Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/09/2021, 17:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menyelam atau diving adalah salah satu kegiatan olahraga yang cukup menantang namun banyak digemari.

Sering kali orang melakukan kegiatan menyelam untuk menikmati keindahan dan kehidupan bawah laut.

Kegiatan menyelam dapat membuat seseorang lebih tenang, membantu meredakan stres, melatih kekuatan otot, melatih pernapasan, dan masih banyak lagi.

Akan tetapi, tidak semua orang dapat menjadi penyelam sebab terdapat berbagai persiapan dan latihan khusus, serta diharuskan untuk memiliki lisensi menyelam.

Meskipun telah memiliki diving license, seorang penyelam tetap harus berhati-hati ketika menikmati keindahan bawah laut.

Baca juga: 6 Cara Mengatasi Kekurangan Oksigen dalam Darah

Hal ini dikarenakan terdapat beragam risiko dan masalah kesehatan yang mungkin muncul ketika menyelam.

Salah satu masalah kesehatan yang dialami penyelam adalah penyakit dekompresi atau Decompression Sickness (DCS).

Penyakit ini muncul ketika terjadi penurunan tekanan air atau udara secara cepat yang mengelilingi tubuh manusia.

Perubahan tekanan ini menyebabkan nitrogen dalam darah membentuk gelembung yang menyumbat pembuluh darah dan jaringan organ.

Penyakit dekompresi umumnya terjadi pada penyelam laut dalam yang naik ke permukaan terlalu cepat.

Meski jarang terjadi, penyakit ini juga dapat dirasakan oleh pejalan kaki yang turun dari ketinggian atau astronot yang kembali ke bumi.

Baca juga: 13 Tanda Tubuh Kekurangan Oksigen yang Pantang Disepelekan

Gejala

Terdapat dua tipe dekompresi, yakni tipe pertama dan tipe kedua. Berikut tipe-tipe dekompresi disertai dengan gejala:

  1. Penyakit dekompresi tipe I:
    1. Nyeri ringan yang terjadi selama sekitar 10 menit pada persendian
    2. Kulit seperti tertarik yang menyebabkan sensasi gatal dan terbakar
    3. Ruam pada kulit berwarna biru kemerahan yang tersebar pada bagian tubuh disertai rasa gatal
    4. Kelelahan dan rasa kantuk yang berlebihan
    5. Kepala terasa pusing

  2. Penyakit dekompresi tipe II:
    Gejala klinis dekompresi tipe II menyerang otak dan sistem saraf, paru-paru, dan sistem kardiovaskuler (Bends shock). Berikut penjelasannya:
    1. Sistem saraf
    - nyeri pada tulang belakang dalam beberapa menit sampai jam usai menyelam
    - kulit terasa tebal seperti ditusuk jarum secara tiba-tiba
    - berisiko menyebabkan kelumpuhan otot anggota gerak hingga kebutaan
    2. Paru-paru
    - rasa nyeri dan berat di dada
    - sesak napas hingga pucat disertai batuk kering
    3.Sistem kardiovaskuler (Bends shock), merupakan tanda gawat darurat yang memerlukan penanganan secara intensif.

Beberapa gejala umum penyakit dekompresi yang lain mungkin termasuk:

Baca juga: Berapa Kadar Oksigen dalam Darah yang Normal?

  • sakit perut
  • gangguan penglihatan, seperti penglihatan kabur
  • vertigo
  • mual dan muntah

Pada kasus khusus, penyakit dekompresi diikuti gejala berikut:

  1. kelenjar getah bening mengalami pembengkakan
  2. perubahan gaya berjalan saat berjalan
  3. ketidaksadaran

Gejala penyakit dekompresi bisa saja tidak langsung terasa ketika menyelam, melainkan muncul beberapa jam atau bahkan berhari-hari setelah menyelam.

Penyebab

Penyelam mengambil oksigen dari nitrogen tambahan dan dilarutkan ke dalam darah. Ketika kembali ke permukaan tekanan air di sekitar tubuh akan berkurang.

Jika perpindahan terjadi terlalu cepat, darah tidak memiliki waktu untuk membersihkan larutan nitrogen.

