Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 09/03/2022, 18:36 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Dr.dr. Pudjo Rahasto,Sp.JP(K), FIHA
Divalidasi oleh:
Dr.dr. Pudjo Rahasto,Sp.JP(K), FIHA

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Mayapada Hospital Tangerang. www.mayapadahospital.com

KOMPAS.com - Aritmia jantung adalah kondisi saat detak jantung tidak teratur.

Masalah irama jantung (aritmia jantung) terjadi saat sinyal listrik yang mengkoordinasikan detak jantung tidak bekerja dengan baik.

Gangguan impuls sinyal dapat menyebabkan jantung berdetak terlalu cepat (takikardia), terlalu lambat (bradikardia), atau tidak teratur.

Baca juga: Aritmia (Gangguan Irama Jantung): Jenis, Gejala, Penyebab

Jenis

Secara umum, aritmia jantung diklasifikasikan berdasarkan kecepatan denyut jantung, yaitu:

  • takikardia: denyut jantung cepat (lebih besar dari 100 denyut per menit dalam kondisi istirahat)
  • bradikardia: denyut jantung lembat (lebih rendah dari 60 denyut per menit dalam kondisi istirahat)
  • aritmia supraventricular: aritmia yang terjadi di atria (jantung bagian atas)
  • aritmia ventrikular: aritmia yang terjadi di ventrikel (jantung bagian bawah)
  • bradiaritmia: irama jantung lambat yang mungkin disebabkan oleh penyakit pada sistem konduksi jantung, seperti nodus sinoatral (SA), nodus atrioventrikular (AV), atau jaringan His-Purkinje

Jenis Takikardia

  • Supraventrikular. Terjadi saat sinyal listrik pada ruang atas jantung tidak berfungsi dan menyebabkannya berdetak lebih cepat. Akibatnya, area tersebut tidak terisi darah sebelum berkontraksi dan mengurangi aliran darah ke seluruh tubuh.
  • Ventrikel. Kondisi saat detak jantung cepat dimulai pada area bawah jantung. Sinyal listrik ‘menyala’ dengan cara yang salah. Sama halnya, hal ini mengakibatkan area tersebut tidak terisi darah dan mengurangi aliran darah ke seluruh tubuh.
  • Takikardia sinus. Terjadi saat alat pacu jantung secara alami mengirimkan sinyal listrik lebih cepat dari biasanya. Detakan cepat dan bergerak sebagaimana mestinya.

Jenis Bradikardia

  • Sindrom sinus sakit. Nodus sinus bertanggung jawab mengatur kecepatan jantung. Jika tidak bekerja dengan baik, detak jantung dapat bergantian antara terlalu lambat atau cepat. Sindrom sinus sakit dapat disebabkan oleh jaringan parut di dekat simpul sinus yang memperlambat, mengganggu, atua menghalangi jalannya impuls.
  • Blok Konduksi. Blok jalur listrik jantung dapat menyebabkan sinyal yang memicu detak jantung melambat atau berhenti.

Baca juga: 5 Gejala Aritmia Jantung yang Perlu Diwaspadai

Gejala

Gejala yang timbul saat aritmia, meliputi:

  • detak jantung cepat atau lambat secara tidak normal
  • detak tidak teratur
  • sakit kepala ringan atau pusing
  • sakit dada
  • sesak napas
  • berkeringat.

Gejala lain dapat termasuk:

  • kecemasan
  • kelelahan
  • pingsan (sinkop) atau hampir pingsan.

Penyebab

Semua orang dapat mengalami aritmia bahkan jika sedang sehat. Penyebab aritmia dapat meliputi:

  • penyakit jantung
  • keseimbangan elektrolit yang salah (seperti natrium atau kalium) dalam darah
  • cedera atau perubahan jantung, seperti berkurangnya aliran darah atau jaringan jantung yang kaku
  • proses penyembuhan setelah operasi jantung
  • obat-obatan tertentu
  • masalah dengan sinyal listrik pada jantung
  • emosi, stres, atua kejutan yang kuat
  • hal dalam kehidupan sehari-hari, seperti alkohol, tembakau,atau olahraga.

Baca juga: 7 Tanda Penyakit Jantung Aritmia yang Perlu Diwaspadai

Faktor risiko seseorang mengalami aritmia, yaitu:

  • umur: risiko bertambah seiring bertambahnya umur
  • genetik: risiko lebih tinggi jika terdapat kerabat yang memiliki riwayat aritmia atau penyakit jantung lainnya
  • gaya hidup: rokok, tembakau, atau jenis obat-obatan rekreasional
  • kondisi medis: tekanan darah tinggi, diabetes, gula darah rendah, obesitas, apnea tidur, atau gangguan autoimun
  • lingkungan: hal di sekitar seperti polusi udara.

Diagnosis

Jika memiliki gejala aritmia, periksakan diri ke kardiologis untuk memastikan apa yang terjadi.

Beberapa tes yang dapat mendiagnosis aritmia, yaitu:

  • Elektrokardiogram (EKG). Alat untuk merekam aktivitas listrik jantung. Pemeriksaan EKG juga dapat dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan lain, seperti tilt table test dan exercise test.
  • Tes darah. Untuk mengetahui adanya infeksi, hipotiroid, atau gangguan elektrolit yang dapat menyebabkan bradikardia.
  • Pencitraan sumber magnetik. Tes ini mengukur medan magnet pada otot jantung dan mencari kelemahannya.
  • Pemeriksaan lainnya yang berkaitan dengan kondisi tidur (apabila penderita mengalami sleep apnea).

Perawatan

Penanganan aritmia tergantung pada jenis dan tingkat keparahan. Dalam beberapa kasus, tidak diperlukan pengobatan.

Baca juga: 15 Penyebab Penyakit Jantung Aritmia

Beberapa pilihan opsi penanganan dapat meliputi:

  • obat-obatan: untuk menghentikan atau mencegah, serta mengontrol laju aritmia
  • kardioversi listrik: penggunaan listrik untuk menyetrum jantung kembali ke ritme normal saat dibius
  • ablasi kateter: perawatan ‘lubang kunci” di bawah anestesi lokal atau umum yang melibatkan penghancuran jaringan rusak di jantung yang menyebabkan aritmia
  • alat pacu jantung (pacemaker): perangkat kecil yang ditanam di dada, menghasilkan sinyal listrik agar jantung berdetak pada tingkat normal
  • implan cardioverter defibrillator (ICD): perangkat mirip alat pacu jantung yang memantau irama jantung dan menyetrum jantung kembali ke ritme normal saat dibutuhkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com