahwa ia telah berjuang menghadapi sindrom tourette sejak dia masih kecil.
Salah satu pemain sepak bola Manchester United paling terkenal ini juga telah selama bertahun-tahun mengidap sindrom tourette dan OCD (gangguan obsesif-kompulsif).
Aktor dan komedian terkenal Kanada, Dan Aykroyd, didiagnosa mengidap sindrom tourette ringan dan Aspergers pada usia muda.
Saat kecil ia sering menderita tic fisik seperti mendengus dan gugup.
Untungnya, gejala Aykroyd mereda pada saat ia berusia 14 tahun sebagai hasil dari perawatan terapi.
Sindrom tourette yang diidap komposer klasik terkenal dunia ini diungkap melalui karya film "What Makes Mozart Tic?" pada 2004.
Komposer Inggris, James McConnel mengungkapkan bahwa Mozart menunjukkan tanda-tanda sindrom tourette.
Meski begitu ia mampu membuat lebih dari 600 karya dan benar-benar dikenal sebagai salah satu komposer klasik terbaik dunia.
Baca juga: Sindrom Terowongan Tarsal
Mengutip Medical News Today, gejala khas sindrom tourette adalah tic.
Tic ada yang hampir tidak terlihat dan ada juga yang cukup parah sampai membuat kehidupan sehari-hari mungkin lebih sulit.
Tic wajah, seperti mata berkedip, mungkin merupakan tanda pertama untuk sindrom tourette.
Namun, setiap orang bisa menunjukkan gejala berbeda.
Sebuah tic mungkin bisa berupa:
Gerakan motorik termasuk berkedip, menggelengkan kepala, atau menyentakkan bagian tubuh lainnya.
Orang tersebut mungkin mengucapkan suara, seperti mendengkur, bercicit, atau mengucapkan kata-kata atau frase tertentu.
Ada dua klasifikasi utama tic, yaitu:
Kondisi yang membuat penderita sindrom tourette melakukan gerakan hanya satu otot, atau mengucapkan satu suara.
Gerakannya tiba-tiba, berdurasi pendek, dan sering berulang.
Kondisi yang membuat penderita sindrom tourette melakukan gerakan fisik lebih kompleks, dan tics suara dapat mencakup frasa panjang.
Tic kompleks melibatkan beberapa kelompok otot yang bergerak.
Baca juga: Sindrom Albright
Orang dengan sindrom tourette memiliki kombinasi tic suara dan fisik, yang mungkin sederhana maupun kompleks.
Tic fisik sederhana, contohnya:
Tic suara sederhana, contohnya:
Tic fisik kompleks, contohnya:
Tic suara yang kompleks, contohnya:
Baca juga: Sindrom Mayat Berjalan (Sindrom Cotard)
Kebanyakan orang akan mengalami sensasi yang tidak biasa atau tidak nyaman sebelum timbulnya tic, seperti sebuah peringatan.
Jenis peringatan yang biasanya dirasakan oleh penderita sindrom tourette itu meliputi:
Perasaan terbakar di mata yang hanya berkurang saat berkedip
Meningkatkan ketegangan pada otot yang hanya bisa dikurangi dengan peregangan atau kedutan
Tenggorokan kering yang hanya berkurang dengan mendengus atau berdehem
Gatal di anggota badan atau sendi, di mana satu-satunya bantuan dicapai dengan memutar badan
Situasi yang dapat menyebabkan gejala sindrom tourette memburuk meliputi:
Baca juga: Sindrom Kepala Meledak
Penyebab pasti sindrom tourette tidak diketahui.
Namun mengutip Medical News Today, tampaknya sindrom tourette berasal dari masalah di ganglia basal.
Ganglia basal adalah bagian otak yang bertanggung jawab untuk gerakan tak sadar, emosi, dan pembelajaran.
Keberadaan ganglia basal ini berfungsi untuk mengelola pesan untuk disampaikan atau dikirimkan ke beberapa bagian otak.
Para ahli percaya bahwa kelainan pada ganglia basal dapat menyebabkan ketidakseimbangan tingkat neurotransmiter otak, yang mentransfer pesan dari satu sel ke sel lainnya.
Tingkat neurotransmiter abnormal dapat mengganggu fungsi otak normal, sehingga bisa mengakibatkan tic.
Penyakit parkinson, penyakit huntington, dan kondisi neurologis lainnya mempengaruhi ganglia basal.
Baca juga: Sindrom Kleine-Levine (Sindrom Putri TIdur)
Mengutip Better Health, penyebab pasti sindrom tourette masih menjadi misteri, tetapi penelitian berfokus pada sejumlah kemungkinan, yaitu:
Sindrom tourette tampaknya merupakan kondisi yang diturunkan dari keluarganya.
Seorang anak dari seseorang dengan sindrom tourette memiliki peluang 50 persen untuk mengembangkan kondisi itu pada dirinya.
Anak laki-laki 3 kali lebih mungkin untuk mewarisi kondisi tersebut dari pada anak perempuan.
Bakteri streptokokus dapat menyebabkan berbagai macam infeksi, mulai dari ringan hingga berat dan mengancam jiwa.
Satu teori menyatakan bahwa infeksi streptokokus mungkin bertanggung jawab atas perubahan neurologis yang terkait dengan sindrom tourette.
Senyawa kimia otak (neurotransmitter) tampaknya dimetabolisme secara berbeda pada orang dengan sindrom tourette, terutama pengatur suasana hati, dopamin dan serotonin.
Para peneliti mempertimbangkan sindrom tourette terkait dengan gangguan lain (ADHD dan disleksia) dan perilaku obsesif kompulsif.
Gangguan seperti itu sering muncul bersamaan dengan sindrom tourette.
Baca juga: Sindrom Asherman
Mengutip Mayo Clinic, faktor risiko untuk sindrom Tourette meliputi:
Baca juga: Sindrom Metabolik
Mengutip Medical News Today, sindrom tourette tidak mempengaruhi kecerdasan seseorang.
Namun kesulitan belajar dapat terjadi, jika penderita sindrom tourette juga menderita ADHD (gangguan pemusatan erhatian/hiperaktivitas), OCD (gangguan obsesif-kompulsif), atau ASD (autism spectrum disorder).
Seorang anak dengan atau tanpa kondisi tambahan ini juga dapat mengalami intimidasi di sekolah, yang dapat membuat belajar di sekolah lebih sulit baik secara sosial maupun akademis.
Sekolah dapat membantu dengan mendidik siswa tentang kondisi tersebut, sehingga mereka dapat lebih memahami teman sekelas yang kebetulan memiliki sindrom tourette.
Orang dengan sindrom tourette mungkin memiliki masalah dengan belajar melalui kebiasaan.
Hal ini dapat mempengaruhi keterampilan, seperti menulis, membaca, atau berhitung.
Seorang anak dengan sindrom Tourette mungkin memerlukan bantuan pendidikan tambahan.
Mengutip Better Health, orang dengan sindrom tourette sering menjalani hidup yang sehat dan aktif.
Namun, sindrom tourette sering diikuti tantangan perilaku dan sosial yang dapat merusak citra diri, seperti:
Baca juga: Fetal Alcohol Syndrome (FAS) atau Sindrom Alkohol Janin
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.