Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/10/2021, 16:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seiring bertambahnya usia, kemampuan penglihatan pun ikut menurun.

Hal ini dikarenakan otot-otot di sekitar lensa mata yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya agar jatuh tepat di retina, menjadi lebih keras dan kurang elastis.

Hal ini menyebabkan lensa mata tidak dapat berubah bentuk sehingga cahaya tidak jatuh tepat di retina dan gambar yang diterima menjadi kabur.

Baca juga: 2 Hal Penyebab Penglihatan Berkurang saat Usia Bertambah

Kondisi ini sering disebut mata tua atau presbiopia, yaitu kondisi penurunan penglihatan yang menyebabkan lensa mata sulit fokus saat melihat objek pada jarak dekat.

Presbiopia umumnya mulai terjadi ketika seseorang berusia 40 tahun dan sulit untuk mencegah kondisi ini karena merupakan proses penuaan yang pasti dialami semua orang.

Gejala

Dikutip dari Healthline, presbiopia biasanya ditandai dengan penurunan secara bertahap kemampuan membaca atau melakukan aktivitas dari jarak dekat.

Berikut beberapa gejala umum presbiopia:

  • Kelelahan pada mata disertai sakit kepala, terutama setelah membaca atau melakukan aktivitas dengan melihat objek dari jarak dekat
  • Mengalami kesulitan dalam membaca tulisan atau huruf yang berukuran kecil
  • Memerlukan lampu yang lebih terang saat membaca atau melakukan aktivitas dari jarak dekat
  • Cenderung memegang objek atau bahan bacaan lebih jauh agar dapat melihat lebih jelas
  • Penglihatan kabur saat melihat objek atau membaca pada jarak dekat
  • Kebiasaan menyipitkan mata saat melihat objek dekat.

Penyebab

Merangkum Healthline dan Everyday Health, presbiopia terjadi karena pengerasan otot-otot di sekitar lensa mata akibat faktor usia.

Padahal, otot-otot yang mengelilingi lensa mata seharusnya bersifat elastis agar cahaya jatuh tepat di retina, baik pada objek jarak dekat maupun jarak jauh.

Baca juga: Pandangan Kabur

Pengerasan otot-otot di sekitar lensa mata menyebabkan lensa mata menjadi kaku, kurang fleksibel, tidak dapat berubah bentuk, dan menyempit untuk fokus pada objek dekat.

Akibatnya, cahaya tidak dapat jatuh tepat di retina dan lensa mata tidak dapat fokus pada objek jarak dekat sehingga gambar yang diterima menjadi kabur.

Faktor risiko

Menurut Healthline, seseorang yang berusia di atas 40 tahun berisiko mengalami presbiopia.

Namun kondisi ini juga dapat terjadi pada orang yang berusia di bawah 40 tahun. Gejala presbiopia yang muncul lebih awal disebut presbiopia dini.

Berikut beberapa kondisi yang meningkatkan risiko mengalami presbiopia dini:

  1. Menderita anemia
  2. Mengidap diabetes
  3. Memiliki penyakit kardiovaskular
  4. Menderita penyakit autoimun, seperti multiple sclerosis, yaitu gangguan saraf pada otak, mata, dan tulang belakang
  5. Menderita myasthenia gravis, yaitu penyakit autoimun yang menyerang neuromuskular (saraf dan otot)
  6. Memiliki trauma pada mata atau menderita penyakit mata
  7. Insufisiensi vaskular atau gangguan aliran darah
  8. Efek samping obat-obatan tertentu, seperti antihistamin, antidepresan, antipsikotik, dan diuretik.

Baca juga: Bagaimana Darah Tinggi Bisa Menyebabkan Gangguan Penglihatan?

Diagnosis

Mengutip Mayo Clinic, presbiopia didiagnosis melalui uji refraksi untuk menentukan apakah penderita mengidap presbiopia atau gangguan mata lain, seperti rabun dekat dan astigmatisme.

Dokter mungkin juga akan memberikan obat tetes mata untuk melebarkan pupil agar lebih mudah memeriksa bagian dalam mata.

Pemeriksaan mata lengkap secara berkala dapat mengetahui kondisi kesehatan mata dan mendeteksi dini penyakit atau gangguan penglihatan.

Berikut anjuran dokter untuk melakukan pemeriksaan mata secara berkala:

  1. Lima sampai 10 tahun untuk usia di bawah 40 tahun
  2. Dua sampai empat tahun untuk usia 40 sampai 54 tahun
  3. Satu sampai tiga tahun untuk usia 55 sampai 64 tahun
  4. Satu sampai dua tahun untuk usia 65 tahun ke atas

Seseorang yang memiliki penyakit mata atau menggunakan kacamata, mungkin memerlukan pemeriksaan mata lebih sering dari orang normal.

