KOMPAS.com - Pertemuan kedua forum menteri kesehatan (2nd Healh Ministers Meeting) G20 digelar di Bali, Kamis-Jumat (27-28/10/2020).
Pertemuan terakhir dari rangkaian Presidensi G20 Indonesia di bidang kesehatan ini menelurkan lima poin pokok hasil kerja untuk upaya pencegahan, persiapan, dan respons menghadapi pandemi berikutnya.
Kenali beberapa poin hasil kerja Presidensi G20 di bidang kesehatan berikut ini.
Baca juga: Pentingnya Pelibatan Masyarakat Sipil untuk Tata Kelola Dana Persiapan Pandemi G20
Dilansir dari SehatNegeriku, Jumat (28/10/2022), terdapat lima hal yang menjadi pokok pembahasan utama dokumen aksi menteri kesehatan anggota G20 untuk penguatan arsitektur kesehatan global, yakni:
Dewan Direksi Bank Dunia atau World Bank, sejak 1 Juli 2022, menyetujui pendirian Financial Intermediary Fund (FIF) atau Dana Perantara Keuangan. FIF telah beroperasi sejak pertemuan 1st FIF Governing Board, pada 8-9 September 2022. Forum pertemuan ini bakal menguatkan dukungan dana perantara keuangan.
Mobilisasi sumber daya esensial kesehatan membutuhkan arahan yang terstruktur, sehingga setiap negara lebih siap dan bisa saling bekerja sama ketika menghadapi pandemi atau krisis kesehatan.
Baca juga: G20 Serukan Perangi Resistensi Antibiotik yang Jadi Silent Pandemic
Pengawasan atau surveillance, termasuk untuk genomic surveillance atau pengawasan informasi genetik (genom) patogen membutuhkan kolaborasi antarnegara. Kerja sama penggunaan data patogen bersama tersebut bisa dipakai untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan penanganan pandemi yang lebih baik.
Pemulihan ekonomi dan sosial terdampak pandemi membutuhkan penguatan kerja sama platform kesehatan antar-negara. Terutama untuk penyetaraan sertifikat dokumen kesehatan seperti vaksin dan hasil diagnostik. Dengan begitu, harmonisasi protokol kesehatan global bisa lebih kokoh.
Baca juga: G20 Soroti Pentingnya Respons Cepat 100 Hari untuk Hadapi Pandemi
Perluasan pusat penelitian dan manufaktur kesehatan global bisa membuka peluang bagi beberapa negara, terutama negara berpendapatan rendah dan menengah, untuk memiliki akses vaksinasi, pengobatan, dan diagnostik yang lebih baik.
Untuk diketahui, 2nd HMM G20 di Bali diikuti 190 orang dari perwakilan negara anggota G20; perwakilan negara maju, perwakilan negara ASEAN, serta pewakilan organisasi seperti WHO, World Bank, GAVI, CEPI, Global Fund, OECD.
Juru Bicara G20 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan, poin-poin dokumen hasil kerja Presidensi G20 bidang kesehatan tersebut diharapkan bisa menjadi panduan dalam memperkuat arsitektur kesehatan global.
“Pertemuan kedua HMM ini diharapkan bisa memperkuat arsitektur kesehatan global, untuk penguatan kesiapsiagaan serta respons pandemi yang lebih baik saat ini dan di masa depan,” kata Nadia.
Baca juga: Dirjen WHO: Dana Berkelanjutan G20, Langkah Nyata Bekal Hadapi Pandemi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.