KOMPAS.com - Memiliki sembelit sangat tidak mengenakan, perut terasa penuh dan makan pun menjadi kurang nikmat.
Mengutip National Institute on Aging (NIA), masalah buang air besar (BAB) ini bukanlah suatu penyakit. Sembelit adalah gejala dari suatu penyakit tertentu.
Jika Anda terkena stroke, diabetes, atau sindrom iritasi usus besar (IBS), Anda bisa mengalami sembelit sebagai gejalanya.
Jadi, sembelit tidak bisa sepenuhnya disepelekan. Jika sembelit sering Anda alami, bisa jadi itu tanda dari beberapa penyakit tersebut.
Baca juga: Waspada, Stres Juga Sebabkan Sembelit
Namun, bisa juga sembelit mencerminkan beberapa kebiasaan Anda seperti berikut:
Mengutip NIA, Anda bisa mengalami sembelit, jika Anda kurang mengkonsumsi serat.
Mungkin Anda memiliki kebiasaan menghindari sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian.
Namun, terlalu banyak makan daging berlemak tinggi, produk susu, telur, dan makanan manis.
Kebiasaan makan itu bisa menyebabkan sembelit, yang perlu Anda perbaiki.
Kebiasaan banyak makan makanan instan atau siap saji juga dapat menyebabkan sembelit karena rendah serat.
Itu mungkin kebiasaan dari kebanyakan anak kos, yang tinggal sendiri dan malas memasak.
Selain itu, orang yang memiliki masalah dengan giginya cenderung memilih makanan olahan yang lunak dan mengandung sedikit serat.
Baca juga: 5 Kebiasaan Baik untuk Menurunkan Kolesterol
Mengutip WebMD, cairan terutama air putih membantu menggerakan isi perut Anda di saluran perncernaan.
Sehingga jika Anda sering kurang minum air putih, itu bisa menjadi kebiasaan yang menyebabkan sembelit.
Kementerian Kesehatan memberikan rekomendasi minum air putih sebanyak 8 gelas berukuran 230 ml atau total 2 liter per hari untuk memenuhi kebutuhan kesehatan Anda, termasuk bisa mencegah sembelit.