Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Kebutuhan Kalori Per Hari Tubuh Kita?

Kompas.com - 11/07/2023, 13:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Dr. Yunir kemudian mengatakan bahwa Anda yang memiliki badan gemuk membutuhkan 20-25 kalori per kilogram berat badan. Ini jika Anda menjalani aktivitas ringan.

Sedangkan, Anda membutuhkan 30 kalori per kilogram berat badan, jika memiliki aktivitas sedang.

Jika Anda memiliki aktivitas berat, Anda membutuhkan 35 kalori per koligram berat badan.

Baca juga: 20 Makanan Tinggi Kalori yang Sehat untuk Naikkan Berat Badan

Sementara, Anda yang memiliki berat badan normal atau ideal membutuhkan 30 kalori per kilogram berat badan, jika memiliki aktivitas ringan.

Anda membutuhkan 35 kalori per kilogram berat badan, jika memiliki aktivitas sedang.

Sedangkan, kebutuhan kalori harian Anda 40 per kilogram berat badan, jika beraktivitas berat.

Baca juga: Apa Manfaat Makan Makanan Berkalori Tinggi?

Anda yang memiliki berat badan kurus, membutuhkan 35 kalori per kilogram berat badan, jika memiliki aktivitas ringan.

Kebutuhan kalori 40 per kilogram, jika Anda memiliki aktivitas sedang.

Sedangkan, Anda memiliki kebutuhan kalori 40-50 per kilogram berat badan, jika beraktivitas berat.

Untuk menghitung kebutuhan energi, kalikan berat badan Anda dengan kebutuhan kalori berdasarkan aktivitas dan kategori status berat badan.

"Contoh, orang dengan tinggi badan 160 sentimeter, berat badan ideal 54 kilogram, aktivitas ringan. Sehingga, untuk aktivitas dia sehari-hari sebenarnya cukup kalau dia makan 1.700 kalori sehari (54x30 sama dengan 1.620, dibulatkan menjadi 1.700)," ujar dr. Yunir menjabarkan.

Baca juga: Makanan Berkalori Tinggi untuk Penderita Kanker

Ia menuturkan bahwa penghitungan kebutuhan energi per kilogram berat badan berdasarkan aktivitas bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara asupan energi yang masuk ke tubuh dengan pengeluaran atau pembakaran energi melalui aktivitas sehari-hari.

Jika asupan energi yang masuk ke tubuh berlebihan dan tidak seimbang dengan yang dikeluarkan, dr. Yunir mengatakan bahwa akan terjadi penumpukan lemak dalam tubuh yang pada akhirnya menyebabkan kegemukan atau obesitas.

"Masalahnya, zaman sekarang sangat mudah membeli makanan. Semua jenis makanna yang ada bisa (dibeli) online dengan berbagai macam variasinya. Kemudian, makanan enak itu yang manis-manis dan mengandung lemak tinggi, sehingga input-nya akan menjadi tinggi," ucapnya.

Jika seseorang kurang beraktiivtas fisik, sementara asupan kalori banyak, kalori tidak dibuang.

Baca juga: Kenali Penyebab dan Cara Mencegah Obesitas

Dalam jangka panjang, kata dr. Yunir, kelebihan input makanan atau kalori yang berlebih itu menyebebkan penumpukan lemak di dalam tubuh.

"Kelebihan makanan sebesar 500 kalori dalam satu bulan bisa membentuk penumpukan sel lemak sekitar 2 kilogram," terangnya.

Kemudian, ketika seseorang mulai mengalami kegemukan, sel-sel lemak yang menumpuk akan mengeluarkan zat beracun yang dapat menyebabkan peradangan.

"Jadi, dalam sistem tubuh kita terjadi peradangan yang meluas, yang menyebabkan insulin tidak maksimal. Kemudian, hormon leptin juga menjadi menurun fungsinya. Ada keracunan yang disebut sebagai lipotoxicity, kolestrol tinggi, dan beberapa hal yang menyebabkan risiko diabetes menjadi lebih besar," lanjutnya.

Baca juga: 9 Cara Mencegah Obesitas pada Anak yang Penting Diketahui Orangtua

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau