Beberapa obat kemoterapi berpotensi menyebabkan Anda merasakan sakit kepala, seperti obat yang digunakan untuk mengobati kanker payudara.
Orang yang mengalami kemoterapi akan merasakan rasa sakit yang berdenyut stabil, tajam atau tumpul di kepala.
Obat kemoterapi bisa menyebabkan kerusakan sel sehat di lapisan mulut.
Ini dapat mengakibatkan Anda merasaka rasa sakit atau bengkak di mulut, yang dikenal sebagai mukositis oral.
Sariawan yang menyakitkan bisa juga berkembang di mulut. Sehingga, orang yang menjalani kemoterapi mungkin akan merasakan sakit di mulut saat makan atau minum.
Obat kemoterapi bisa memengaruhi sel sehat lapisan usus, sehingga beberapa orang mungkin mengalami efek samping berupa sakit perut dan kram perut.
Baca juga: 4 Nutrisi untuk Penderita Kanker Selama Kemoterapi
Neuropati perifer adalah jenis rasa sakit lain yang bisa dirasakan orang yang mengalami kemoterapi (neuropati perifer yang diinduksi kemoterapi/CIPN).
Ini adalah sekumpulan gejala yang bisa terjadi karena kerusakan saraf tepi. Saraf tepi berada di luar otak dan sumsum tulang belakang.
Gejala CIPN meliputi:
Orang yang mengalami kemoterapi, khususnya untuk mengobati kanker payudara, dapat merasakan nyeri pada tulang atau persendian.
Rasa nyeri ini bisa ringan yang hilang tanpa pengobatan atau rasa nyeri parah yang membutuhkan obat pereda.
Baca juga: Kenapa Kemoterapi Menyebabkan Rambut Rontok?
Selain rasa sakit, orang yang menjalani kemoterapi bisa juga mengalami efek samping umum lainnya seperti berikut:
Beberapa penderita kanker berisiko mengalami efek samping kemoterapi jangka panjang sebagai berikut:
Baca juga: Pengobatan Kanker Payudara Tanpa Kemoterapi, Bisakah?
Ada pun beberapa orang bisa mengalami efek samping kemoterapi yang langka, seperti yang dikutip dari Healthline berikut:
Jika Anda mengalami efek samping setelah menjalani kemoterapi, apa pun itu, Anda harus melaporkannya kepada tim dokter yang menangani Anda.
Dokter mungkin bisa memberikan solusi dan panduan untuk mengatasinya.
Dalam beberapa kasus, bergantung pada reaksi tubuh Anda, dokter akan menyesuaikan jenis atau dosis kemoterapi.
Baca juga: Obat Kemoterapi untuk Kanker Rahim dan Efek Sampingnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.