Pastikan untuk menambahkan asupan antioksidan alami dari buah dan sayur di setiap sesi makan.
Baca juga: 7 Bau Vagina dan Artinya Bagi Kesehatan Reproduksi Wanita
Konsumsi rokok dapat memengaruhi kesehatan reproduksi wanita. Pasalnya, bahan kimia berbahaya yang terkandung dalam rokok bisa menjangkau rahim, indung telur, dan organ reproduksi wanita lainnya.
Studi menunjukkan, wanita yang merokok dan kerap terpapar asap rokok berisiko tinggi terkena kanker sampai mengalami masalah kesuburan.
Selain itu, konsumsi alkohol berlebihan juga bisa memengaruhi kesehatan reproduksi, memicu kecanduan, sampai masalah jantung dan pembuluh darah.
Untuk itu, wanita disarankan untuk setop merokok, menghindari paparan asap rokok, dan tidak mengonsumsi alkohol berlebihan.
Kurang olahraga dan berat badan berlebih bisa mengganggu produksi hormon yang mengontrol sistem reproduksi wanita.
Sebagai contoh, masalah perut buncit bisa memengaruhi metabolisme energi sampai gairah seksual. Keduanya bisa menyebabkan masalah kesehatan reproduksi seperti gangguan kesuburan.
Untuk itu, pastikan wanita aktif bergerak dan rutin berolahraga setidaknya seminggu dua kali.
Tak perlu olahraga berlebihan. Cukup jalan kaki ringan setiap hari, atau olahraga berkala seperti bersepeda, berenang, lari, dll.
Baca juga: Kenali Apa itu Vaginismus, Gangguan Susah Penetrasi Vagina
Dilansir dari Women’s Health, wanita perlu melindungi diri dari infeksi menular seksual, termasuk penyakit HIV/AIDS, klamidia, gonore, atau herpes kelamin.
Penyakit ini bisa menyerang organ reproduksi wanita sampai mengganggu kesuburan. Infeksi menular seksual dapat dicegah dengan praktik seks yang aman sampai vaksinasi.
Jika Anda berisiko tertular infeksi menular seksual, lakukan tes dan pengobatan di fasilitas kesehatan terdekat.
Kehamilan tidak terencana dapat memengaruhi kesehatan ibu, bayi, dan membuat keluarga tidak harmonis.
Untuk itu, setiap wanita perlu merencanakan kehamilan. Ada banyak metode KB yang tersedia saat ini. Pilih jenis yang paling aman dan sesuai dengan kondisi kesehatan, minim efek samping, dan sebagainya.
Baca juga: Kondom Tertinggal di dalam Vagina, Bagaimana Mengatasinya?
Penyakit yang menyerang organ reproduksi wanita terkadang baru terdeteksi ketika sudah dalam kondisi parah atau stadium lanjut.
Pasalnya, sejumlah penyakit seperti kanker serviks baru bergejala spesifik ketika kondisinya sudah parah.