Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/09/2021, 11:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bunyi perut disebabkan oleh gerakan usus saat mendorong makanan.

Rongga pada usus membuat bunyi gema melalui perut seperti suara yang terdengar dari pipa air.

Umumnya suara perut tidak berbahaya dan bahkan menjadi tanda saluran pencernaan bekerja.

Namun, ada beberapa kasus di mana suara perut yang tidak normal dapat mengindikasikan adanya masalah kesehatan.

Baca juga: Kenapa Perut Bunyi Setelah Makan?

Bunyi perut sendiri diklasifikasikan menjadi normal, hipoaktif, atau hiperaktif.

Suara perut yang hipoaktif atau tertahan, sering menunjukkan bahwa aktivitas usus telah melambat.

Sementara bunyi perut hiperaktif adalah suara yang lebih keras dan terkait dengan peningkatan aktivitas usus.

Kondisi ini sering terjadi setelah makan atau ketika mengalami diare.

Penyebab

Suara perut normal umumnya disebabkan karena pergerakan makanan, air, cairan pencernaan, dan udara melalui usus.

Adapun penyebab lain yang membuat perut bunyi yakni:

  • Trauma
  • Infeksi di dalam saluran pencernaan
  • Hernia
  • Bekuan darah atau aliran darah rendah ke usus
  • Kadar kalium darah abnormal
  • Kadar kalsium darah abnormal
  • Tumor
  • Penyumbatan usus, atau obstruksi usus
  • Perlambatan sementara gerakan usus atau ileus

Baca juga: 6 Penyebab Perut Terasa Tak Nyaman yang Bisa Terjadi

Penyebab lain dari bunyi perut hiperaktif adalah:

  • Borok berdarah
  • Alergi makanan
  • Infeksi yang menyebabkan peradangan atau diare
  • Penggunaan pencahar
  • Pendarahan di saluran pencernaan
  • Penyakit radang usus, terutama penyakit Crohn

Penyebab lain bunyi perut hipoaktif adalah:

  • Borok berlubang
  • Obat-obatan tertentu, seperti kodein
  • Anestesi umum
  • Operasi perut
  • Cedera radiasi
  • Kerusakan usus
  • Penyumbatan usus sebagian atau seluruhnya
  • Infeksi rongga perut atau peritonitis

Gejala

Suara perut saja biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, adanya gejala lain yang menyertai suara tersebut dapat mengindikasikan penyakit yang mendasarinya.

Gejala-gejala yang dimaksud antara lain:

Baca juga: 8 Gejala Tukak Lambung, Tak Hanya Sakit Perut

  • Kelebihan gas
  • Demam
  • Mual
  • Muntah
  • Diare
  • Sembelit
  • Tinja berdarah
  • Mulas yang tidak merespons obat yang dijual bebas
  • Penurunan berat badan yang tidak disengaja dan tiba-tiba
  • Perasaan kenyang

Hubungi dokter jika mengalami gejala-gejala ini atau sakit perut.

Diagnosis

Dokter biasanya mendiagnosis dengan meninjau riwayat kesehatan dan memeriksa keparahan gejala.

Dokter juga akan melakukan auskultasi untuk mendengar suara perut melalui stetoskop.

Adapun beberapa tes lain untuk mendiagnosis perut bunyi adalah:

  • CT scan
  • Endoskopi
  • Tes darah

Apabila terdapat tanda-tanda keadaan darurat medis, seperti pendarahan, kerusakan usus, atau obstruksi parah, seseorang harus dirawat di rumah sakit untuk perawatan.

Jika didiagnosis terjangkit salah satu dari penyakit gastrointestinal tertentu seperti penyakit Crohn atau kolitis ulserativa, perawatan bisa dilakukan dengan resep obat dari dokter.

Perawatan

Perawatan akan tergantung pada penyebab yang mendasari. Bunyi perut normal tidak memerlukan perawatan.

Baca juga: 9 Penyebab Perut Terasa Keras dan Kapan Harus Diwaspadai?

Perawatan untuk perut bunyi adalah dengan membatasi asupan makanan yang menghasilkan gas, antara lain:

  • Buah-buahan
  • Kacang polong
  • Pemanis buatan
  • Minuman berkarbonasi
  • Produk gandum utuh
  • Sayuran tertentu seperti kubis, kubis Brussel, dan brokoli
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau