KOMPAS.com - Insektisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh serangga atau hama.
Kandungan yang membuat insektisida mematikan bagi serangga bisa membuatnya beracun bagi manusia.
Keracunan insektisida terjadi ketika seseorang menelan, menghirup, atau diserap melalui kulit.
Baca juga: Waspada, Keracunan Disinfektan bisa sampai Sebabkan Kematian
Insektisida pada beberapa merk tidak berbau, sehingga seseorang bisa saja tidak menyadari jika telah terpapar.
Keracunan insektisida umumnya disebabkan oleh paparan oral yang tidak disengaja ketika insektisida dipindahkan dari wadah aslinya ke dalam botol, toples, atau wadah lain yang tidak diberi tanda.
Siapa saja bisa mengalami keracunan insektisida, namun bagi orang yang bekerja di lingkungan pertanian, risiko mengalami keracunan menjadi lebih besar.
Beberapa faktor risiko utama yang menyebabkan seseorang keracunan pestisida di tempat kerja adalah:
Melansir Medlineplus, banyak gejala yang bisa ditimbulkan dari keracunan insektisida, di antaranya:
Baca juga: Pakai Masker untuk Cegah Corona Tak Bikin Keracunan Karbon Dioksida
Segera hubungi layanan kesehatan jika menunjukkan gejala dan terdapat kemungkinan keracunan insektisida.
Dikutip dari Msd manuals, terdapat langkah-langkah perawatan untuk keracunan insektisida, antara lain:
Baca juga: Mengenal Penyebab Keracunan Merkuri dan Cara Mengatasinya
Diagnosis keracunan insektisida tergantung pada gejala dan deskripsi kondisi ketika keracunan.
Adapun diagnosis dilakukan dengan cara:
Diagnosis didukung jika atropin yang diberikan melalui vena dapat meredakan gejala orang tersebut.
Tes darah dapat mengonfirmasi keracunan insektisida dengan melihat kandungan organofosfat atau karbamat.
Keracunan insektisida sangat bisa dicegah dengan penggunaan sesuai standar kesehatan.
Di bawah ini, protokol pencegahan keracunan insektisida antara lain:
Baca juga: Hati-hati, Efek Minum Minyak Kayu Putih Sembarangan Bisa Keracunan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.