Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/09/2021, 08:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kesemutan adalah sensasi seperti tertusuk jarum atau mati rasa yang dapat terjadi di bagian tubuh mana pun, tetapi umumnya pada tangan dan kaki.

Kesemutan, atau dalam istilah medis disebut parestesia, merupakan kondisi yang tidak menyenangkan karena menyebabkan penderita sulit berjalan atau sekadar menggerakkan bagian tubuh.

Normalnya, orang mengalami kesemutan di kaki hanya beberapa kali dan sebagian besar bersifat sementara.

Baca juga: Sering Kesemutan? Waspadai 5 Penyakit Berikut

Namun dalam beberapa kasus, kesemutan di kaki dapat terjadi secara parah, berkala, bahkan kronis.

Hal ini dapat menjadi gejala dari kondisi medis yang mendasarinya.

Penyebab

Merangkum Medical News Today dan Healthline, penyebab kesemutan atau parestesia berkaitan dengan kondisi yang disebut neuropati perifer.

Neuropati perifer merupakan penyakit akibat kerusakan pada sistem saraf perifer (saraf tepi), yang menyebabkan kesemutan dan mati rasa di tangan dan kaki.

Berikut beberapa kondisi yang menyebabkan kaki mengalami kesemutan:

  1. Tindakan yang menekan saraf atau mengurangi aliran darah pada tungkai kaki, seperti:
    a. Menyilangkan kaki terlalu lama
    b. Duduk atau berlutut dalam waktu yang lama
    c. Duduk di atas kaki
  2. Cedera pada tulang belakang, pinggul, kaki, dan pergelangan kaki dapat menekan saraf dan menyebabkan kaki dan tungkai mengalami kesemutan
  3. Diabetes
    Penderita diabetes dapat mengalami neuropati diabetik yang menyebabkan kesemutan dan nyeri pada kaki
  4. Saraf terjepit
    Saraf terjepit pada punggung akibat cedera atau pembengkakan dapat menyebabkan kesemutan di kaki
  5. Penyakit arteri perifer atau peripheral arterial disease
    Menyebabkan aliran darah ke kaki tersumbat akibat penyempitan pembuluh darah arteri sehingga menyebabkan kesemutan
  6. Tarsal tunnel syndrome (TTS)
    Terjadi ketika saraf yang mengalir di kaki terkompresi, terjepit, atau rusak yang menyebabkan kesemutan di kaki
  7. Mengonsumsi alkohol
    Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan saraf yang menyebabkan mati rasa, terutama pada kaki
  8. Fibromyalgia
    Kondisi kronis (berlangsung lama) yang menyebabkan nyeri tubuh yang meluas dan dapat menyebabkan kesemutan pada tungkai kaki
  9. Infeksi racun
    Menelan sesuatu yang beracun atau racun yang diserap melalui kulit dapat menyebabkan kaki kesemutan, seperti timbal, arsenik, talium, dan merkuri
  10. Penyakit infeksi, seperti:
    a. HIV/AIDS
    b. Hepatitis B dan C
    c. Herpes zoster
    d. Penyakit Lyme
  11. Gagal ginjal
    Penyakit ini dapat menyebabkan kesemutan di kaki
  12. Penyakit autoimun, seperti:
    a. Lupus
    b. Rheumatoid arthritis
    c. Penyakit celiac
    d. Guillain-Barré syndrome
  13. Stroke
    Efek samping obat-obatan, seperti:
    a. Kemoterapi
    b. Obat untuk kanker
    c. Obat untuk HIV/AIDS
    d. Obat untuk tekanan darah tinggi
    e. Obat antikejang
  14. Kekurangan vitamin E, B-1, B-6, dan B-12 yang penting untuk fungsi saraf
  15. Sklerosis ganda
    Merupakan gangguan saraf yang memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang. Kesemutan di kaki merupakan gejala awal penyakit ini

Baca juga: Kenali Kesemutan yang Bisa Jadi Tanda Stroke

Gejala

Kesemutan dapat terjadi pada bagian tubuh mana pun, tetapi umumnya terjadi pada tangan dan kaki.

Berikut beberapa gejala kesemutan:

  1. Mati rasa
  2. Perasaan geli atau tergelitik
  3. Bagian tubuh menjadi lemah
  4. Seperti tertusuk jarum
  5. Pada sebagian orang merasakan sensasi terbakar atau dingin

Gejala tersebut umumnya terjadi dalam waktu singkat. Jika terjadi berkepanjangan maka bagian tubuh yang kesemutan akan menjadi kaku atau sulit digerakkan.

Gejala kesemutan yang lain mungkin akan berbeda tergantung dengan penyakit yang menyertainya.

Diagnosis

Melansir Healthline, penyebab kesemutan dapat didiagnosis dengan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan, seperti:

  • Tes darah, untuk mengetahui kadar elektrolit, vitamin, hormon dan zat kimia dalam darah
  • Tes fungsi tiroid
  • Tes NCV (Nerve Conduction Velocity), untuk menilai kerusakan dan disfungsi saraf
  • Tes toksikologi, untuk mengecek kandungan obat-obatan atau bahan kimia dalam tubuh
  • Pemeriksaan lumbal pungsi atau spinal tap, untuk mendiagnosis penyakit infeksi
  • Tes pencitraan, seperti rontgen, CT scan, MRI, atau USG pada area yang terkena

Baca juga: Kaki dan Tangan Sering Kesemutan Bisa Jadi Gejala Penyakit Apa?

Perawatan

Dikarenakan terdapat berbagai kondisi yang menyebabkan kesemutan maka pengobatan akan disesuaikan dengan penyebab gejala penderita.

Misalnya, kesemutan karena diabetes maka dokter akan memberikan obat untuk mengendalikan kadar gula darah, seperti insulin dan perubahan gaya hidup.

Bagi penderita kesemutan akibat kekurangan vitamin maka dokter akan memberikan suplemen vitamin sesuai memenuhi kebutuhan tubuh.

Pada penderita kesemutan akibat gagal ginjal, dokter mungkin akan melakukan hemodialisis (cuci darah) dan transplantasi ginjal.

Sedangkan bagi penderita kesemutan akibat hipertensi maka dokter akan memberikan obat untuk menurunkan tekanan darah.

Dokter juga akan memberikan terapi fisik untuk meredakan kompresi atau tekanan saraf tulang belakang sehingga dapat mengembalikan gerakan normal pada kaki.

Pencegahan

Kesemutan dapat muncul secara tiba-tiba sehingga sulit untuk mencegahnya terjadi.

Namun, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi frekuensi mengalami kesemutan, di antaranya:

  • Hindari melakukan gerakan yang dapat menekan saraf dalam waktu yang lama
  • Istirahat secara berkala ketika melakukan aktivitas secara berulang
  • Tidak duduk bersila atau jongkok dalam waktu yang lama
  • Berdiri atau berjalan sejenak setelah duduk dalam waktu yang lama

Baca juga: 10 Penyebab Tangan Kesemutan Saat Bangun Tidur Selain Tertindih

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com