KOMPAS.com - HIV adalah salah satu penyakit infeksi menular seksual yang belum ada obatnya.
Penyakit ini berpotensi mengancam jiwa dengan merusak sistem kekebalan tubuh penderitanya.
HIV mengganggu kemampuan tubuh Anda untuk melawan infeksi dan penyakit.
Simak penjelasan lebih lanjut tentang apa itu HIV, penyebab, dan tanda-tandanya.
Baca juga: 15 Gejala Awal HIV yang Perlu Diwaspadai
Mengutip Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), HIV adalah singkatan dari human immunodeficiency virus. Penyakit infeksi ini menyerang sel darah putih, sehingga melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Serangan HIV membuat penderitanya lebih mudah sakit, seperti terkena tuberkulosis, infeksi paru-paru, sampai beberapa jenis kanker.
Tidak ada obat untuk infeksi HIV. Namun, adanya akses ke pencegahan, diagnosis, dan perawatan gejala HIV yang efektif, penyakit ini dapat dikelola.
Tahap atau stadium paling lanjut dari infeksi HIV disebut dengan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).
AIDS dapat terjadi ketika infeksi HIV selama bertahun-tahun tidak diatasi atau dikendalikan dengan terapi obat antiretroviral (ARV).
Dengan terapi ARV, ODHA (orang dengan HIV/AIDS) bisa menjalani hidup sehari-hari dengan kondisi daya tahan tubuh yang lebih baik, sehingga kualitas hidupnya meningkat.
Baca juga: Sejarah HIV/AIDS dari Masa ke Masa dan Asal-usulnya
Baca juga: Dokter Jelaskan Pentingnya Skrining HIV pada Ibu Hamil
Dikutip dari Mayo Clinic, HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus.
Virus tersebut menghancurkan sel T CD4, sel darah putih yang berperan besar dalam membantu tubuh Anda melawan penyakit.
Semakin sedikit sel T CD4 yang Anda miliki, semakin lemah sistem kekebalan tubuh Anda.
WHO sekarang mendefinisikan Penyakit HIV lanjutan (AHD) sebagai jumlah sel CD4 kurang dari 200 cells/mm3.
Semua anak dengan HIV di bawah usia 5 tahun dianggap memiliki penyakit HIV lanjutan.
Faktor risiko infeksi menular seksual jenis ini dapat berasal dari:
Baca juga: Sering Kebas Bisa Jadi Gejala HIV, Begini Penjelasan Dokter…
Dikutip dari Mayo Clinic, Anda dapat terinfeksi HIV, dengan sedikit atau tanpa gejala, selama bertahun-tahun sebelum berubah menjadi AIDS.
AIDS didiagnosis ketika jumlah sel T CD4 turun di bawah 200 atau Anda memiliki komplikasi terdefinisi AIDS, seperti infeksi serius atau kanker.
Mengutip WHO, dalam beberapa minggu pertama setelah terinfeksi HIV, orang mungkin tidak mengalami gejala.
Sementara, beberapa orang lainnya mungkin menunjukkan tanda-tanda HIV, seperti berikut:
Infeksi secara progresif melemahkan sistem kekebalan tubuh. Ini dapat menyebabkan tanda-tanda HIV lain, seperti:
Baca juga: 4 Tahap HIV Berkembang Menjadi AIDS
Tanpa pengobatan, orang dengan infeksi menular seksual ini juga dapat mengembangkan penyakit parah, seperti:
HIV menyebabkan infeksi lain menjadi lebih buruk, seperti hepatitis C, hepatitis B, dan Monkeypox.
Jika Anda merasakan tanda-tanda HIV di atas atau berisiko tertular virusnya, segeralah periksa ke dokter. HIV dapat didiagnosis melalui tes darah atau air liur.
Tidak ada obat HIV. Hanya tersedia obat antiretroviral (ART) yang menghentikan replikasi virus di dalam tubuh.
Setelah menyimak penjelasan apa itu HIV, penyebab, dan tanda-tandanya, jangan sepelekan lagi penyakit menular ini.
Baca juga: Apa yang Perlu Dilakukan jika Tertular HIV? Ini Penjelasan Kemenkes
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.