KOMPAS.com - Sindrom metabolik adalah sekelompok kondisi yang terjadi bersamaan dan meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.
Kondisi tersebut meliputi peningkatan tekanan darah, gula darah tinggi, kelebihan lemak tubuh di sekitar pinggang, dan kadar kolesterol atau trigliserida yang tidak normal.
Memiliki hanya satu dari kondisi ini tidak berarti seseorang memiliki sindrom metabolik.
Baca juga: Memahami Sindrom Metabolik dan Cara Mencegahnya
Penyebab pasti dari sindrom metabolik tidak diketahui.
Banyak ciri dari sindrom metabolik dikaitkan dengan resistensi insulin.
Resistensi insulin berarti tubuh tidak menggunakan insulin secara efisien untuk menurunkan kadar glukosa dan trigliserida.
Kombinasi faktor genetik dan gaya hidup dapat menyebabkan resistensi insulin.
Faktor gaya hidup termasuk kebiasaan diet, aktivitas dan pola tidur yang terganggu (seperti sleep apnea).
Biasanya, tidak ada gejala fisik langsung.
Masalah medis yang terkait dengan sindrom metabolik berkembang dari waktu ke waktu. Jika ragu memiliki sindrom metabolik, temui penyedia layanan kesehatan.
Dokter akan membuat diagnosis dengan mendapatkan tes yang diperlukan, termasuk tekanan darah, profil lipid (trigliserida dan HDL) dan glukosa darah.
Jika merasa memiliki setidaknya satu komponen sindrom metabolik, tanyakan kepada dokter urgensi pengujian untuk komponen lain dari sindrom tersebut.
Seseorang didiagnosis dengan sindrom metabolik jika memiliki tiga atau lebih hal berikut:
Baca juga: 5 Cara Mempercepat Metabolisme Tubuh Selain Olahraga
Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Dokter akan merekomendasikan perubahan gaya hidup atau obat-obatan seperti:
Memiliki sindrom metabolik dapat meningkatkan risiko terkena penyakit berikut:
Baca juga: 6 Kebiasaan yang Bisa Memperlambat Metabolisme Tubuh
Komitmen seumur hidup untuk gaya hidup sehat dapat mencegah kondisi yang menyebabkan sindrom metabolik.
Gaya hidup sehat meliputi:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.