Ibu yang pernah melahirkan bayi down syndrome, memiliki peluang 1:100 untuk melahirkan bayi yang mengidap down syndrome.
Semakin jauh jarak usia bayi yang dilahirkan dengan anak sebelumnya, risiko bayi terlahir dengan down syndrome juga meningkat.
Risiko ini semakin tinggi apabila jarak melahirkan anak terlalu jauh dan ibu hamil anak pertama di atas usia 35 tahun.
Baca juga: 7 Gangguan Tumbuh Kembang Anak yang Perlu Diwaspadai
Kekurangan folat atau asam folat bisa menyebabkan gangguan pembentukan kromosom.
Untuk itu, setiap wanita yang berencana hamil sebaiknya mencukupi asupan folatnya setiap hari.
Bila perlu, konsultasikan ke dokter untuk meresepkan suplemen asam folat sebelum hamil.
Faktor lingkungan yang bisa meningkatkan risiko bayi terkena down syndrome yakni paparan zat kimia berbahaya, termasuk rokok.
Khusus untuk rokok, paparan zat kimia berbahaya dalam rokok pada ibu hamil bisa menyebabkan kelainan kromosom, bayi lahir dengan down syndrome, kelainan jantung, dan otak.
Baca juga: 4 Faktor yang Memengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Down syndrome secara umum tidak dapat dicegah. Namun, ibu hamil bisa mengelola beberapa faktor risiko penyebab down syndome yang bisa dikelola di atas.
Salah satunya, memenuhi asupan folat sejak program hamil, menghindari paparan asap rokok dan bahan kimia berbahaya, atau prgram hamil untuk mengatur jarak kehamilan.
Di luar itu, apabila ibu hamil termasuk kelompok berisiko melahirkan bayi down syndrome, misalkan karena hamil di atas usia 40 tahun, ada baiknya pasangan melakukan pemeriksaan kesehatan.
Beberapa tes skrining yang bisa dilakukan di antaranya tes darah untuk skrining serum darah ibu hamil, pemeriksaan USG atau sonogram janin, pemeriksaan plasenta dengan tes chorionic villus sampling (CVS), atau tes amniocentesis cairan ketuban.
Selain itu, dokter biasanya juga mengecek ciri-ciri down syndrome pada bayi baru lahir. Jika ada gejala yang mengarah pada kelainan genetik ini, dokter akan melakukan pemeriksaan sitogenetika atau tes genetik flourescence in situ hybridization (FISH) saat bayi lahir.
Baca juga: 8 Gejala Sindrom Asperger yang Khas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.