KOMPAS.com - Sindrom terowongan tarsal atau tarsal tunnel syndrome adalah kondisi yang disebabkan oleh tekanan berulang, mengakibatkan kerusakan pada saraf tibialis posterior.
Saraf tibialis bercabang dari saraf sciatic dan ditemukan pada area pergelangan kaki.
Saraf tibialis berjalan melalui terowongan tarsal—lorong sempit dalam pergelangan kaki yang diikat oleh tulang dan jaringan lunak.
Baca juga: Hati-Hati, Sering Pakai Ponsel Berisiko Alami Sindrom Carpal Tunnel
Kerusakan saraf tibialis biasanya terjadi ketika saraf dikompresi sebagai akibat tekanan yang konsisten.
Pasien dengan sindrom terowongan tarsal dapat mengalami satu atau lebih dari gejala berikut:
Sindrom terowongan tarsal dapat disebabkan oleh apapun yang menimbulkan kompresi pada saraf tibialis posterior, seperti:
Jika merasa memiliki sindrom terowongan tarsal, konsultasikan kepada dokter. Dokter akan bertanya gejala yang muncul dan riwayat kesehatan.
Baca juga: Carpal Tunnel Syndrome: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya
Tes yang mungkin dilakukan dapat berupa tes tinel, yaitu prosedur yang melibatkan ketukan lembut pada saraf tibial. Jika terdapat rasa nyeri, terdapat indikasi dari sindrom terowongan tarsal.
Selain itu, tes lain yang mungkin dilakukan adalah elektromiografi dan MRI.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangani sindrom terowongan tarsal di rumah, yaitu sebagai berikut.
Baca juga: Carpal Tunnel Syndrome
Selain itu, terkadang juga dibutuhkan operasi jika sindrom berlangsung dalam jangka panjang yang parah. Dokter bedah akan membuat sayatan dari belakang pergelangan kaki hingga ke lengkung kaki.
Setelah itu, melepaskan ligamen dan menghilangkan saraf.
Alternatif lain yaitu operasi invasif minimal dengan membuat sayatan yang lebih kecil di dalam pergelangan kaki. Lalu, menggunakan instrumen kecil untuk meregangkan ligamen.
Karena terdapat lebih sedikit trauma yang memengaruhi jaringan, risiko komplikasi dan waktu pemulihan keduanya berkurang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.