Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/12/2021, 12:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sindrom terowongan tarsal atau tarsal tunnel syndrome adalah kondisi yang disebabkan oleh tekanan berulang, mengakibatkan kerusakan pada saraf tibialis posterior.

Saraf tibialis bercabang dari saraf sciatic dan ditemukan pada area pergelangan kaki.

Saraf tibialis berjalan melalui terowongan tarsal—lorong sempit dalam pergelangan kaki yang diikat oleh tulang dan jaringan lunak.

Baca juga: Hati-Hati, Sering Pakai Ponsel Berisiko Alami Sindrom Carpal Tunnel

Kerusakan saraf tibialis biasanya terjadi ketika saraf dikompresi sebagai akibat tekanan yang konsisten.

Gejala

Pasien dengan sindrom terowongan tarsal dapat mengalami satu atau lebih dari gejala berikut:

  • sensasi kesemutan, terbakar, atau seperti sengatan listrik
  • mati rasa
  • nyeri, termasuk nyeri tembak.

Penyebab

Sindrom terowongan tarsal dapat disebabkan oleh apapun yang menimbulkan kompresi pada saraf tibialis posterior, seperti:

  • seseorang dengan kaki rata berisiko mengalami sindrom ini karena kemiringan tumit ke luar yang terjadi dengan lengkungan yang jatuh dapat menghasilkan tegangan dan kompresi pada saraf.
  • struktur yang membesar atau abnormal pada terowongan dapat menekan saraf, seperti varises, kista ganglion, tendon bengkak, atau taji tulang rematik
  • cedera, seperti keseleo pergelangan kaki dapat menyebabkan peradangan dan pembengkakan di dalam atau dekat terowongan
  • penyakit sistemik, seperti diabetes atau radang sendi dapat menyebabkan pembengkakan dan menekan saraf

Diagnosis

Jika merasa memiliki sindrom terowongan tarsal, konsultasikan kepada dokter. Dokter akan bertanya gejala yang muncul dan riwayat kesehatan.

Baca juga: Carpal Tunnel Syndrome: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Tes yang mungkin dilakukan dapat berupa tes tinel, yaitu prosedur yang melibatkan ketukan lembut pada saraf tibial. Jika terdapat rasa nyeri, terdapat indikasi dari sindrom terowongan tarsal.

Selain itu, tes lain yang mungkin dilakukan adalah elektromiografi dan MRI.

Perawatan

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangani sindrom terowongan tarsal di rumah, yaitu sebagai berikut.

  • Istirahat. Mengistirahatkan kaki untuk mencegah cedera lebih lanjut dan mempercepat penyembuhan.
  • Es. Mengoleskan kompres es ke area kulit yang sakit. Letakkan handuk tipis di antara es dan kulit, gunakan selama 20 menit dan beri interval setidaknya 40 menit sebelum kembali mengompresnya.
  • Obat-obatan oral. Obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen dapat membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan
  • Imobilisasi. Membatasi gerakan kaki dengan mengenakan gips untuk memungkinkan saraf dan jaringan di sekitarnya sembuh
  • Terapi fisik. Terapi ultrasound, latihan, dan modalitas terapi fisik lainnya dapat diresepkan untuk mengurangi gejala
  • Terapi injeksi. Suntikan anestesi lokal untuk menghilangkan rasa sakit dan kortikosteroid untuk mengobati peradangan
  • Perangkat ortotik. Penggunaan sisipan sepatu khusus untuk mempertahankan lengkungan telapak kaki dan membatasi gerakan berlebihan yang dapat menyebabkan kompresi saraf
  • Sepatu. Menggunakan sepatu yang mendukung.

Baca juga: Carpal Tunnel Syndrome

Selain itu, terkadang juga dibutuhkan operasi jika sindrom berlangsung dalam jangka panjang yang parah. Dokter bedah akan membuat sayatan dari belakang pergelangan kaki hingga ke lengkung kaki.

Setelah itu, melepaskan ligamen dan menghilangkan saraf.

Alternatif lain yaitu operasi invasif minimal dengan membuat sayatan yang lebih kecil di dalam pergelangan kaki. Lalu, menggunakan instrumen kecil untuk meregangkan ligamen.

Karena terdapat lebih sedikit trauma yang memengaruhi jaringan, risiko komplikasi dan waktu pemulihan keduanya berkurang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com