Sebaliknya, nitrogen akan memisahkan dari darah dan membentuk gelembung di jaringan atau darah manusia.

Gelembung nitrogen inilah penyebab penyakit dekompresi. Kondisi ini mengakibatkan penyelam mengalami nyeri sendi mendadak bahkan serangan jantung.

Faktor Risiko

Penyakit dekompresi dapat terjadi pada siapa saja yang bergerak dari ketinggian tinggi menuju ketinggian rendah. Namun, umumnya penyakit ini terjadi pada penyelam.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Pakai Masker Bisa Turunkan Kadar Oksigen Tubuh?

Dilansir dari Healthline, risiko penyakit dekompresi meningkat apabila disertai kondisi berikut:

  • Memiliki penyakit jantung atau penyakit jantung bawaan (PJB)
  • Mengalami dehidrasi
  • Melakukan penerbagan setelah menyelam
  • Kelelahan, mabuk laut, atau kurang tidur
  • Memiliki berat badan berlebih (obesitas)
  • Berusia di atas 30 tahun
  • Mengonsumsi alkohol atau merokok
  • Menyelam di air dingin
  • Memiliki penyakit paru-paru

Diagnosis

Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter akan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan faktor risiko dan cara menyelam terakhir yang dilakukan pasien.

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan terhadap gejala yang dirasakan pasien, riwayat penyakit, dan kondisi pasien secara menyeluruh.

Berikut beberapa pemeriksaan penunjang pada penyakit dekompresi:

  1. Tes darah lengkap
  2. Foto toraks, untuk mengetahui kondisi jantung, paru-paru, saluran pernapasan, pembuluh darah, dan nodus limfa
  3. CT scan kepala, apabila kondisi mental tidak kunjung membaik
  4. MRI, untuk melihat adanya kerusakan jaringan otak
  5. Elektrokardiogram (EKG), untuk memeriksa kondisi jantung

Baca juga: Kenali Apa Itu Saturasi Oksigen, Cara Cek, dan Kadar Normalnya

Perawatan

Dikutip dari Healthline, dalam kondisi darurat di tempat dapat dilakukan beberapa langkah berikut ini:

  1. Baringkan penderita dalam posisi telentang
  2. Keringkan tubuh penderita
  3. Hangatkan tubuh penderita dengan selimut jika mengalami penurunan suhu tubuh
  4. Jika memungkinkan, berikan oksigen aliran tinggi melalui masker kepada penderita

Penanganan pada kasus penyakit dekompresi yang lebih serius dapat ditangani dengan melakukan terapi oksigen hiperbarik.

Penderita akan ditempatkan pada ruangan dengan tekanan udara tiga kali lebih tinggi dari biasanya dan mengandung 100 persen oksigen.

Perawatan ini mendorong nitrogen mencair sehingga dapat dibersihkan secara bertahap dari tubuh dalam beberapa jam.

Penyelam dengan penyakit dekompresi tidak disarankan untuk mencoba mengobati diri mereka sendiri dengan melakukan penyelaman yang lebih dalam.

Pencegahan

Mengutip dari Drugs, penyakit dekompresi adalah penyakit yang secara tiba-tiba dan tidak dapat dicegah bagi siapa pun, khususnya penyelam.

Namun, beberapa upaya berikut dapat meminimalkan risiko penyakit ini ketika menyelam:

Baca juga: 9 Penyebab Kekurangan Oksigen dalam Darah, Bukan Hanya Covid-19

  • Lakukan pemberhentian aman selama beberapa menit sebelum naik ke permukaan, sekitar 4,5 meter di bawah permukaan
  • Penyelaman yang sangat dalam, disarankan untuk melakukan pemberhentian beberapa kali saat ingin naik ke permukaan agar tubuh dapat beradaptasi
  • Jangan terlalu lama pada kedalaman terdalam dari yang direkomendasikan
  • Tidak melakukan penerbangan dalam waktu 24 jam setelah menyelam
  • Hindari konsumsi alkohol sebelum menyelam
  • Hindari berendam air panas, sauna, atau mandi air panas setelah menyelam
  • Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik
  • Istirahat cukup sebelum menyelam
  • Sebelum menyelam konsultasikan dengan dokter jika memiliki penyakit atau cedera serius
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau