Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/09/2021, 13:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada 1968-1969, terjadi pandemi influenza (flu Hong Kong) yang menewaskan sekitar satu juta orang di seluruh dunia.

Flu Hong Kong merupakan salah satu pandemi influenza kategori 2 yang terkenal dalam sejarah.

Pandemi ini disebabkan oleh strain H3N2 dari influenza A yang diturunkan dari H2N2 melalui pergeseran antigenik—proses genetik di mana gen dari berbagai sub-tipe disusun ulang dan membentuk virus baru.

Baca juga: 4 Cara Mudah Cegah Flu di Masa Pandemi Covid-19 yang Belum Usai

Dalam sebuah studi terkait virus ini pada 2002, peneliti menemukan bahwa orang yang lahir pada periode ini akan lebih mungkin tertular ketimbang orang dalam kelompok usia lain.

Hal ini disebabkan karena mereka memiliki antibodi H3N2 non-penetral tingkat tinggi yang dapat terbentuk setelah seseorang tertular virus tersebut.

Dengan kata lain, adanya antibodi tidak akan membantu pencegahan seseorang terkena infeksi virus.

Gejala

Gejala yang muncul dari H3N2 mirip dengan virus influenza musiman lainnya. Gejala biasanya timbul secara tiba-tiba dan dapat meliputi:

  • batuk
  • hidung meler atau tersumbat
  • sakit tenggorokan
  • sakit kepala
  • tubuh nyeri
  • demam
  • panas dingin
  • kelelahan
  • diare
  • muntah

Gejala biasanya berlangsung selama 4 hingga 5 hari.

Baca juga: Alasan Flu Bisa Berbahaya bagi Penderita Asma

Diagnosis

Terdapat beberapa gejala yang sama dengan penyakit pernapasan lainnya, seperti pilek.

Hal ini menyebabkan sulit untuk mendiagnosis flu hanya dari gejala fisik yang timbul.

Dokter akan melakukan tes laboratorium untuk memastikan pasien menderita flu atau penyakit lain.

Vaksin

Melansir healthline, setiap tahunnya terdapat vaksin flu yang melindungi dari tiga atau empat jenis flu. Hal ini disebut sebagai vaksin trivalen dan kuadrivalen.

Strain H1N1, H3N2, dan influenza B termasuk ke dalam vaksin trivalen. Sementara itu, strain influenza B tambahan diberikan pada vaksin kuadrivalen.

Menurut cdc, mendapat vaksin musiman merupakan cara terbaik untuk mencegah sakit flu.

Vaksin flu dapat mengurangi risiko penyakit flu pada populasi umum hingga 40 sampai 60 persen.

Perawatan

Beberapa cara yang dapat meredakan serangan virus H3N2 atau jenis flu lainnya, meliputi:

  • istirahat cukup
  • minum cukup air
  • minum obat bebas untuk meredakan gejala demam, sakit kepala, atau nyeri (paracetamol, ibuprofen, dan sebagainya)

Baca juga: 6 Gejala Flu yang Sering Muncul

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan meresepkan obat antivirus.

Dalam rentang waktu 48 jam setelah gejala berkembang, antivirus dapat mempersingkat durasi penyakit dan mencegah timbulnya komplikasi.

Segera periksakan diri ke dokter jika memiliki flu dan termasuk ke dalam salah satu dari kelompok berikut:

  • Dewasa berusia 65 tahun ke atas
  • Anak di bawah 5 tahun
  • Orang hamil
  • Memiliki kondisi medis kronis, seperti asma, diabetes, atau penyakit jantung
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat pengobatan (steroid, kemoterapi) atau kondisi medis (HIV, leukemia)

Pencegahan

Untuk menghindari terpapar virus H3N2, lakukan langkah berikut:

  • lakukan vaksin
  • cuci tangan berkala, khususnya setelah dan sebelum makan, serta setelah menggunakan kamar kecil.
  • hindari memegang wajah terlalu sering; hidung dan mulut dapat menjadi tempat mudah bagi virus untuk masuk
  • hindari area ramai karena virus dapat menyebar dengan mudah
  • hindari kontak dengan orang sakit
  • jangan berbagi peralatan makan dan mandi dengan orang lain
  • tutup mulut jika batuk atau bersin

Baca juga: Perbedaan Gejala Covid-19 dan Flu Biasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau