Kolesterol HDL penting untuk menghilangkan kolesterol jahat dan bekerja mengurangi risiko penyakit jantung.
Penderita obesitas membutuhkan lebih banyak darah untuk menyuplai oksigen dan nutrisi ke tubuhnya, sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Tubuh Anda juga akan membutuhkan lebih banyak tekanan untuk menggerakkan darah tersebut.
Tekanan darah tinggi merupakan penyebab umum serangan jantung, yang lebih sering terjadi pada orang yang mengalami obesitas.
Baca juga: 8 Cara Mencegah Penyakit Jantung untuk Kurangi Angka Kematian
Kolesterol tinggi, tekanan darah, dan serangan jantung bukan satu-satunya kondisi medis yang perlu Anda khawatirkan, jika Anda mengalami obesitas.
Orang yang mengalami obesitas juga memiliki peluang lebih besar terkena diabetes.
Menurut American Heart Association, setidaknya 68 persen penderita diabetes berusia 65 tahun ke atas juga menderita penyakit jantung.
Individu dengan diabetes dikatakan memiliki kemungkinan dua hingga empat kali lebih besar terkena penyakit jantung.
Sleep apnea menyebabkan tidur malam menjadi terpotong-potong, tidak nyenyak.
Ini juga faktor risiko terkena tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.
Sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang kelebihan berat badan dengan sleep apnea ringan lebih mungkin mengalami sindrom metabolik, hipertensi, pradiabetes, dan kelainan kolesterol (terutama trigliserida tinggi).
Baca juga: Ketahui Cara Mendeteksi Penyakit Jantung Menurut Ahli Berikut
Obesitas meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis dan penumpukan plak di dinding arteri.
Obesitas juga melepaskan zat dalam darah yang dapat menyebabkan pecahnya plak, yang menyebabkan serangan jantung.
Penelitian menunjukkan bahwa obesitas dapat meningkatkan risiko terkena fibrilasi atrium, detak jantung cepat tidak teratur (aritmia) di atria.
Itu dapat mendorong pembentukan bekuan darah dan menyebabkan stroke, gagal jantung, atau penyakit jantung lainnya.