Perawatan

Dilansir dari Cleveland Clinic, presbiopia tidak dapat disembuhkan, penanganan bertujuan untuk membantu mata agar dapat fokus pada objek jarak dekat.

Berikut beberapa metode penanganan presbiopia:

Baca juga: Astigmatisme (Mata Silinder)

  • Kacamata baca

Penderita presbiopi yang tidak memiliki gangguan mata lainnya dapat menggunakan kacamata baca yang dijual bebas untuk melihat objek dari dekat, seperti membaca.

  • Lensa bifokal, trifokal, atau lensa progresif

Penderita presbiopi yang memiliki gangguan mata lain dan menyebabkan mereka menggunakan kacamata, dapat menggunakan ketiga jenis lensa ini untuk mengatasi presbiopia.

Lensa bifokal adalah lensa yang memiliki dua resep berbeda dalam satu lensa kacamata. Lensa ini dapat membantu memperjelas penglihatan jarak dekat dan jarak jauh.

Lensa trifokal adalah lensa yang terdiri dari tiga lensa yang masing-masing untuk mengoreksi gangguan penglihatan jarak dekat, jarak menengah, dan jarak jauh.

Sedangkan lensa progresif mirip dengan lensa bifokal, tetapi memiliki garis pembatas antar ketiga lensa yang tidak tampak pada kacamata.

  • Lensa kontak

Terdapat berbagai lensa kontak yang dapat digunakan sebagai alternatif pengganti kacamata untuk membantu memperjelas pandangan akibat presbiopia.

Baca juga: Apa itu Operasi Lasik Mata?

  • Bedah refraktif, seperti:

  1. Operasi LASIK (Laser-Assisted in situ Keratomileusis)
    Prosedur ini dapat menangani beberapa gangguan penglihatan, seperti rabun jauh (miopia), presbiopia, rabun dekat (hiperopia), dan astigmatisme
  2. Photorefractive keratectomy
    Prosedur ini bertujuan untuk membentuk kembali lapisan kornea dan memperbaiki bentuk kornea yang abnormal dengan menggunakan laser
  3. Small Incision Lenticule Extraction (SMILE)
    Metode operasi mata dengan menggunakan laser untuk memperbaiki kondisi mata pada penderita presbiopia.
  • Implan lensa

Prosedur ini bertujuan untuk mengganti lensa mata penderita presbiopia dengan lensa buatan (lensa intraokular)

  • Inlay kornea

Dokter akan memasukkan ring berbahan plastik yang sangat kecil ke dalam kornea untuk mengubah lengkungan kornea sehingga penderita dapat melihat objek pada jarak dekat.

Komplikasi

Menurut Healthline, presbiopia yang tidak ditangani dengan baik dapat menjadi semakin parah yang mengakibatkan penderita kesulitan melakukan pekerjaan dan beraktivitas.

Presbiopia yang dibiarkan tanpa penanganan juga menyebabkan mata bekerja lebih keras sehingga mata menjadi lelah dan muncul sakit kepala.

Baca juga: 6 Cara Mudah Jaga Kesehatan Mata

Pencegahan

Merangkum Everyday Health dan Mayo Clinic, tidak ada cara efektif untuk mencegah presbiopia.

Namun, terdapat beberapa cara untuk menjaga kesehatan mata dan kualitas penglihatan, yaitu:

  1. Lakukan pemeriksaan mata secara berkala
  2. Lakukan pemeriksaan rutin untuk mengatasi penyakit yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan, seperti diabetes dan hipertensi
  3. Gunakan kacamata pelindung saat melakukan aktivitas yang berisiko menyebabkan cedera mata
  4. Gunakan kacamata hitam saat berada di luar ruangan untuk melindungi mata dari paparan sinar ultraviolet (UV)
  5. Konsumsi makanan sehat yang kaya antioksidan, vitamin A, dan beta karoten untuk menjaga kesehatan mata
  6. Gunakan kacamata yang sesuai dengan kondisi penglihatan
  7. Pastikan pencahayaan cukup saat melakukan aktivitas agar mata tidak lelah
  8. Lakukan olahraga secara teratur
  9. Berhenti merokok
  10. Minum air putih cukup
  11. Batasi konsumsi alkohol
  12. Segera lakukan pemeriksaan dengan dokter jika mengalami gangguan penglihatan, seperti kehilangan penglihatan tiba-tiba pada salah satu mata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com