Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/10/2021, 09:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Scleroderma adalah sekelompok penyakit langka yang melibatkan pengerasan dan pengencangan kulit dan jaringan ikat.

Pada beberapa orang, skleroderma hanya mempengaruhi kulit.

Namun pada banyak orang, skleroderma juga merusak struktur di luar kulit, seperti pembuluh darah, organ dalam, dan saluran pencernaan (skleroderma sistemik).

Baca juga: 3 Masalah Kulit yang Sering Dialami Pasien Cuci Darah

Tanda dan gejala bervariasi, tergantung pada jenis skleroderma yang dimiliki.

Penyebab

Scleroderma merupakan hasil dari kelebihan produksi dan akumulasi kolagen dalam jaringan tubuh.

Kolagen adalah jenis protein berserat yang membentuk jaringan ikat tubuh, termasuk kulit.

Dokter tidak tahu persis apa yang menyebabkan produksi kolagen abnormal dimulai, tetapi sistem kekebalan tubuh dinilai berperan.

Kemungkinan besar, skleroderma disebabkan oleh beberapa kombinasi faktor seperti:

  • Genetika, orang yang memiliki variasi gen tertentu lebih mungkin terkena scleroderma
  • Pemicu lingkungan, gejala skleroderma dapat dipicu oleh paparan virus dan obat-obatan tertentu
  • Masalah sistem kekebalan tubuh, melansir Mayo Clinic, scleroderma diyakini sebagai penyakit autoimun.

Gejala

Menurut NHS, terdapat ada dua jenis utama skleroderma:

  • Scleroderma lokal, hanya mempengaruhi kulit
  • Sklerosis sistemik, dapat mempengaruhi sirkulasi darah dan organ dalam serta kulit.

Tanda dan gejala skleroderma bervariasi, tergantung pada bagian tubuh mana yang terkena, seperti:

Baca juga: Manfaat dan Efek Samping Serum Vitamin C bagi Kesehatan Kulit

  • Kulit, biasanya mengalami pengerasan dan pengencangan bercak kulit
  • Jari tangan atau kaki, berupa penyakit Raynaud
  • Kerongkongan, bisa mengalami mulas atau kesulitan menelan
  • Usus, dapat mengalami kram, kembung, diare atau sembelit, dan masalah penyerapan nutrisi
  • Jantung, paru-paru atau ginjal, memengaruhi fungsi jantung, paru-paru atau ginjal dalam berbagai derajat keparahan.

Diagnosis

Karena skleroderma dapat terjadi dalam berbagai bentuk dan memengaruhi begitu banyak area tubuh yang berbeda, maka diagnosisnya menjadi sulit.

Setelah pemeriksaan fisik menyeluruh, dokter dapat menyarankan tes darah untuk memeriksa peningkatan kadar antibodi tertentu yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh.

Dokter juga dapat mengambil sampel kecil dari kulit yang terkena sehingga dapat diperiksa di laboratorium.

Tes darah dan tes pencitraan atau fungsi organ lainnya bisa diperlukan untuk membantu mendiagnosis adanya pengaruh pada sistem pencernaan, jantung, atau paru-paru.

Perawatan

Tidak ada pengobatan pasti untuk skleroderma.

Tujuan pengobatan hanya untuk meredakan gejala, mencegah kondisi semakin parah, mendeteksi, dan mengobati komplikasi.

Perawatan umum meliputi:

Baca juga: 7 Tips Memilih Sunsreen untuk Kulit Berminyak dan Cara Penggunaannya

  • Obat untuk meningkatkan sirkulasi
  • Obat-obatan yang mengurangi aktivitas sistem kekebalan tubuh dan memperlambat perkembangan kondisi
  • Steroid untuk meredakan masalah sendi dan otot
  • Melembabkan area kulit yang terkena untuk membantu menjaganya tetap kenyal dan menghilangkan rasa gatal
  • Berbagai obat untuk mengontrol gejala lain, seperti nyeri, mulas dan tekanan darah tinggi.

Jika gejala parah, pembedahan dapat diperlukan.

Operasi atau pembedahan berupa pengangkatan benjolan keras di bawah kulit dan melonggarkan otot yang tegang.

Komplikasi

Komplikasi scleroderma berkisar dari ringan hingga parah dan dapat memengaruhi:

  • Ujung jari, secara permanen merusak jaringan di ujung jari, menyebabkan lubang atau luka pada kulit. Jaringan di ujung jari bisa mati dan memerlukan amputasi
  • Paru-paru, jaringan parut pada jaringan paru-paru dapat mengakibatkan penurunan fungsi paru-paru, yang dapat memengaruhi kemampuan bernapas
  • Ginjal, dapat mengembangkan tekanan darah tinggi dan peningkatan kadar protein dalam urin. Efek yang lebih serius dari komplikasi ginjal adalah krisis ginjal
  • Jantung, jaringan parut pada jantung meningkatkan risiko detak jantung abnormal, gagal jantung kongestif, dan dapat menyebabkan peradangan pada kantung membran yang mengelilingi jantung
  • Kerusakan gigi
  • Sistem pencernaan, menyebabkan mulas, kesulitan menelan, serangan kram, kembung, dan sembelit atau diare
  • Fungsi seksual, pria dapat mengalami disfungsi ereksi, sementara wanita dapat mengurangi lubrikasi seksual dan menyempitkan lubang vagina.

Baca juga: 9 Ciri-ciri Kulit Sensitif yang Baik Dikenali

Pencegahan

Meskipun tidak ada pedoman pencegahan khusus untuk skleroderma, tips berikut ini dapat membantu mengurangi risikonya.

  • Memeriksakan diri secara rutin ke dokter jika memiliki faktor risiko
  • Melakukan tes medis berkala jika sering terpapar zat kimia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau